Healing dengan Praktik “Tombo Ati”

KhazanahHikmahHealing dengan Praktik "Tombo Ati"

Healing menjadi tren yang masyhur di kalangan masyarakat kini. Biasanya karena beban kerja yang berat, kelelahan mental, fisik, hingga emosional, healing dengan berwisata atau staycation di hotel pun menjadi pilihan yang jamak diambil. Konsep healing kemudian seolah tereduksi, sekadar dimaknai sebagai jalan-jalan melepas penat dengan ongkos yang tak murah. Pemulihan diri sebetulnya tak mesti ribet. Syair “Tombo Ati” yang dulu kerap terdengar dari pengeras suara masjid, surau setelah kumandang azan, atau kini familiar dengan versi yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, adalah tawaran konseptual untuk pemulihan diri (healing).

Sebelumnya, perlu terlebih dahulu kita mendudukkan ulang makna healing agar tak hanya terkotak dalam artian refreshing dengan berwisata. Healing ialah proses penyembuhan diri secara psikologis, sebagaimana dituturkan Galang Lufityanto, S.Psi., M.Psi., Ph.D., seorang psikolog UGM dalam laman tirto.id. Dengan demikian, healing adalah upaya menyehatkan psikologis kita. Bukan berarti berlibur sama sekali tak berguna untuk perbaikan atau relaksasi diri. Melainkan kita bisa mencari alternatif yang lebih tepat sasaran dan tak harus memberatkan dalam upaya memulihkan mental.

Tombo Ati merupakan syair penuh spiritualitas yang konon digubah oleh Sunan Bonang. Lain versi, ada yang menyebut konsep Tombo Ati telah ada sejak abad ke-3 Hijriah yang dipaparkan oleh seorang sufi bernama Syekh Ibrahim al-Khawwash. Genealogi yang lebih kuno disampaikan Gus Dur dalam bukunya Islamku, Islam Anda, Islam Kita, bahwa sajak Tombo Ati diciptakan oleh Sayyidina Ali yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa oleh KH. Bisri Mustofa (ayah Gus Mus) dari Rembang.

Ada lima hal yang disebut sebagai obat hati dalam syair Tombo Ati. Yang dalam versi bahasa Indonesia ialah sebagai berikut:

Obat hati ada lima perkaranya. Yang pertama baca Quran dan maknanya. Yang kedua shalat malam dirikanlah. Yang ketiga berkumpullah dengan orang saleh. Yang keempat perbanyaklah berpuasa. Yang kelima zikir malam perpanjanglah. Salah satunya siapa bisa menjalani, semoga Allah Ta’ala mencukupi.

Al Quran yang dipahami dan dihayati, tak hanya dibaca sampai di tenggorakan, akan membuat tenang batin. Dalam memaknai firman Tuhan, kita perlu berusaha menurunkan ayat-ayat langit itu ke dalam dimensi bumi, mengaitkannya dengan unsur kehambaan, kemanusiaan guna membangun kedekatan yang kita kenal. Sedangkan shalat malam adalah ritus yang lebih subtil. Kita diminta menepi di tengah keheningan dan gulita malam untuk bisa berkomunikasi rapat dengan Tuhan. Malam hari mengajarkan kita untuk ambil jarak sejenak dari persoalan kehidupan dunia, menyandarkannya pada pertolongan Allah.

Baca Juga  Ayat untuk Wanita, Bukan Soal Jilbab dan Rumah Tangga Saja

Anjuran mendekati orang saleh ialah sarana untuk menyalurkan kehendak manusiawi kita yang ingin didengar, dengan berkonsultasi pada kalangan berilmu yang terarah. Dialog berpotensi membentuk kesadaran diri yang bisa ditempuh bersama melalui tindakan kolektif dengan orang-orang saleh tersebut. Kemudian praktik puasa merupakan tempaan fisik yang akan berpengaruh pada perbaikan emosional-spiritual. Paling tidak hawa nafsu dan empati kita terasah. Terakhir, zikir adalah ritual paling praktikal dalam rangka mencapai kesejahteraan mental dan spiritual. Dalam zikir, kita mengingat, merenung, menyebut-Nya berulang hingga kita terjaga dalam sadar ketuhanan.

Syair Tombo Ati adalah rancangan konseptual yang digubah oleh ulama, sufi, bahkan sahabat Nabi, yang berangkat dari praktik empiris mereka. Artinya, hamba-hamba yang ‘arif billah itu sedang berbagi pengalaman personal tentang penyembuhan diri yang dikristalkan dalam bait syair. Poin-poin yang dituturkan bukan sekadar diksi kosong tanpa tenaga. Mandat syair Tombo Ati dekat dengan praktik-praktik asketis yang menuntut aktivasi sisi dalam diri kita. Kian diasah, kian piawai kita dalam menggerakkan tuas diri, bisa memetakan kondisi pribadi hingga mampu mencari jalan untuk pemulihan.

Tawaran demikian barangkali terkesan terlalu religious-oriented. Tapi bukankah pada satu titik tiap jiwa kita merasakan keterpisahan menyakitkan. Terpisah dari sesuatu yang asing namun dekat dan terasa akrab, yang dalam konsep populer ialah Tuhan. Dalam hal ini, pasal-pasal keagamaan seperti yang tercantum dalam syair itu menjadi relevan, sebab beragama adalah salah satu jalan untuk mendekati Tuhan.

Akhir bait syair menunjukkan spirit tawakal. Manakala telah berusaha menjalani salah satu dari yang lima, serahkan urusan kemudian pada Tuhan. Demonstrasi syair ini dalam praktik konkret akan mengantarkan kita pada bentuk diri yang tersadar serta terbuka akan makna yang bisa menjadi energi untuk memulihkan lelah mental, luka batin, emosional, bahkan kebingungan eksistensial. Tombo Ati menawarkan lima pilihan penting dan mendasar untuk dijadikan sebagai termin pemulihan. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.