Etos Kerja adalah Sunnah Nabi SAW

KhazanahHadisEtos Kerja adalah Sunnah Nabi SAW

Islam menyerukan kita untuk bertanggung jawab kepada masyarakat dan bekerja keras untuk memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Setiap orang diharapkan dapat berswasembada. Sebaliknya, mengandalkan orang lain dan meminta tanpa alasan yang sah adalah dosa dalam Islam. Tidak ada berkah dari hasil dari meminta, menumpang, dan bergantung pada kerja kerja keras orang lain. Dalam Islam, meminta hanya diperbolehkan dalam kebutuhan mendesak seperti mengatasi hutang yang besar, mengalami musibah, atau menderita dalam kemiskinan yang parah. 

Nabi SAW mengajarkan agar setiap umatnya mengembangkan etos kerja yang kuat dan bertanggung jawab. Kita harus melakukan yang terbaik untuk menafkahi diri sendiri, keluarga, dan orang lain. Salah satu cara bertanggung jawab adalah dengan menafkahi diri sendiri maupun orang lain, dan menanamkan semangat kerja yang kuat di dalam diri kita. 

Para Nabi adalah contoh terbaik dari kemandirian, kerja keras, dan tanggung jawab. Dengan posisinya yang begitu mulia, Nabi Muhammad SAW tetap menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan melakukan pekerjaan rumah untuk keluarganya. Aisyah ra, istri Nabi SAW, pernah ditanya, “Apa yang dilakukan Rasulullah SAW di rumahnya?”. Aisha ra pun menjawab bahwa, Nabi adalah seorang laki-laki seperti manusia pada umumnya, beliau menjahit bajunya, memerah kambing dan melayani dirinya sendiri. (HR. Tirmidzi) 

Produktif dalam bekerja untuk menafkahi diri sendiri dan keluarga adalah teladan para Nabi. Rasulullah SAW memberitahukan bahwa nabi-nabi Allah terdahulu selalu memiliki kualitas etos kerja yang tinggi. Misalnya Nabi Daud as, tidak akan pernah makan selain dari hasil kerja kerasnya sendiri. Nabi SAW bersabda, Nabi Daud tidak akan pernah makan kecuali dari hasil kerja kerasnya sendiri (HR. Bukhari)

Nabi Daud pun bekerja dengan tangannya sendiri meskipun dia adalah raja dari Bani Israil, bangsa yang besar di zamannya. Nabi Daud as bisa saja menjalani kehidupan yang mewah dan mudah, tetapi dia memberi kita contoh yang sangat baik dan relevan tentang tanggung jawab dan kerja keras seorang manusia.

Baca Juga  Islam Fundamentalis dalam Bingkai Siber  

Demikian juga Nabi Zakaria as, yang mencari nafkah sebagai tukang kayu yang sederhana. Rasulullah saw berkata, Nabi Zakaria as itu adalah seorang tukang kayu (HR. Muslim). Mereka semua adalah para Nabi Allah yang mulia yang bekerja keras untuk dirinya sendiri dan keluarganya, sebagaimana yang patut dilakukan setiap orang. 

Untuk itu, Nabi SAW mengajarkan kepada para sahabat untuk tidak meminta sedekah kepada orang lain. Bahkan, ini adalah bagian dari baiat yang dilakukan beberapa sahabat kepada Nabi. Auf bin Malik ra meriwayatkan bahwa seseorang berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kami telah membaiat dirimu, maka bagaimana cara berbaiat atas dirimu?”

Rasulullah SAW bersabda, Hendaklah kalian beribadah kepada Allah dan janganlah mempersekutukan-Nya. Dirikanlah shalat lima waktu dan dengarkan serta taati perintah pemimpinmu, dan janganlah meminta-minta kepada orang lain. (HR. Ibnu Majah)

Meskipun ada larangan mengemis, kita harus menjawab permintaan pengemis dan memberi mereka sedekah, karena Rasulullah SAW tidak pernah menolak siapapun yang memintanya. Nabi SAW bahkan akan memberi sedekah bahkan kepada pengemis yang kasar dan tidak sopan. Rasulullah SAW mengajarkan etos kerja, produktivitas, dan juga mengajarkan untuk memberi dan berbagi. 

Singkatnya, umat Islam harus mengembangkan etos kerja yang kuat dan bertanggung jawab bagi kehidupannya dan juga orang-orang di sekitarnya. Kita harus melakukan yang terbaik untuk menafkahi diri kita sendiri dan keluarga, daripada mengandalkan amal orang lain. Kita tidak boleh mengemis kecuali benar-benar diperlukan, tetapi kita tetap harus menjawab permintaan pengemis, dan mengulurkan tangan di atas tangan orang lain yang membutuhkan. Bagaimanapun, kita harus berswasembada untuk dapat mengamalkan perkataan Nabi SAW, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.”

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.