Empat Pesan KH. Sholeh Darat untuk Keselamatan Sosial

KhazanahHikmahEmpat Pesan KH. Sholeh Darat untuk Keselamatan Sosial

Syekh Sholeh Darat (1820-1903) merupakan salah satu Ulama Nusantara yang banyak mengeksplorasi dan menyebarkan ajaran Islam tentang pendidikan, hati, dan spiritualitas. Beliau menulis pemikiran pendidikan hati dalam bukunya Minhaj Al-Atqiya’i fi Syarh Ma’rifati Al-Azkiya’i ila Thariqi Al-Auliya’i. Pendidikan hati merupakan sumber keselamatan diri dan masyarakat. Sebagaimana ditemukan dalam gagasa-gagasan KH. Sholeh Darat, pendidikan hati ialah “Ilmu yang membuat hati menjadi baik, menjauhkan diri dari perbuatan buruk seperti kesombongan, iri hati, dan keserakahan terhadap dunia, termasuk penyakit jantung.” (Corak Pemikiran Tasawuf Kyai Saleh Darat Semarang, h.101)

Kitab Minhaj Al-Atqiya’i yang ditulis menggunakan aksara arab jawa atau pegon ini, merupakan terjemahan dan syarah dari Nazam Hidayah al-Azkiya’ila Thariq al-Auliya’ oleh Syekh Zain al-Din al-Malibari. Syekh Sholeh Darat menganggap pendidikan sebagai proses menghilangkan kebodohan dan mencari ilmu. 

Menghilangkan kebodohan adalah jalan agar manusia selamat dari fitnah dunia, murka, konflik sosial, dan fitnah sesama manusia. KH. Sholeh Darat menulis, “Kedue selamete dunyo saking fitnahe lan sangking alane dunyo iku ngelakoni patang perkoro… Ora ngelakoni patano siro maka mesti siro padu tukar maring menuso, maka dadi hasil fitnatu al-Nas.” ( Minhaj Al-Atqiya’i, h.99-100)

Artinya, “Keselamatan dari fitnah dan kejahatan dunia adalah dengan melakukan empat hal… Jika Anda tidak melakukan keempat hal ini, akan terjadi konflik sosial, dan ini adalah fitnah manusia”. KH. Sholeh Darat menjelaskan lebih lanjut bahwa keempat pesan inti tersebut adalah 1) jangan menjadi orang bodoh, 2) jangan menjadi orang yang cepat menghina, 3) jangan mengharapkan pemberian orang lain, dan 4) jadilah orang dermawan.

Bagi Syekh Shaleh Darat, memberantas kebodohan sangat penting bagi manusia karena kebodohan menghilangkan kemuliaan seseorang, menyusahkannya dan menjadi fitnah kehidupan. Oleh karena itu, orang yang bisa menghilangkan kebodohan akan menjadi orang yang berharga, mereka akan menjadi manusia yang dihargai sesama manusia karena ilmunya.

Baca Juga  Menasehati, Bukan Menghakimi

Beliau juga memperingatkan agar tidak menjadi orang bodoh yang mudah menghina orang lain. Bagaimanapun, orang yang berilmu akan mudah menghargai orang lain, dan mereka akan dihargai. Sebaliknya, orang bodoh dengan mudah merendahkan orang lain karena kebodohannya sendiri.

Pada poin ketiga, KH. Soleh Darat menasehati agar kita tidak mengharapkan pemberian orang lain. Beliau menulis, “Ojo ono siro iku njejaluk ing menuso”, yang arrtinya, jangan mengemis kepada orang lain. Hidup adalah kenyataan yang harus dihadapi dengan usaha. Oleh karena itu, hidup dengan mengandalkan pemberian orang lain bukanlah hal yang mulia. 

Terakhir, Syekh Sholeh Darat berpesan untuk menjadi orang yang dermawan. Suka memberi dan berbagi kepada orang lain adalah salah satu jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Orang yang dermawan tentu dicintai orang lain, terutama lagi, Allah mencintai orang-orang yang bersedekah dan dermawan. Oleh karena itu, dengan menjadi dermawan, hidup seseorang akan dipenuhi dengan keselamatan.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.