Mengenang Buya Syafi’i Maarif

KhazanahMengenang Buya Syafi’i Maarif

Negeri kita kehilangan seorang figur negarawan panutan, tokoh cendekiawan Islam modern yang menjembatani keislaman dan kebangsaan, Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif. Beliau dikabarkan meninggal pada hari pagi ini, Jum’at 27 Mei 2022, dalam usia 87 tahun. Wafatnya Buya Syafi’i Maarif menjadi duka yang amat mendalam bagi masyarakat Muslim Indonesia. Beliau telah mendedikasikan hidupnya untuk mencerahkan masyarakat, murid-muridnya menyebut perannya sebagai “merawat kewarasan publik.”

Ahmad Syafi’i Maarif akan dikenang dalam sejarah Indonesia sebagai guru bangsa yang mengaktualkan interpretasi Islam modern dan moderat di Indonesia. Ia terlahir sebagai sosok pemuda idealis dengan keislaman yang kuat. Ketika menceritakan tentang pengalaman belajarnya, Buya Syafi’i senang mengakui proses pergeseran paradigma intelektual yang cukup intens dalam dirinya. Terutama saat memperoleh kesempatan untuk melanjutkan kuliah ke Amerika, ketika ia tergabung dalam Muslim Student Association (MSA) yang melahap ide-ide negara Islam. 

Di lingkungan kemahasiswaan yang terpengaruh pan-Islamisme tersebut, Buya Syafi’i berkutat dengan pemikiran-pemikiran tokoh politik Islam seperti al-Maududi, Iqbal, dan Hassan al-Banna. Ia sempat merindukan negara Islam versi Ikhwanul Muslimin, namun Buya Syafii tidak berhenti sampai disitu, terutama dalam mengkaji dan menggali pengetahuan. Hingga perjalanan intelektualnya yang panjang membawanya pada kematangan pemikiran tentang keislaman, kenegaraan, dan kemanusiaan, yang melahirkan ide-ide demokrasi dan keadilan yang khas dari Buya Syafi’i.

Tokoh bangsa berdarah Minang yang lahir tahun 1935 ini, berhasil mencapai puncak prestasi akademiknya dengan meraih gelar Ph.D dalam bidang pemikiran Islam, dari University of Chicago. Tidak tanggung-tanggung, penelitian ilmiahnya tentang Politik Islam dan demikrasi di Indonesia disusun dalam disertasi yang rampung di bawah bimbingan pemikir Islam modern terkemuka, Fazlur Rahman. 

Baca Juga  Sutayta Al-Mahamali Ilmuwan Matematika Abad 10

Sepanjang hidupnya yang penuh dengan aktivitas literasi, Buya Syafi’i mencurahkan seluruh perhatiannya untuk menghadapi masalah kebangsaan. Ia aktif menuangkan ide-ide yang merajut keharmonisan antara keberagamaan, kenegaraan, dan keindonesiaan. Buya Syafi’i adalah tokoh kunci dalam menanamkan nilai-nilai politik yang adil, bermartabat, dan tulus dalam mengelola negara. Untuk itulah namanya dikenal sebagai salah seorang tokoh negarawan yang turut merawat NKRI dengan kebijaksanaan dan kewibawaannya.

Buya Syafi’i Maarif juga akan dikenang sebagai tokoh intelektual yang melahirkan intelektual muda lainnya dengan mendirikan Maarif Institute. Beliau juga terus dihormati sebagai salah satu pemimpin Muhammadiyah yang memiliki pemikiran otentik. Dalam ranah personal, orang-orangnya akan sangat merindukan sosoknya yang humble, adil, egaliter, humanis dan humoris. Tidak ada yang bisa meragukan reputasi intelektual buya Syafi’i yang cemerlang, namun beliau selalu hadir dengan kerendahan hati, “tidak usah dipanggil ‘Buya’, cukup dengan nama saja” ucap Buya Syafi’i sesekali untuk mengikis kesan “tinggi” dalam namanya.

Banyak yang akan kita kenang selamanya dari sosok bapak bangsa, Ahmad Syafi’i Ma’arif.  Beliau telah meninggalkan warisan kekayaan intelektual yang terdokumentasikan dengan baik dalam karya tulisnya di sepanjang hidupnya. Setelah kepergiannya, ide-idenya akan tetap hidup dan menginspirasi bangsa Indonesia untuk menjunjung martabat kemanusiaan, kebudayaan, keadilan, dan cinta-kasih.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.