Menghargai Waktu, Setiap Detik Jadi Ibadah

KhazanahHikmahMenghargai Waktu, Setiap Detik Jadi Ibadah

Waktu berjalan dalam rentang waktu yang selalu sama. Namun, di saat kita sibuk dan melakukan banyak hal, terkadang waktu terasa berlalu begitu cepat. Ada kalanya pula, waktu terasa berjalan lambat, apalagi saat kita merasa sedih atau mengalami hari yang buruk. Sebenarnya, itu tergantung pada sikap kita terhadap waktu. Setiap orang memiliki panjang waktu yang sama dalam setiap harinya, sedangkan yang berbeda adalah cara menghargai dan mengatur setiap waktu kita yang terus berjalan. Tidak masalah waktu berlalu cepat tau lamban, jika setiap detiknnya dapat bernilai kebaikan dan ibadah.

Setiap Muslim perlu benar-benar mengenali nilai waktu. Kita harus selalu mengingatkan diri kita sendiri tentang keagungan waktu yang diberikan Allah sebagai nikmat yang sangat mahal. Waktu banyak disebutkan dalam al-Quran dalam berbagai ayat yang menggambarkan keagungannya. Allah yang mengatur waktu agar terus berputar secara teratur, terutama dengan matahari dan bulan yang menyebabkan siang dan malam (QS. Ibrahim:33, QS. An-Nahl:12)

Allah juga mengingatkan kita akan keagungan nikmat ini ketika Dia bersumpah dengan berbagai penanda dan simbol waktu di  dalam Al-Qur’an, di antaranya,  demi malam, demi siang (QS. al-Lail: 1-2), demi pagi (QS. Al-Mudatsir: 34), demi fajar (QS. al-Takwir: 18) , demi masa (QS. Al-Ashr: 1), dan banyak lainnya. Ayat-ayat itu pendek dan tegas agar mudah diingat serta direnungkan. Sumpah Allah SWT tentang waktu, memberikan kita  momen luar biasa untuk benar-benar menyadari betapa berharga dan pentingnya waktu yang kita nikmati saat ini.

Karena waktu adalah anugerah yang paling berharga dan bermanfaat bagi setiap manusia. Orang-orang yang menyia-nyiakan waktu tentu akan menyesal di kemudian hari. Banyak orang merasa tidak sempat berbuat baik dengan alasan kekurangan waktu untuk melakukan kebaikan. Itu adalah pikiran keliru yang ditegur oleh Allah SWT di dalam al-Quran, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan kepada mereka), “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? (QS. Fatir:37) 

Waktu yang kita miliki saat ini adalah waktu yang cukup bagi kita untuk berpikir dan bertindak demi kebaikan di dunia dan nasib kita di akhirat kelak. Jadi kita perlu memikirkan dan merencanakan bagaimana memanfaatkan waktu setiap hari. Waktu bagaikan brankas tempat kita menyimpan dan mengembangkan amal kita. Waktu kita terbatas, tidak dapat dikembalikan, ditukar atau dialihkan dari orang lain. Siapapun akan rugi jika tidak memanfaatkan waktunya di dunia ini dengan sebaik mungkin. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits, “Jadilah di dunia ini seolah-olah kamu adalah orang asing atau musafir” (HR. Bukhari). Jadi, setiap Muslim perlu menyadari bahwa hidup hanyalah perhentian singkat dalam perjalanan ke akhirat. 

Baca Juga  Lailatul Qadar Malam Pencerahan

Ketika kita sadar akan kematian dan keterbatasan waktu yang kita miliki, kita akan memiliki ambisi besar dan motivasi untuk manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, serta bekerja keras demi kesuksesan di dunia dan di akhirat. Dengan waktu yang kita miliki saat ini, kita tentu dapat melakukan perubahan. Tidak perlu perubahan revolusioner dan drastis dan membuat. Merubah aktivitas sehari-hari menjadi ibadah, cukup dengan niat yang benar. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niat” (HR. Bukhari)

Selain dalam ibadah kita sehari-hari, setiap tindakan sederhana yang kita lakukan juga bisa menjadi lebih berarti dengan niat dan kesadaran terhadap Allah SWT. Misalnya, pekerjaan kita sehari-hari di kantor bisa menjadi ibadah, jika diiringi dengan niat untuk mencari nafkah dan memberikan rezeki yang baik untuk keluarga. Berlibur bersama keluarga juga bisa menjadi pahala, jika diniatkan untuk memperkuat ikatan keluarga karena Allah SWT. Bahkan, ikut serta dalam olahraga pun bisa bernilai ibadah jika kita berniat untuk menjaga tubuh kita. Semua bentuk berbuat sederhana dalam mensyukuri nikmat dan menunaikan tanggung jawab yang telah diberikan Allah swt kepada kita, adalah ibadah jika kita menyertainya dengan niat baik. 

Intinya, kita dapat mengekstrak nilai spiritual dari setiap detik kehidupan kita. Kita hanya perlu senantiasa menyadari bahwa kita berada di dunia ini untuk mengabdi kepada Allah SWT, melakukan ibadah, melayani masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya, karena itu tidak akan pernah sia-sia. Oleh karena itu kita harus selalu mengaitkan aktivitas kita sehari-hari dengan konsep ibadah yang luas dalam Islam. Dengan menyadari dan menghargai betapa berharganya nilai waktu yang kita miliki saat ini, semoga kita selalu dapat mengatur niat dan mengingat Allah SWT dalam setiap aktivitas yang mengalirkan waktu kita.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.