Tidak Ada Zakat bagi Belalang

KhazanahHumorTidak Ada Zakat bagi Belalang

Wajib bagi setiap Muslim mukallaf mengamalkan zakat sebagai rukun Islam yang ketiga. Zakat diberlakukan sebagai tujuan untuk membersihkan harta yang selama ini merasa sepenuhnya adalah milik kita, ternyata ada hak orang lain di dalamnya. Adapun zakat juga sebagai ajaran agama yang mengedepankan sikap sosial untuk senantiasa berbagi kepada yang membutuhkan.

Suatu ketika, Sebagian besar wilayah Persia terkena serangan hama (belalang). Kabar itu pun terdengar ke telinga Gawwam al-Mulk. Konon, seluruh hasil pertanian di daerah Fasa telah hancur akibat serangan hama belalang tersebut. Berita ini mengundang keprihatinan dan mencemaskan Gawwam, apalagi ia memiliki ladang sawah di daerah tersebut. Akhirnya, ia memutuskan turun ke bawah dan mengecek langsung lapangan.

Gawwam dan rombongannya berangkat menuju ladang, termasuk di dalamnya Bannan al-Mulk dan Murad Khan berjalan menuju lokasi bencana. Sampai di lokasi, mereka berkeliling ladang dan melihat tak ada satu tangkai pun yang terselamatkan, semuanya ludes dimakan belalang. Ini bencana hebat yang tentu sangat merugikan para petani.

Rombongan tersebut terus berkeliling untuk lebih memastikan akan bencana hama yang terjadi di ladang. Syahdan, tibalah mereka di suatu area persawahan yang tak tersentuh oleh hama. Tanaman gandumnya masih utuh, meski ladang yang bersebelahan dengannya tandas di lumat belalang. Mereka terheran-heran, Gawwam spontan bertanya. “Siapakah yang menanam ladang ini dan milik siapa ladang ini?”

“Ini milik si fulan, seorang penjahit pakaian di pasar kota Fasa,” jawab salah seorang anggota rombongan. “Kalau begitu, aku ingin bertemu dengannya”. Mendengar Gawwam berkata demikian, anggota rombongan saling bertatapan menentukan siapa yang harus memanggil si fulan datang menghadap Gawwam.

“Bagaimana kalau engkau saja yang pergi menemui si fulan”, pinta salah seorang anggota rombongan kepada Murad Khan. Murad pun pergi ke pasar mencari si fulan sampai ketemu.

Baca Juga  Ketum PP Muhammadiyah: NKRI Sudah Sesuai Syariat Islam

“Gawwam menyuruhku untuk menjemputmu,” ucap Murad kepada si fulan.

Dia malah cuek dan berkata, “Saya tidak ada urusan dengan Gawwam. Suruh saja dia kemari menemuiku.” Murad membujuknya dengan berbagai cara dan akhirnya ia bersedia menemui Gawwam.

Setelah bertemu, Gawwam bertanya kepada si penjahit itu, “Apakah bibit di ladangmu ini milikmu dan apakah engkau sendiri yang menyemainya?.”

Di menjawab, “Ya, benar”

Gawwam Kembali bertanya, “Lantas mengapa belalang-belalang memakan semua tanaman di sebagian besar ladang, sementara ladangmu tidak?.”

Dia pun menjawab, “Mengapa heran, sebelum memanennya aku selalu mengeluarkan zakat untuk mereka yang berhak dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan keluargaku. Jadi tak ada jatah yang tersisa dari hasil panen ini untuk belalang.”

Gawwam menyatakan kekagumannya atas kehebatan penjahit itu.

Sumber buku: Ketawa Sehat Bareng Ahli Fikih, Khaeron Sirin (2016).

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.