Cara Mengetahui Hadis Palsu menurut Syeikh Mahmud Thahhan

KhazanahHadisCara Mengetahui Hadis Palsu menurut Syeikh Mahmud Thahhan

Sampai hari ini, hadis palsu masih eksis dan terus beredar. Hadis palsu (maudhu’) merupakan ucapan mengada-ada atau kebohongan yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Riwayat palsu diproduksi untuk tujuan dan motif yang beragam. Informasi palsu tersebut diedarkan kepada masyarakat dengan mencatut nama Rasulullah demi popularitas, motif politik, menjilat penguasa, hingga untuk memotivasi orang berbuat baik. Apapun motifnya, sengaja menyebarkan hadis palsu, terlebih membuatnya adalah perbuatan terlarang.

Maraknya peredaran hadis palsu menyebabkan keresahan tersendiri. Bahkan meskipun ada hadis maudhu’ yang muatannya adalah kebaikan, tapi kebanyakan menimbulkan dampak buruk, antara lain perpecahan umat juga pencideraan terhadap marwah Rasulullah SAW dan spirit Islam. Maka dari itu, ulama hadis merumuskan cara untuk mengetahui hadis palsu. Syeikh Mahmud Thahan dalam kitab Taysir Mushthalah al-Hadis menyebutkan empat cara bagaimana hadis maudhu’ dapat diketahui tanpa perlu meneliti sanadnya secara detail.

Pertama, adanya pengakuan dari pemalsu hadis. Seperti halnya pengakuan Abu Ishmah ibn Abi Maryam, bahwa ia memalsukan hadis mengenai keutamaan-keutamaan surat dalam al-Quran. Riwayat buatannya itu ia nisbatkan pada Ibn Abbas.

Kedua, dengan verifikasi yang serupa dengan pengakuan. Misalkan, seorang perawi meriwayatkan hadis dari seorang guru. Proses verifikasi dilakukan dengan menanyai kapan perawi tersebut lahir. Jika tahun lahir si perawi setelah tahun wafat gurunya, dan hadis itu tak dikenal selain dari si perawi ini, maka dapat dipastikan hadisnya mengada-ada. Karena ia sejatinya tak pernah semasa apalagi bertemu dengan guru yang ia sebutkan dalam silsilah sanad, dan tak ada perawi lain yang meriwayatkan hadis serupa.

Ketiga, melihat indikasi dalam matan hadis. Dilakukan dengan menelaah redaksi hadis dan rasa bahasanya. Adakah keganjilan atau makna yang rusak. Riwayat palsu sering kali tata bahasanya tidak bagus dan pemahamannya bertentangan dengan al-Quran.

Baca Juga  R.A Kartini pun Ngaji Pada Kiai

Keempat, mengidentifikasi sosok perawi. Sebab, ada perawi yang fanatik pada ideologi yang dipegang, sehingga dalam meriwayatkan acap kali terlalu berlebihan atau condong pada ideologinya. Contohnya, seorang perawi Rafidhi biasanya begitu fanatik pada ideologinya. Untuk itu, periwayatannya yang terkait Ahlul Bait perlu diverifikasi lebih lanjut.

Dalam memalsukan hadis, ada dua cara yang biasanya dilakukan para pemalsu hadis menurut Syeikh Mahmud Thahan. Ada kalanya ia merangkai redaksi sendiri lalu memalsukan sanad dan meriwayatkannya, maupun dengan mengambil perkataan orang-orang bijak atau masyhur kemudian membuat rangkaian sanadnya.

Mengetahui palsu tidaknya hadis memang bukan perkara gampang. Dan tak bisa dilakukan sembarang orang kecuali para pakar hadis dan ilmu hadis. Namun demikian, para ulama hadis telah melakukan penelitian menyeluruh dan menghasilkan banyak karya mengenai kumpulan riwayat palsu serta biografi para perawi. Di masa sekarang kita bisa dengan mudah mencari tahu dan mengaksesnya untuk memastikan apakah hadis yang kita dengar itu sahih, dhaif, atau bahkan palsu.

Empat cara yang dirangkum Syeikh Mahmud Thahan di atas juga merupakan alternatif untuk memudahkan menilai palsu tidaknya suatu hadis. Semacam perangkat sederhana untuk melihat gejala-gejala yang biasa menjangkiti riwayat palsu. Hadis palsu adalah seburuk-buruknya hadis, hingga sejumlah ulama ada yang mengatakan, bahwa hadis palsu bukanlah hadis lalu membuat klasifikasi tersendiri untuknya, karena dianggap bukan bagian dari kategori hadis-hadis lemah (dhaif). Demikian beberapa cara yang dapat dioperasikan untuk lebih berhati-hati ketika menelaah hadis. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.