Nur Rofiah: Al-Quran Mengubah Cara Pandang terhadap Pengalaman Biologis Perempuan

BeritaNur Rofiah: Al-Quran Mengubah Cara Pandang terhadap Pengalaman Biologis Perempuan

Perempuan mengalami pengalaman biologis yang berbeda dari laki-laki. Tidak seperti laki-laki yang organ reproduksinya hanya berperan untuk memproduksi dan mengeluarkan sperma. Pengalaman biologis perempuan jauh lebih kompleks, seperti menstruasi, hamil, nifas, melahirkan, menyusui. Pengalaman ini hampir tidak dapat dikatakan ringan atau biasa-biasa saja, sebagiannya menyakitkan bahkan mempertaruhkan nyawa, misalnya pengalaman melahirkan. 

Islam memberi perhatian besar terhadap pengalaman biologis perempuan melalui al-Quran. Dalam sesi podcast bertajuk “Islam Tidak Setengah-setengah dalam Memperjuangkan Perempuan” bersama Fatayat NU DIY,   Dr. Nur Rofiah menegaskan bahwa al-Quran telah mengubah cara pandang manusia tentang pengalaman biologis perempuan, dari yang awalnya dianggap kutukan, pengalaman menjijikan, hina, menjadi suatu hal yang mulia dan bernilai sebagai jasa perempuan bagi umat manusia.

“Dulu, zaman jahiliyah, pengalaman perempuan yang berdarah-darah itu dijadikan alasan untuk menistakan perempuan” ucapnya. Dr. Nur menerangkan bahwa di dalam al-Quran, pengalaman perempuan itu justru menjadi alasan agar umat manusia menghargai dan berterimakasih kepada perempuan. Ia mengutip QS. Luqman ayat 14 yang berbunyi, Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang berlipat-lipat, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu (QS. Luqman: 14).

Menurut doktor di bidang tafsir al-Quran ini, di dalam ayat tersebut al-Quran menyebutkan pengalaman biologis perempuan secara komplit, sebab diantara proses mengandung sampai menyapih dua tahun itu, ada kehamilan, melahirkan, nifas, menstruasi, dan menyusui. Rincian pengalaman biologis perempuan ini langsung diikuti perintah agar manusia bersyukur kepada Allah SWT dan berterimakasih kepada kedua orang tua, terutama ibu.

Dr. Nur menjelaskan, “Manusia itu diminta bersyukur pada Allah, dan berterima kasih pada dua orang tua khususnya Ibu, karena kan ayat ini bicara pengalaman Ibu. Artinya apa? al-Quran mengubah cara pandang pengalaman biologis khas perempuan ini dari semula sebagai alasan untuk menistakan, menjadi alasan untuk berterima kasih dengan memuliakannya. Berterima kasih itu disejajarkan dengan anisykur li (Bersyukurlah kepada Ku). Berarti  manusia itu tidak tidak dianggap bersyukur pada Allah kalau tidak mampu berterima kasih pada perempuan sebagai ibu kehidupan, apa gak dahsyat itu?”

Baca Juga  Hukum Shalat Salah Arah Kiblat

Ia juga menerangkan bahwa ‘manusia’ yang yang dimaksud di sini adalah semua orang dalam kapasitasnya masing-masing, bukan hanya anaknya saja, tetapi siapa saja, pemerintah, para ahli, keluarga dekat, dan masyarakat pada umumnya. Dan cara berterimakasihnya ialah dengan turut meringankan pengalaman biologis perempuan ini, tidak memperberatnya dengan pengalaman sosiologis yang tidak adil. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan membuat kebijakan, perlindungan, fasilitas, pelayanan yang baik, pendidikan, dan lain sebagainya sesuai kapasitas setiap orang.

“Sebagai mubaligh-mubalighat, berterima kasihlah pada perempuan sebagai ibu kehidupan dengan menyebarkan pandangan keagamaan yang meringankan bebannya, jangan malah memperberat. Sebagai suami, sebagai bapak, sebagai adik, sebagai kakak sebagai apapun itu, kita diminta berterima kasih kepada perempuan sebagai ibu kehidupan” pungkasnya.

Singkatnya, ayat al-quran telah memberi memberi wasiat yang kuat bagi kita untuk menghargai dan memberikan dukungan kepada perempuan, terutama dalam menjalani pengalaman biologisnya yang sangat kompleks. Pengalaman biologis perempuan adalah suatu anugerah Tuhan demi keberlangsungan kehidupan yang patut membuat kita bersyukur kepada Allah SWT, sekaligus mendorong kita untuk berterima kasih kepada perempuan yang telah menjadi wadah bagi anugerah yang amat penting tersebut.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.