Shalat Tanpa Jumlah Rakaat

KhazanahHumorShalat Tanpa Jumlah Rakaat

Pada umumnya kita mengetahui, bahwa setiap shalat baik fardhu maupun sunah memiliki jumlah rakaat. Namun, menurut Sayyid Sabiq seorang ahli fikih kontemporer dari Mesir menyebutkan, shalat sunnah terbagi dengan dua macam, shalat tathawwu mutlak dan tathawu muqayyad (terikat jumlah rakaatnya). Shalat tathawwu mutlak adalah shalat yang tidak terbatas jumlah rakaatnya. Jika seseorang melaksanakan shalat tathawwu mutlak, dia boleh menghentikan shalatnya dengan salam pada akhir rakaat berapa saja yang dia mau. walaupun Cuma satu rakaat, seratus rakaat ataupun lebih.

Dalam buku Ketawa Sehat Bareng Ahli Fikih (2016), shalat seperti ini pernah dilakukan oleh sahabat Abu Dzar Al-Ghifari (w. 322 H). Ketika itu Al-Ahnaf bin Qais sedang duduk santai sambil berzikir (I’tikaf) di sebuah masjid. Dalam keasyikannya itu, tanpa sadar ia memperhatikan Abu Dzar Al-Ghifari yang tengah shalat sendirian. Tanpa terasa, ia sudah lama sekali memerhatikan Abu Dzar Al-Ghifari shalat dan tak kunjung selesai. Lama sudah diperhatikannya Abu Dzar Al-Ghifari shalat dengan banyak rakaat, tetapi tidak sekalipun ia melakukan duduk tahiyat akhir atau salam. Dalam hatinya, Ahnaf bergumam shalat apakah gerangan yang dilakukan Abu Dzar Al-Ghifari tersebut.

Dengan Sabar dan semangat Al-Ahnaf bin Qais menunggu Abu Dzar menyelesaikan shalatnya. Abu Dzar kembali menunaikan shalat yang tak menentu rakaatnya dan semakin membuat heran Al-Ahnaf.

Tiba waktunya  Abu Dzar Al-Ghifari selesai shalat, ia langsung mengahmpiri dan menanyakan padanya. “Wahai Abu Dzar, sedari tadi aku memperhatikanmu shalat sangat lama sekali dan tak terhitung jumlah rakaatnya. Sedangkan engkau hanya melakukan sekali salam. Sebenarnya engkau sedang melakukan shalat apa?”, tanya Ahnaf yang penasaran.

Abu Dzar Al-Ghifari hanya menjawab singkat, “Barusan aku melakukan shalat sunah”.

Baca Juga  Belajar Humor dari Abu Nawas

Ahnaf yang masih penasaran kembali mencecar pertanyaan, “Shalat sunnah apa, kenapa banyak sekali jumlah rakaatnya. Memang berapa rakaat shalat yang kamu kerjakan tadi dalam sekali salam.”

Abu Dzar Al-Ghifari, “Aku tidak tahu berapa rakaat yang aku kerjakan.”

“Bagaimana bisa kamu tidak tahu? Bukankah shalat itu ada jumlah rakaatnya?” Tanya Al-Ahnaf menyelidik.

Abu Dzar Al-Ghifari, “Memangnya kenapa? Kalaupun aku tidak tahu berapa jumlah rakaat yang telah aku kerjakan, toh Allah Maha Tahu.” (HR. Al-Baihaqi dan Al-Darimi)

Walhasil, jika kita menemui seseorang yang tengah shalat dengan jumlah rakaat yang banyak dan hanya memberi satu salam, maka sudah tidak terkejut lagi karena kita sudah mengetahui fikihnya terkait shalat sunah tathawu mutlak. Selagi tidak menghambat pekerjaan lain, sejatinya setiap ibadah yang dilakukan dengan ikhlas adalah ibadah yang diterima, insyaallah.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.