Islam Menggembirakan, Tidak Menakutkan

KhazanahHikmahIslam Menggembirakan, Tidak Menakutkan

Sampai saat ini, kita masih menyaksikan keberagamaan yang diisi dengan corak kemarahan. Dakwah yang seharusnya disampaikan dengan hikmah, disusupi dengan provokasi, hoaks, caci maki, dan fitnah. Narasi-narasi menakutkan masih saja bertebaran, yang merasa bahwa umat Islam tersudutkan karena nilai syariat yang terabaikan dalam negara. Bahkan, ada fenomena ustadz “Hari Kiamat”, yang dengan berani menentukan kapan kiamat tiba. Padahal Islam diturunkan untuk menyinari dunia, bukan menakuti kita.

Sebagian konten dakwah masih saja mengurus “TBC”, tahayul, bidah, dan khurafat, dan tetek bengek lainnya. Sibuk memberi cap haram, sesat, dan kafir terhadap amalan dan pandangan yang berbeda. Padahal Islam memberi kabar gembira dan suka cita, tidak menghukumi sesama.

Rasulullah SAW bersabda, “Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari” (HR. Bukhari dan Muslim). Imam al-Qasthalani dalam kitab Irsyad al-Sari Li Syarh Shahih al-Bukhari menjelaskan maksud hadis ini. Menurut beliau, memberi kabar gembira adalah dengan menyampaikan informasi yang baik kepada orang beriman, dengan cara menceritakan kemurahan Allah SWT dan keluasan rahmat-Nya. Sebaliknya, kita tidak boleh membuat orang lari dari agama, dengan menyebarkan ketakutan, seperti azab, neraka, ancaman, teror dan seterusnya.

Jadi, berislam itu memberikan harapan akan masa depan, bukan membuat orang lari dan ketakutan. Membuat umat Islam bersatu, bukan mencerai-beraikan. Sungguh ironi, sesama Islam masih saling mengkafirkan, menyalahkan, gara-gara perbedaan. Sementara orang lain, sudah jauh terbang ke bulan, berlomba-lomba memajukan berbagai bidang kehidupan.

Menurut Gus Baha, beragama seharusnya membuat kita rileks dan santai. Sebab kehidupan ini penuh cobaan dan kesusahan, jangan ditambah lagi dengan membuat agama menjadi hal menakutkan dan mencemaskan. Dalam setiap ceramahnya, beliau sering mengatakan, cita-citanya dalam berdakwah adalah membuat orang mukmin berbahagia. Sebab jika sudah bahagia dalam beragama, orang tidak akan mencari kebahagiaan melalui maksiat. Makanya, kita melihat dakwah beliau itu ringan dan diwarnai dengan guyon.

Baca Juga  Menjauhi Paham dan Gerakan Salafi-Wahabi

Seperti itulah kira-kira diantara penerapan hadis Nabi SAW di atas. Lihatlah dakwah Habib Quraish Shihab, Habib Luthfi, Gus Mus, dan kiai-kiai lainnya. Mereka berdakwah seperti Wali Songo, membuat orang yang belum Islam menjadi Muslim sejati, membuat orang Muslim menjadi semakin berakhlak dan kuat keimanannya. Bukan mengeluarkan orang yang sudah Muslim dari keislamannya. Aneh memang, ada orang-orang yang hobi mengeluarkan saudara sesama Muslim dari Islam, seperti mengkafirkan dan membidahkan, hanya karena berbeda mazhab dengan mereka.

Maka, dengan beragama, seharusnya membuat kita saling bergembira, bukan saling marah dan menghina. Begitu juga pesan dakwah, membuat kita bersatu dan bersaudara dalam tawa ria, tidak membuat kita berpecah belah. Sebab, kehadiran Rasulullah SAW memberi rahmat untuk semua, bukan memberi rahmat untuk kelompok, mazhab, dan agama tertentu saja. Itulah Islam yang ada di Indonesia sejak dulu kala yang disebarkan oleh para pendakwah

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.