Abdul Mu’ti: Akhiri Konspirasi Seputar Pandemi

BeritaAbdul Mu'ti: Akhiri Konspirasi Seputar Pandemi

Banyaknya korban yang terpapar dan tewas akibat Covid-19 menjadi bualan paham konservatif sebagai hukuman Tuhan bagi bangsa Indonesia. Pernyataan seperti ini jelas tidak berdasar dan mudah disangkal. Bagaimanapun terjadinya wabah Covid-19 telah menjamah masyarakat dunia, karena itu sudah sepatutnya masyarakat Tanah Air bertindak kooperatif dalam mengentaskan pandemi tanpa harus berlarut pada sentimen saling menyalahkan satu sama lain.

Sebagaimana yang diungkap oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dalam kanal TVMU Channel pada Senin (16/19), “Beragamnya masyarakat yang menyebut pandemi ini konspirasi, vaksinasi bisnis pemerintah atau orang-orang tertentu, ada juga yang berpendapat bahwa pandemi bagian dari viktimisasi dan perbincangan politik lainya, termasuk dari sudut pandang agama juga ada yang berpendapat pandemi itu hukuman bagi bangsa Indonesia atas dosa-dosa yang telah dilakukannya”, ungkapnya.

Menurut penulis buku Beragama yang Mencerahkan ini, dengan semua pendapat-pendapat dan opini itu yang beredar di masyarakat itu jelas spekulasi belaka. Lantas ia menyimpulkan, “Hal demikian juga menjadi bukti dari realita sosial oleh Tom Nichols disebut The Death of Expertise (Matinya Kepakaran)”, pungkasnya.

Bagaimana tidak, melalui media digital semua orang merasa mengerti dan bebas berbicara mengenai pandemi ini. Masyarakat seharusnya tidak lagi mempersoalkan apa sebab dari pandemi bisa terjadi, karena secara ilmiah polemik ini sudah bisa dijelaskan secara ilmiah yang argumentasinya lebih bisa dipertanggungjawabkan. Asumsi-asumsi masyarakat yang tidak teredukasi dengan baik, justru tidak bisa menyelesaikan masalah, kecuali menambah persoalan lain.

Adapun kecenderungan masyarakat yang dinilai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah adalah budaya krisis kepercayaan, sehingga timbul saling menyalahkan. “Di sini kita melihat bagaimana budaya Indonesia yang seharusnya memiliki budaya trust, tetapi yang terjadi justru mutual distrust, suasana saling tidak percaya satu sama lain dan saling mencurigai. Kepercayaan masyarakat kepada pemerintah juga percaya kepada sesama anggota masyarakat”, ungkapnya.

Baca Juga  Lailatul Qadar, Malam Perbaikan Nasib

Selain upaya pemerintah, masyarakat harus meningkatkan untuk mengedukasi dirinya sendiri agar tidak karam dalam konspirasi seputar pandemi. Guru Besar PAI UIN Syarif Hidayatullah mengungkapkan, “Situasi demikian harus dihentikan. Pandemi ini akan menjadi perpecahan bahkan menjadi kemunduran penanganan Covi-19”, terangnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.