Larangan Berbuka Puasa Secara berlebihan

KolomLarangan Berbuka Puasa Secara berlebihan

Berpuasa hendaknya menjadikan tubuh kita menjadi semakin sehat. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW, Berpuasalah, niscaya kamu akan sehat (HR. Tabrani). Sabda Rasulullah ini mengisyaratkan bahwa dibalik puasa tersebut ada hikmah bagi kesehatan manusia, baik kesehatan jasmani, rohani maupun sosial. Antara kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial, ketiganya harus seimbang. Namun, bagaimana agar puasa tersebut menjadi satu kegiatan yang menyehatkan, tentu tak lepas dari pengaruh apa yang kita konsumsi dalam berbuka dan santap sahur. Oleh karenanya, menjaga pola makan selama puasa menjadi hal yang cukup penting.

Kita terkadang lalai, berlebihan dalam berbuka puasa dan menginginkan menu yang spesial ketika sahur. Padahal, berlebihan dalam makan, bukan saja tidak baik bagi kesehatan, juga termasuk dalam larangan agama. Dalam al-Quran surat al-A’raf ayat 31, Allah SWT mengingatkan, Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.

Rasulullah sendiri sebagai suri tauladan umat manusia mengajarkan agar tidak berlebihan dalam makan dan minum. Beliau menganjurkan agar seseorang makan dan minum dalam kadar yang sedikit, cukup dengan kadar yang dapat menegakkan punggungnya. Hal ini secara gamblang tertuang dalam sabdanya, Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk ketimbang perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus melebihinya, maka hendaknya sepertiga perutnya diisi untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas (HR. Ahmad). Artinya, kita dianjurkan untuk seimbang. Tidak condong mengkonsumsi makanan terlalu banyak, tanpa mempedulikan kebutuhan air minum dan ruang untuk bernafas dalam tubuh kita.

Seperti halnya kebutuhan jasmani dan rohani yang harus seimbang, kebutuhan perut pun juga harus sesuai aturan, sesuai kebutuhan. Ini penting diperhatikan, sebab makan dan minum berlebihan terutama saat berbuka, selain tidak diperbolehkan agama, juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Jangan sampai, alih-alih mendapat keberkahan berbuka seperti yang diajarkan Nabi, malah menjadi murka Tuhan dan menimbulkan penyakit pada diri. Maka dari itu menjaga pola makan dengan asupan makan yang sehat dan cukup adalah suatu hal yang mesti dilakukan, agar jasmani kita sehat, dan ridlo Tuhan kita dapat.

Puasa adalah kesempatan mengumpulkan pahala Tuhan sebanyak-banyaknya, maka sebaiknya jadikan setiap lelaku kita untuk mencapai hal itu, termasuk dalam perihal makan dan minum. Jangan mengkonsumsi makanan hanya untuk memenuhi nafsu belaka, tetapi perhatikan manfaat dan kebutuhannya. Menjaga pola makan dengan memperbanyak minum air putih, mengkonsumsi makanan yang kaya serat, kaya karbihidrat, mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan serta mengurangi makan makanan gorengan atau lemak tinggi.

Baca Juga  Nasir Abbas: Kemenangan Taliban, Euforia Jihadis

Baiknya, tidak menjadikan berbuka puasa sebagai ajang balas dendam karena seharian tidak diperbolehkan makan dan minum, lantas berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Akan tetapi berbuka puasa mestinya menjadikan rasa terima kasih kita pada Tuhan meningkat. Tak hanya itu, berbuka puasa juga merupakan waktu yang makbul untuk berdoa kepada Tuhan, menurut seorang ulama kondang, Habib Novel Alydurs. Karenanya, marilah kita pergunakan waktu berbuka dengan baik dan benar.

Segala seswatu yang berlebihan tidaklah baik. Begitu pula dalam mengkonsumsi makanan saat berbuka puasa dan sahur. Imam Nawawi al-Bantani dalam kitab Fath al-Mu’in menyampaikan pandangannya mengenai konsumsi makan dan minum berlebih atau makan terlalu kekenyangan. Menurut Imam Nawawi, makan terlalu kenyang atau berlebihan merupakan perbuatan makruh. Bahkan sebagian ulama lain mengatakan haram.

Berlaku bijak dalam memenuhi kebutuhan jasmani sangat perlu dilaksanakan, yaitu dengan tidak berlebihan saat berbuka puasa dan memberi asupan yang dibutuhkan tubuh. Berbuka puasa sendiri memiliki keistimewaan khusus, seperti dalam hadis Nabi SAW yang artinya, Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan. Yaitu  kegembiraan saat berbuka puasa dan kegembiraan saat bertemu Tuhannya, (HR. Muslim)Dengan demikian, kebahagiaan seperti yang di gambarkan Nabi SAW akan dapat kita gapai.

Berlebihan dalam berbuka puasa hanya akan merusak watak seseorang, menghilangkan kecerdasan, menjadikan hati keras, menghilangkan empati pada orang yang susah dan menjadikan kita malas dalam beribadah. Larangan berlebihan dalam berbuka puasa telah ada ratusan abad yang lalu. Dengan peran Nabi Muhammad menjadi penyambung lidah umat manusia atas perintah Allah SWT. Meski telah sekian lama peringatan itu datang, namun sering kali kita lupa dan lalai. Oleh karenanya, kewajiban kita saling mengingatkan mengenai larangan dan ajaran Muhammad SAW tersebut . Walahu a’lam.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.