Shalat Meningkatan Performa Kerja

KhazanahHikmahShalat Meningkatan Performa Kerja

Dalam bekerja, hampir pasti kita ingin selalu menampilkan performa dan kualitas terbaik. Harapan itu sering kali tumpang tindih dengan beban kerja serta paradigma hari ini yang menuntut untuk serba cepat. Sayangnya, kecepatan tidaklah selalu baik dan menjamin kualitas dari kerja kita. Seiring laju perkembangan, orang kian menyadari bahwa kelambatan bisa lebih efektif ketimbang kecepatan atau lebih tepat diartikan ketergesaan. Mulai ada kritikan pula pada terma multitasking, yaitu melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Selain membuat kualitas pekerjaan tak maksimal, multitasking dalam jangka panjang diduga dapat menurunkan kemampuan otak.

Persis dalam hal tersebut, thuma’ninah (tenang) mengambil peran. Shalat yang dilakukan dengan teratur dan benar pasti akan membiasakan dan mengajarkan pelakunya memiliki habit thuma’ninah. Dalam shalat, thuma’ninah adalah penyerta di setiap rukunnya. Di mana, tiap melakukan gerakan shalat kita tak boleh tergesa-gesa dan harus penuh ketenangan.

Dalam thuma’ninah terdapat rasa tenang serta fokus, sebab ada jeda di sana. Proses menghayati dan menghidupi momen atau pekerjaan yang dijalani akan membuat seorang pekerja lebih mampu memaksimalkan apa yang dikerjakannya. Gay Hendricks dan Kate Ludman dalam Corporate Mystics mengatakan, sikap tak terburu-buru merupakan salah satu sifat para eksekutif dan pengusaha sukses di AS yang menjadi obyek penelitian mereka.

Hendricks dan Ludman melanjutkan, para pengusaha sukses tadi disebut terus belajar fokus dan berkonsentrasi pada apa yang ada di hadapan, sesuatu yang sedang mereka kerjakan, pada masa sekarang, bukan tergesa-gesa untuk beralih pada pekerjaan berikutnya. Ketergesaan tidak hanya membuat hasil pekerjaan tak akan optimal, tapi juga secara mendasar akan terjadi keterpecahan yang mengakibatkan ketegangan dan tekanan yang tak perlu pada diri.

Menjadi lambat bukan berarti anti terhadap kecepatan. Menjadi lambat bermakna melakukan sesuatu dengan kecepatan yang benar, entah itu cepat, lambat, atau kecepatan dalam bentuk apapun. Lambat artinya hadir, menjalani tiap momen seutuhnya dan sepenuhnya, kualitas ditempatkan di atas kuantitas dalam segala hal.

Baca Juga  Memahami Kesalahan yang Dilakukan Sahabat Nabi

Di samping itu, untuk mencapai performa maksimal dalam bekerja, para pekerja antara lain dianjurkan untuk selalu meluangkan waktu untuk menenangkan diri dan rileks di sela-sela keseharian serta di antara jam-jam kerja mereka. Kebiasaan mengambil jeda atau meditasi barang lima menit diyakini dapat memberi ketenangan, mengheningkan pikiran, dan memulihkan diri, sehingga dapat kembali bekerja dengan penuh kekuatan serta kreativitas.

Ada istilah “zero mind process”. Terma itu merujuk pada proses penenangan dan pemulihan pikiran agar kembali menemukan titik kebugaran. Tanpa kegiatan semacam meditasi, kecenderungan kemampuan otak dalam memroses pekerjaan secara alami akan menurun sepanjang hari. Relaksasi atau meditasi akan membawa kita pada kesegaran baru.

Lagi-lagi shalat menyediakan itu. Karena dalam batas-batas tertentu shalat memiliki kesamaan  dengan meditasi. Dalam shalat terkandung upaya menenangkan diri, menenteramkan jiwa, dan membangun ruang hening. Lebih dari itu, mesti ada fokus untuk menghasilkan koneksi Ilahiah ketika shalat. Rutinitas shalat lima waktu yang difardhukan memberikan kita jeda untuk sejenak bergerak, relaksasi, dan memulihkan diri. Pola rangkaian shalat wajib bahkan bersesuaian dengan waktu istirahat yang biasanya disediakan perusahaan atau tempat kerja secara umum, yakni saat waktu zuhur.

Tak diragukan lagi, shalat membentuk kedisiplinan, fokus, serta rasa tenang. Manakala shalat dijalankan dengan benar dan teratur, pribadi berkesadaran, penuh ketenangan dan pertimbangan akan menjadi sifat yang menghiasi pelakunya. Karakter demikian akan menunjang performa kerja seseorang. Sebagai antitesis dari kebiasaan terburu-buru dalam bekerja yang ternyata memukul mundur hasil pekerjaan serta produktivitas seseorang.

Melihat bagaimana shalat berpengaruh pada urusan performa kerja—sesuatu yang sangat manusiawi dan duniawi—membuktikan bahwa apapun yang Allah atur untuk hamba-Nya tak pernah nihil dari hikmah dan kebaikan bagi kita sendiri. Melaksanakan shalat dengan seksama dan tepat pada waktunya, tak ubahnya sedang membentuk pribadi yang tertib serta berdaya. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.