Puasa Meningkatkan Solidaritas Sosial

KolomPuasa Meningkatkan Solidaritas Sosial

Ramadhan kali ini merupakan tahun kedua umat Islam dunia berpuasa dalam situasi pandemi Covid-19. Selain pandemi, dampak bencana alam pun tengah menjadi perhatian bangsa kita. Hal ini tentu tidak mudah. Namun perlu diingat, bahwa dalam ibadah puasa, selain menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, juga melatih kita untuk lebih sabar, serta meningkatkan rasa empati kepada sesama. Dengan begitu, puasa menjadi momentum penting bagi kita untuk meningkatkan solidaritas sosial.

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan bagi yang melakukannya. Yang mana, suatu keadaan yang mampu menjaga diri dari berbuat keburukan. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, (Q.S al-Baqarah:183).

Disadari atau tidak, kehadiran bulan Ramadhan telah mendorong kita untuk meningkatkan pengamalan ajaran-ajaran agama. Tidak heran jika setiap kali memasuki bulan istimewa ini, kita merasakan adanya perubahan nuansa religius di dalam kehidupan bermasyarakat. Berbagai kegiatan keagamaan, seperti buka puasa bersama, shalat tarawih, kajian keagamaan, dan tadarusan digelar di berbagai tempat.

Meskipun saat ini keadaannya berbeda, tetapi tidak mengurangi kebahagiaan kita dalam menjalani ibadah di bulan yang penuh berkah ini. Kondisi ini, tentu mendorong dan mengarahkan kita pada peningkatan ketakwaan. Selain memberikan dorongan pada diri untuk hidup secara lebih bermartabat, ibadah puasa juga mengajarkan kita untuk meningkatkan kesalehan sosial sebagai dimensi eksternal puasa. Hal ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk solidaritas sosial.

Selama masa sulit ini, sesungguhnya umat Islam tengah berpuasa dalam banyak hal, salah satunya, puasa untuk tidak berkerumun, yaitu puasa jaga jarak. Meskipun, fisik dan sosial umat Islam berjarak, bukan berarti empati dan kepedulian sosial umat Islam juga mengalami karantina pandemi. Di tengah kesulitan akibat pandemi Covid-19 ini, justru umat Islam harus semakin menggalakkan sikap solidaritas sosialnya. Sebab pada prinsipnya, ibadah puasa itu untuk melatih diri merasakan kelaparan yang dialami oleh kalangan masyarakat yang tidak berkecukupan.

Baca Juga  Cara Nabi SAW Mengubah Musuh Jadi Sahabat

Yang mana, kadar keimanan seseorang dapat dilihat dari empati dan kepeduliannya terhadap sesama disekitarnya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang tidur dengan kenyang sementara tetangganya lapar sampai masuk ke lambungnya, sedang dia mengetahuinya’. (HR. at-Thabrani).

Solidaritas sosial tersebut dapat diwujudkan dengan cara bersedekah. Misalnya, dengan memberikan makanan berbuka puasa kepada mereka yang berpuasa, atau berbagi takjil.  Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa memberikan makanan berbuka kepada orang yang sedang berpuasa, maka diberikan kepadanya pahala serupa yang diberikan kepada orang yang berpuasa.” (HR. Tirmidzi). Dalam hal ini, tentu kita perlu membuka mata selebar-lebarnya terhadap kondisi masyarakat sekitar kita.

Di bulan Ramadhan, seorang Muslim dianjurkan untuk memperbanyak sedekah dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Mengingat, bulan ini adalah bulan kala Nabi Muhammad paling banyak berderma. Sebagaimana diriwayatkan, Nabi Muhammad pernah ditanya tentang sedekah yang paling utama. Ketika itu beliau pun menjawab, “Sedekah yang paling utama adalah sedekah pada bulan Ramadhan”, (H.R al-Baihaqi).

Di dalam kondisi masyarakat yang tengah dihimpit berbagai kesulitan hidup, puasa memiliki pesan solidaritas sosial yang maha penting. Oleh karena itu, ibadah puasa jangan hanya dimaknai sebagai sarana untuk meningkatkan kesalehan individu, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kesalehan sosial. Artinya, kesalehan diri dapat mendorong kita untuk membantu sesama.

Dengan demikian, melalui puasa kita dilatih agar menjadi insan yang mampu merasakan derita sesamanya. Yang mana, itu menjadi modal untuk kita meningkatkan solidaritas sosial. Maka dari itu, marilah kita memaksimalkan kesempatan ibadah puasa Ramadhan kali ini sebagai momentum untuk saling membantu sesama, terutama saudara-saudara kita yang membutuhkan. Bermodal solidaritas, umat Islam akan mencapai kesejahteraan bersama tanpa terjebak pada perbedaan status. Berbagi merupakan bentuk dari rasa syukur terhadap apa yang kita miliki.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.