Meneladani Sayyidah Nafisah, Guru Imam Syafi’i

KhazanahMeneladani Sayyidah Nafisah, Guru Imam Syafi’i

Dari sekian banyak guru Imam Syafi’i, Sayyidah Nafisah merupakan salah satu ulama perempuan istimewa yang menjadi tutor terbaiknya. Sebelum datang ke Mesir, Imam Syafi’i memang sudah masyhur di Baghdad karena kewarakan dan kecerdasannya. Jadi wajar jika Sayyidah Nafisah turut kagum dan menyambut hangat kedatangannya. Kala mendengar banyak hadis yang belum pernah didengarnya, saat itu pula ia memutuskan untuk berguru kepada Sayyidah Nafisah dan giat menghadiri halaqah-halaqah yang digelarnya.

Kisah dari perempuan Ahlul Bait yang lahir di Makkah pada tahun 762 M, Sayyidah Nafisah adalah cucu al-Hasan ibn ‘Ali. Sedangkan suaminya, Ishaq al-Mu’taman ibn Imam al-Shadiq Ja’far ibn Muhammad al-Baqir, cucu al-Husayn ibn ‘Ali RA. Kepada perempuan suci yang makamnya tak pernah sepi dari para peziarah ini, kita mencoba mengenal lebih dekat dan mengambil hikmah serta pelajaran darinya.

Pada zamannya, Sayyidah Nafisah dikenal sebagai intelektual yang menguasai banyak pengetahuan dan fasih dalam berbicara. Keluwesan ilmunya pada Al-Quran dan hadis meniti pada hidup kesehariannya yang memiliki jalur dari Ahlul Bait. Sejak kecil Sayyidah Nafisah sudah menghafal Al-Quran, lalu bila khatam membacanya ia senantiasa berdoa agar diberi kemudahan berziarah ke makam Nabi Ibrahim AS. Kita mengetahui Nabi Ibrahim AS ialah bapak para Nabi, sekaligus nasabnya bersambung kepada Rasululullah SAW. Sebab itu, Sayyidah Nafisah berdoa demikian.

Kesungguhan dalam beribadah Sayyidah Nafisah kerap dijadikan rujukan dan ruang bertanya oleh penduduk Madinah. Kemudian ia mendapat beberapa gelar, di antaranya Nafisat alIlm wal Ma’rifat, Nafisat ThahiraNafisat al-Abida (Nafisah Ahli Ibadah), Nafisat al-DaraynSayyidat al-Karamat, Sayyidat ahlul Fatwa, dan Umm al-Awaajiz. Kesemuanya merujuk pada kehidupan dan keulamaannya (Hosen, 2018). Sampai ketika berusia ke-44 tahun, Sayyidah Nafisah datang ke Kairo, dan disambut riang gembira oleh masyarakat Mesir yang hendak belajar padanya.

Sebagai ulama yang populer, tempat kediaman Sayyidah Nafisah kerap didatangi para ulama, tokoh-tokoh fuqaha, dan tasawuf untuk belajar tafsir dan hadis Rasulullah SAW. Bahkan, ia disebut-sebut sebagai wali perempuan melihat karomah yang dimilikinya, baik disaksikan oleh masyarakat banyak dan cerita dari orang sekitarnya. Dalam kitab Tuhfatu Al-Asyraf al-Hafiz Abu Muhammad  bercerita tentang beberapa karomah Sayyidah Nafisah yang selama hidupnya bisa menghatamkan Al-Quran sebanyak 6000 kali.

Baca Juga  Mekkah Tanpa Ka’bah

Pernah ketika di Mesir, Sayyidah Nafisah tinggal berdekatan dengan keluarga Yahudi. Dalam rumah tersebut memiliki salah seorang anak perempuan yang mengalami kelumpuhan. Mujarabnya, saat seluruh tubuhnya dibasuh dengan bekas air wudhu Sayyidah Nafisah. Alhasil, anak tersebut bisa sembuh dan Ibu beserta anak tersebut memutuskan menjadi mualaf.

Diceritakan dalam beberapa kisah, nama Sayyidah Nafisah lebih familiar disandingkan pada kehidupan Imam Syaf’i. Berdasarkan kegemarannya menemui sang guru, jika Imam Syafi’i hendak berangkat mengajar ke masjidnya di Fustat, maka ia sempatkan mampir ke rumahnya. Begitu pula dengan kepulangannya. Kedua orang hebat ini saling mengidolakan kehebatan dan tingkat intelektualitasnya masing-masing.

Dikabarkan bilamana Imam Syafi’i sakit, ia selalu meminta sahabatnya supaya didoakan Sayyidah Nafisah atas kesembuhannya. Manakala sakit kronis kian parah, membuat Imam Syafi’i terlebih dahulu wafat (819 M), meninggalkan sang guru. Sembari menitipkan pesan sebelum wafat melalui murid utamanya al-Buwaiti supaya meminta Sayyidah Nafisah menyalatkan jenazahnya kelak. Sedangkan, Sayyidah Nafisah sendiri telah wafat pada tahun 824 M.

Di antara nasihat Sayyidah Nafisah yang diberikan kepada santrinya menurut KH. Husein Muhammad, yakni jika engkau ingin berkecukupan, tidak menjadi miskin, maka bacalah QS. Al-Waqi’ah. Jika kalian ingin tetap dalam keimanan Islam, maka bacalah QS. Al-Mulk. Jika kalian ingin tidak kehausan pada hari dikumpulkan di akhirat, maka bacalah QS. Al-Fatihah. Jika kalian ingin minum air telaga Nabi di akhirat, maka bacalah QS. Al-Kautsar.

Menilik setiap jejak sejarah kehidupan Sayyidah Nafisah, sepertinya kemana pun langkahnya, berada, ia selalu dinantikan banyak orang untuk bisa berguru dengannya. Bila mana ada seorang yang persis Sayyidah Nafisah di masa kini, semoga kita diberi kesempatan untuk berguru kepadanya, demi memahami pelbagai keilmuan dan petuah serta mendapat berkah karomah darinya. Atau paling tidak, bisa berziarah ke makam Sayyidah Nafisah, perempuan suci dari keluarga Ahlul Bait ini. Amiin

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.