Gus Yusuf: Nabi Muhammad Juga Memperingati Hari Kelahirannya

BeritaGus Yusuf: Nabi Muhammad Juga Memperingati Hari Kelahirannya

ISLAMRAMAH.CO, Setiap memasuki tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah, sebagian besar umat Islam di seluruh penjuru dunia merayakan kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi) sebagai bentuk kecintaan dan harapan atas syafaat Nabi di hari pembalasan kelak. Peringatan ini tidak hanya menjadi tradisi turun-temuran semata, melainkan juga menjadi spirit umat Islam untuk menerpa kembali spiritualitasnya dalam kehidupan. Tradisi Maulid Nabi didasari atas perilaku Nabi itu sendiri yang setiap hari kelahirannya Nabi senantiasa berpuasa.

Hal itulah yang disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Pelajar Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, KH Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf dalam rangka menyambut momentum Maulid Nabi yang jatuh pada bulan November tahun ini. Menurut Gus Yusuf, Maulid Nabi yang dirayakan oleh sebagian besar umat Islam di seluruh penjuru dunia ini merupakan bentuk kecintaan umat Islam terhadap Nabi Muhammad Saw.

“Siapa bilang Rasulullah Muhammad SAW tidak memperingati hari kelahirannya. Beliau berpuasa tiap hari senin. Saat ditanya oleh sahabat kenapa engkau berpuasa ya Rasul? Aku berpuasa karena di hari itu aku dilahirkan dan di hari itu pula aku mendapatkan wahyu pertama kali,” ungkap Gus Yusuf melalui video yang diunggah di akun Facebook nya, Senin (19/11).

Gus Yusuf menyayangkan sebagian kelompok yang menolak Maulid Nabi karena dianggap sebagai bid’ah karena di zaman Nabi tidak pernah ada kegiatan Maulid Nabi. Padahal menurutnya, Nabi sendiri setiap minggu memperingati hari kelahirannya dengan senantiasa berpuasa. “Beliau bahkan memperingati maulid itu setiap minggunya, setiap hari senin. Kalau kita kan hanya setahun sekali,” jelasnya.

Gus Yusuf mengutip sebuah hadis yang menekankan keistimewaan dan anjuran untuk menyelenggarakan Maulid Nabi. “Siapa yang mengagungkan hari kelahiranku, niscaya aku akan memberi syafaat kepadanya kelak pada hari kiamat, dan siapa mendermakan satu dirham untuk menghormati kelahiranku, maka seakan-akan dia telah mendermakan satu gunung emas di dalam perjuangan fi sabilillah,” tuturnya.

Baca Juga  Kiai Said Aqil Siroj: Islam Nusantara Melestarikan Budaya

Maka dari itu, sudah jelas bahwa Maulid Nabi didasari atas sikap dan anjuran Nabi Muhammad sendiri untuk memperingati hari kelahirannya. Bagi sebagian kelompok yang kerap menyalahkan tradisi Maulid Nabi, mereka tidak hanya tidak paham sejarah, melainkan juga tidak mencerminkan seorang Muslim yang mencintai Nabinya sendiri. “Tidak ada lagi keraguan untuk memperingati Maulid Nabi. Shollu Ala Nabi Muhammad,” tandasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.