Quraish Shihab: Jangan Memonopoli Kebenaran

BeritaQuraish Shihab: Jangan Memonopoli Kebenaran

ISLAMRAMAH.CO, Dalam sejarahnya, Islam dikenal sebagai agama yang memiliki kekayaan khazanah keilmuan yang beragam. Perbedaan pendapat di kalangan ulama menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang dinamis dan menghargai keberagaman, sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadis Nabi, ikhtilafu ummati rahmatun (perbedaan di kalangan umatku adalah rahmat). Karena itu, keberagaman pendapat di kalangan umat Islam merupakan suatu keniscayaan.

Namun demikian, mutakhir ini sebagian umat Islam justru kerapkali mencari celah perbedaan untuk mengklaim kebenaran berada pada kelompoknya sendiri. Sikap hitam-putih semacam ini kemudian melahirkan sikap yang menyalahkan kelompok lain. Padahal menurut pakar tafsir terkemuka Indonesia, Prof Quraish Shihab tidak ada kebenaran tunggal dalam menafsirkan agama, semua penafsiran agama adalah hal wajar karena Islam bukan agama yang kaku namun berkembang sesuai dengan konteks zamannya.

Menurut Prof Quraish Shihab, letak kedinamisan Islam itu berdasarkan doa yang diajarkan oleh Allah SWT kepada manusia di dalam Al-Quran. Dalam doa itu Allah SWT mengajarkan umat Islam untuk memohon agar senantiasa berada di jalan shiratal mustaqim, yang berarti jalan lebar yang diridai Allah SWT. Secara eksplisit doa ini menyiratkan semua perbedaan yang ada di dalam Islam, kemungkinan bisa tertampung dalam wadah shiratal mustaqim tersebut.

“Sebenarnya agama mengingatkan kita apalagi Islam itu istilahnya yang kita mohonkan shiratal mustaqim. Shirath itu artinya jalan yang lebar, sabil itu jalan yang kecil, kalau anda masuk di jalan kecil yang penuh kedamaian anda diantar menuju shirath jalan yang lebar, kalau jalan yang lebar orang bisa bermacam-macam jalan disitu dan kalau anda sudah masuk di jalan yang lebar shirath anda pasti sampai ke tujuan,” terang Menteri Agama tahun 1998 tersebut.

Baca Juga  Kiai Ma’ruf Amin: Kemajuan Meniscayakan Perubahan

Tokoh yang juga pendiri Pusat Studi Al-Quran tersebut menambahkan, Tuhan memang menghendaki manusia untuk berbeda, tidak terkecuali dalam hal pendapat. Oleh karena itu ia berpesan, jangan berpikiran sempit terhadap perbedaan tersebut, yaitu dengan menyalahkan pendapat yang berbeda. Al-Quran mengakomodir segala perbedaan yang ada dalam jalan besar yang disebut dengan shiratal mustaqim.

“Yakinlah bahwa agama itu tidak sempit. Al Quran bisa menampung aneka perbedaan, bahkan saya selalu berkata, baik dalam ucapan maupun tulisan, Tuhan mau kita berbeda, alam raya berbeda, tumbuhan berbeda, manusia berbeda, pendapat berbeda, ditampung semua oleh shirath,” pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.