Gus Baha: Tidur Saat Puasa untuk Melawan Maksiat

BeritaGus Baha: Tidur Saat Puasa untuk Melawan Maksiat

Rasa lemas dan letih saat berpuasa tak jarang membuat kita lebih memilih untuk tidur ketimbang beraktivitas. Apalagi berseliweran hadis yang menyebut bahwa tidurnya orang puasa itu ibadah(…). Hadis itu seolah memberi kita legitimasi, bahkan untuk tidur sepanjang hari jika sedang puasa. Dalam disiplin ilmu kritik hadis, kualitas riwayat tersebut ternyata lemah bahkan ada yang menyatakannya palsu (maudhu’). Dengan kata lain, tak bisa ditelan bulat-bulat dan tidak boleh diyakini sebagai ucapan Nabi.

Menyangkut tidurnya orang puasa mesti ditelaah dengan seksama. Dalam ceramahnya yang diunggah di platform Youtube, Gus Baha memberikan perspektif menarik yang relatif sufistik untuk menjelaskan berkah tidur. “Tidurnya umatnya Rasulullah SAW itu luar biasa. Dengan tidur kita tahu tanda kematian. Kita masih di dunia saja punya kondisi di mana kita tidak bisa menentukan (mengendalikan) diri kita, dan itu awal dari kita mengimani (kalimat) laa haula wa laa quwwata illa billah”, tutur Gus Baha.

Tidur memanglah pemanasan dari kematian yang setiap hari kita alami. Artinya, betapa peringatan dan nuansa akan kematian didesain sangat dekat dengan kita. Sekaligus pertanda tentang kuasa Allah bagi orang yang mau berpikir, bahwa sebesar atau setangguh apapun manusia, ternyata ada kondisi di mana ia tak mampu mengendalikan dirinya. “Makanya disebut وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ (QS. Ar-Rum: 23) yang artinya, ‘Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang’”, sambung ulama asal Rembang tersebut.

Dalam penjelasannya, Gus Baha mengatakan bahwa tidur adalah saat paling krusial dalam hidup kita. Krusial dari segi gawat darurat bahwa setiap saat kita bisa saja tidak bangun lagi. Selain itu, tidur juga berguna untuk melawan maksiat. “Itu kalau kamu hidup di Kota Demak atau Kota Semarang, biar nggak kepikiran ke club atau orang-orang cantik di terminal di jalan-jalan, maka satu-satunya cara adalah tidur. Kalau kamu melek saya jamin pasti jelalatan”, terang Gus Baha.

Baca Juga  Habib Umar Al-Hafidz: Umat Islam Hendaknya Menjaga Umat Agama Lain

Saat kita terjaga, potensi untuk bermaksiat jauh lebih besar. Karenanya, tidur menjadi sumber berkah saat diniatkan untuk menghindari kemaksiatan. Gus Baha meneruskan penjelasan dalam bahasan usul fikih. “Tidak ada kemubahan kecuali saat itu Anda meninggalkan keharaman. Anda tidur berarti Anda meninggalkan maksiat; tidak mencuri, tidak dugem, tidak zina, tidak bergunjing. Jadi anggap saja tidur sebagai kiat meninggalkan maksiat”, pungkasnya.

Tidur memanglah kebutuhan tubuh kita. Sebagai waktu mengistirahatkan badan agar bisa kembali beraktivitas dan bekerja. Hanya saja jangan menjadikannya sebagai dalih untuk bermalas-malasan dan menolak beraktivitas ketika berpuasa. Memulihkan kekuatan adalah ibadah, pun meninggalkan maksiat karena tidur juga ibadah. Menurut Gus Baha inilah bagian dari berkahnya umat Rasulullah SAW apabila dibandingkan dengan beratnya syariat bagi umat-umat terdahulu, misal ketentuan tobat umat Nabi Musa yang pernah menyembah anak sapi dengan dibunuh. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.