Mengintip Keindahan Pulau Jawa dalam Syair Jawa al-Jamilah

KhazanahMengintip Keindahan Pulau Jawa dalam Syair Jawa al-Jamilah

Pulau Jawa adalah salah satu pulau dari ribuan pulau yang tersebar di Indonesia. Pesona alamnya yang indah dan eksotik begitu mahsyur dan dikenal oleh bangsa lain. Uniknya lagi, pulau jawa juga menjadi inspirasi bagi seorang penyair Arab yang bernama Shaleh bin Ali al-Hamid. Ia menulis sebuah syair khusus berisikan pujiannya terhadap keindahan pulau jawa dengan judul Jawa al-Jamilah (Jawa yang indah).

Sholeh bin Ali Alhamid adalah salah satu penyair Hadhrami, penyair berkebangsaan Yaman. Dia lahir di Sewun Yaman tahun 1903. Mewarisi garis keturunan Yaman-Indonesia, ayahnya berasal dari Yaman dan ibunya dari Surabaya. Dia adalah salah satu tokoh besar sebagai penyair Arab dan penyair Mahjar (diaspora). Selain penyair, beliau juga seorang muaarikh (ahli sejarah) serta seorang Ulama yang Alim. Beberapa karya puisinya tak jarang dimuat dalam beberapa surat kabar di Yaman, diantaranya Ar-Risalah, Apolo, dan An-Nahdhoh.

Dalam puisinya yang berjudul Jawa al-Jamilah, Sholeh bin Ali al-Hamid menuliskan pujiannya terhadap keindahan pula Jawa;

قسما يا جاوا بكل ألية # لست الا بنت الجنان العلية

حبذا أنت من بلاد رخية # ألبستها كف السحاب السخية

حللا من نسيجها سندسية

كم جرت فيك للجمال عيون # وغذا ألفن فيك كنز منصون

فيك حسن تحار العيون  #دون إدراكه تزال الفنون

وتعي الخواطر الشعوية

Sungguh! Hai jawa! Hanya kau yang benar benar layaknya anak surga

Sungguh kau adalah negara makmur yang dinaungi awan yang dermawan

Yang berpakaikan kain sutera

Betapa banyaknya mata yang sudah terpikat keindahanmu, dan seni telah memberikanmu harta tersembunyi

Pada dirimu terdapat keindahan yang mampu membuat mata terkagum, tanpa keindahan tadi tak aka nada nilai seni

Yang menyimpan ide-ide puitis

Untuk merepresentasikan keindahan Jawa di dalam puisinya, al-Hamid menggunakan diksi kalimat-kalimat yang tidak biasa, dia kerap menggunakan shighot-shighot taukid, majaz, dan tasybih. Penggunaan taukid ini menunjukan bahwa al-Hamid benar-benar mengakui keindahan Jawa serta berusaha menyakinkan kepada setiap pembaca bahwa Jawa memang indah.

Dalam bait pertama misalnya, dia langsung menggunakan shighot taukid yang disusul dengan qasr. Hal ini menunjukan bahwa pernyataannya tentang jawa bagaikan anak surga tidaklah main-main. Ternyata istilah “tanah kita tanah surga” itu bukan hanya di dalam lagu yang sering kita dengar saja. Al-Hamid pun menggunakan istilah tanah surga untuk mewakili keindahan Jawa yang memang layak dijuluki sebagai anak surga karena keindahannya yang teramat mempesona.

Baca Juga  Nasionalisme dalam Hadis

Di samping memiliki keindahan alam, menurut al-Hamid, Jawa adalah suatu daerah yang makmur. Dia menyebutkan bahwa Jawa dinaungi awan kedermawaan dan berpakaikan sutera. Hal ini merupakan ungkapan puitisnya untuk menjelaskan betapa suburnya tanah Jawa yang beriklim tropis, yang setiap tahunnya tidak pernah kekeringan sebab selalu turun hujan. Istilah awan yang dermawan yang dia gunakan maksudnya adalah awan mendung yang membawa hujan di setiap tahunnya. Berbeda dengan negeri Arab yang sangat jarang turun hujan.

Al-Hamid juga menyebutkan Jawa ‘berpakaikan sutera’. Kain sutera sejatinya identik dengan kemewahan dan kelembutannya jika diraba atau disentuh. Al-Hamid bermaksud menjelaskan bahwa pemandangan pulau Jawa ini sangat indah sehingga sangat berharga seperti mahalnya kain sutera. Pemandangannya juga sangat lembut dan ramah bila dipandang setiap mata, seperti halnya kelembutan kain sutera saat diraba.

Selain itu, al-Hamid juga menggambarkan bahwa keindahan dan pesona Jawa mampu menyihir setiap mata agar tertuju padanya, bagaikan sebuah seni yang dapat memberikan inspirasi untuk berpuisi. Bagi seorang penyair, mendapatkan inspirasi untuk berpuisi tidak bisa sembarang, tidak bisa dari hal yang biasa-biasa saja. Karena dalam proses penulisan sebuah puisi, membutuhkan daya emosional dan khayalan yang kuat. Dan untuk menstimulus hal-hal tadi, memutuhkan kejadian atau sesuatu yang sangat luar biasa, contohnya seperti keindahan pemandangan pulau jawa yang sangat menawan.

Dapat disimpulkan bahwa keindahan Jawa ini sudah lebih dari kata biasa. Dalam syair Jawa al-Jamilah, Shaleh bin Ali al-Hamid menggambarkan keindahan Jawa yang begitu luar biasa. Oleh sebab itulah, sudah searusnya kita semua menjaga semua keindahan ini, menjaga anugerah Tuhan yang teramat berharga ini. Bukan hanya sebatas bagi orang Jawa saja, tetapi seluruh bangsa Indonesia.

Aghnin Khulqi
Aghnin Khulqi
Mahasiswa SPs UIN Jakarta, penikmat kajian kebahasa Araban dan kesusastraan Arab
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.