Meneladani Gaya Komunikasi Bung Karno

KhazanahHikmahMeneladani Gaya Komunikasi Bung Karno

Setiap tanggal 1 Juni, bangsa indonesia memperingati Hari Lahirnya Pancasila. Penetapan tanggal tersebut merujuk pada momentum pidato Presiden Sukarno di era perumusan dasar negara Pancasila. Pidato Bung Karno yang berisi pokok-pokok pikirannya tentang lima asas negara itu, membuat siapa siapa saja  akhirnya, memahami, percaya, dan yakin pada Nilai-nilai Pancasila yang dapat dijadikan rujukan bagi arah kehidupan bangsa Indonesia.

Tidak diragukan lagi bahwa penyampaian orasi-orasi Ir. Sukarno yang penuh percaya diri, semangat, dan pencerahan, telah mendorong bangsa Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Bung Karno adalah salah satu negarawan karismatik terbesar yang pernah ada di dunia. Karisma hal esensial yang membedakan antara politisi biasa dan negarawan yang menginspirasi dan menyatukan orang-orang. 

Virginia Hooker pernah meneliti gaya komunikasi Ir. Sukarno, dalam karya ilmiahnya yang New Order Language in Context: Culture & society in New Order Indonesia (1993) Ia membandingkan gaya komunikasi Sukarno dan Soeharto, yang sama-sama pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Virginia Hooker menemukan bahwa Bung Karno memiliki gaya puitis, karismatik, informal, bahkan terlalu berani. Sedangkan Suharto menunjukkan kecenderungan militeristik dalam komunikasi formal maupun impersonal. 

Misalnya, dalam pidato Hari Kemerdekaan, Suharto kerap berpidato dengan menggarisbawahi peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam kurun waktu setahun saat dia berpidato. Ia juga mengingatkan tujuan masa depan dan arah bangsa Indonesia secara keseluruhan. Selain itu, Soeharto sering kali menyuarakan kekuatan industri, pembangunan ekonomi, dan politik luar negeri, serta mendorong bangsa untuk berjuang dan merangkul agenda Orde Baru.

Hal demikian cukup berbeda dari gaya pidato kemerdekaan Ir. Sukarno. Sebagaimana fakta yang ditemukan Virginia Hooker, Bung karno lebih sering menyajikan kebijakannya sendiri daripada dengan kebijakan nasional ketika memberikan pidato Hari Kemerdekaan. Orasi Bung Karno lebih spontan, tanpa struktur, tidak memiliki tema dasar, dan sering mengandalkan materi sejarah.

Baca Juga  Meniru Kebiasaan Nabi di Hari Jumat

Terlepas dari wibawanya dalam berpidato yang tidak diragukan lagi, salah satu ciri khas yang terlihat dalam gaya pidato Soekarno adalah kemampuannya mendekatkan penonton melalui referensi pengalaman bersama. Ia tidak hanya memancing argumen, merayu dan menginspirasi audiensnya, tetapi membuat penontonnya terikat secara emosional. 

Pidato Sukarno ‘berbasis kepribadian’. Meskipun sisi kejawaan Bung Karno sebenarnya Kromo yang berkelas tinggi, gaya komunikasinya yang unik khas jawa ngoko membuat pemikiran melangitnya menjadi membumi. Bung karno, orang yang benar-benar bisa menyatukan perasaan massa. Setiap orang yang mendengarkan pidato dan ceritanya, walaupun hanya sekali, pasti tidak dapat menahan rasa kagum dan terpikat oleh suaranya yang menggelegar dan keyakinannya mutlak.

Singkatnya, Bung Karno benar-benar adalah seorang orator sejati dengan kekuatan yang luar biasa. Dia menawan, tenang dan kebapakan. Bung Karno juga sangat humoris dan menyenangkan. Gaya komunikasinya membabanya pada titik kharisma yang tidak tergoyahkan.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.