Kenaikan Isa al-Masih dalam Al-Quran

KhazanahTafsirKenaikan Isa al-Masih dalam Al-Quran

Isa al-Masih merupakan salah satu tokoh yang sangat dihormati dan dipuja dalam dua tradisi agama terbesar, Islam dan Kristen. Unsur-unsur teologis, moral, dan naratif dalam sejarah Isa al-masih menjadi dasar penting bagi dialog lintas agama. Naiknya Isa al-Masih ke hadirat Allah SWT, yang hari ini (26/5) diperingati umat Kristen, merupakan salah satu cabang kepercayaan yang juga terdapat dalam Islam.

Meskipun tentu terdapat perbedaan umat Islam dan umat Kristen dalam mengimani Isa al-Masih, namun fakta tentang kenaikan Isa al-Masih merupakan keyakinan yang umum dalam tradisi Muslim maupun Kristen. Umat Islam memang tidak merayakan naiknya Isa al-Masih, tetapi Islam mengakui kebenaran peristiwa ini. Di dalam beberapa ayat al-Quran disebutkan bahwa Allah SWT mengangkat Isa al-Masih ke sisi-Nya. 

Di dalam al-Quran tertulis, …Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. An-Nisa: 158). Dalam ayat lain juga disebutkan,  (Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir…” (QS. Ali Imran: 55)

Terdapat perbedaan penafsiran tentang bagaimana Isa al-Masih terangkat dari dunia sebagaimana yang tergambar dalam al-Quran. Sekelompok ulama mengatakan bahwa Isa al-Masih diangkat-Nya ketika tidur. Kelompok lain mengatakan Allah mengangkatnya hidup-hidup. Ada juga yang menafsirkan diangkatnya Isa as bermakna sebagai kematiannya. Namun, mayoritas ulama berpendapat bahwa Isa al-Masih tidak pernah meninggal dalam penyaliban. 

Al-Tabari berpendapat bahwa Allah SWT telah mengangkat Isa al-Masih dalam keadaan hidup. Di dalam tafsirnya, Ia menulis “itu berarti Aku (Allah) akan menerimamu dari bumi, dan membawamu ke suatu tempat bersama-Ku tanpa kematian” (Tafsir ath-Thabari, QS. 3:55)  Al-Tabari lebih memilih interpretasi bahwa Isa al-Masih “diterima” oleh Allah dalam keadaan hidup, bukan setelah kematian. Ia menerangkan bahwa “berdasarkan riwayat dari Rasulullah SAW, Yesus putra Maryam akan turun dan membunuh Al Masih Palsu… dia akan mati dan kaum Muslim akan mendoakannya dan menguburkannya.”

Baca Juga  QS. An-Naml 18-19: Belajar Kebesaran Jiwa dari Makhluk yang Kecil

Terlepas dari bagaimana penafsiran saat-saat terakhir Isa al-Masih di dunia, umat Islam umumnya memahami bahwa Nabi Isa as meninggalkan dunia ini dalam keadaan hidup. Itulah keajaiban yang disebut ‘Kenaikan’. Allah mengangkat Isa al-Masih ke sisi-Nya, ia tinggal dan masih hidup sampai tiba waktunya turun kembali ke dunia di akhir zaman. Dia akan kembali untuk mengalahkan al-Masih Palsu (al-Dajjal) dan memperbaharui iman umat manusia, setelah itu dia akan mati secara wajar.

Nabi SAW menggambarkan kedatangan kembali Isa al-Masih dalam hadisnya, beliau bersabda “Demi Allah, putra Maryam akan turun sebagai penguasa yang adil. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi, dan menghapuskan upeti. Dia akan menghilangkan dendam, kebencian, dan kecemburuan, dan dia akan memanggil orang untuk memberikan kekayaan mereka dalam amal tetapi tidak ada yang membutuhkannya” (HR. Muslim)

Kedatangan kembali Isa al-Masih akan menegakkan kembali keadilan di muka bumi setelah periode ketidakadilan besar dan penindasan di tangan Dajjal dan sekutunya. Isa al-Masih akan meluruskan agama sekali lagi, sebelum kiamat tiba. Ia akan memperbaiki semua kepercayaan palsu yang tersebar di namanya. Dapat dikatakan, ‘mematahkan salib’ bukan hak Muslim, hanya Nabi Isa as sendirilah yang berhak melakukannya setelah dia kembali. Karena itulah praktik kekristenan dilindungi oleh hukum Islam. Bagaimanapun, perbedaan teologis mestinya tidak menghalangi Muslim dan Kristian untuk hidup bersama dalam damai dan bekerja sama untuk kemajuan umat manusia.

Singkatnya, al-Quran memberikan topik yang akrab dengan tradisi Kristen tentang ‘Kenaikan Isa al-Masih’. Keyakinan bersama tentang terangkatnya Isa al-Masih ke sisi Allah, dan masih hidup sampai sekarang, menjadi dasar untuk saling menghormati dan menghargai kebersamaan di tengah perbedaan.  Kesamaan membantu kita mengatur irama dialog yang bermanfaat tentang makna Isa al-Masih bagi setiap orang yang meyakininya. 

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.