Mudik, Khazanah Tradisi Silaturahmi

KhazanahHikmahMudik, Khazanah Tradisi Silaturahmi

Mudik lebaran merupakan suatu bentuk kearifan lokal bangsa Indonesia. Tradisi tahunan yang identik dengan hari raya Idul Fitri ini, merupakan momentum pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga besar, terutama orang tua. Keindahan silaturahmi terpancar dari tradisi mudik. Pada momen inilah ikatan persaudaraan, kekeluargaan, dan kemanusiaan dalam suatu sistem sosial diperkuat. Silaturahmi, pada intinya, berfungsi memelihara keseimbangan, keteraturan nilai-nilai sosial, budaya dan agama dalam masyarakat.

Menjaga suatu ikatan persaudaraan merupakan kewajiban Muslim, yang merupakan antitesis dari permusuhan dan kebencian yang tidak dibenarkan dalam Islam. Agama Islam bukanlah agama tanpa kemanusiaan dan keadaban terhadap satu sama lain. Sebaliknya, Islam adalah agama yang sangat menghargai hubungan dan ikatan antar sesama manusia. 

Untuk itulah, Nabi Muhammad SAW senantiasa mengajarkan umatnya untuk bersikap ramah dan membumi dengan mempraktikkan silaturahmi “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah silaturahmi, shalatlah pada malam hari ketika orang-orang sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Majah). Dalam hadis lain, Beliau juga bersabda, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi” (HR. Bukhari-Muslim).

Dorongan silaturahmi, seperti menjaga hubungan dengan keluarga, kerabat, tetangga dan teman, memiliki arti penting yang luar biasa bagi dunia ini. Persatuan dan persahabatan amat penting bagi kemanusiaan, yang juga merupakan jendela akhlak seseorang. 

Dalam masyarakat kita, persatuan dan ikatan silaturahmi terus diperbaharui dan diperkuat oleh kegiatan mudik setiap tahunnya. Dalam agenda mudik, orang-orang yang pergi merantau meninggalkan keluarga, kerabat, dan teman masa kecil, kembali untuk menemui mereka dan berbagi hasil kerja kerasnya untuk dinikmati bersama. 

Dapat Dikatakan, Mudik merupakan implementasi nyata dari nilai-nilai silaturahmi yang diajarkan Nabi SAW. Silaturahmi secara umum merupakan kewajiban untuk menjaga hubungan dengan cara memelihara dan menasehati, bersikap adil dan tidak zalim, serta memenuhi hak-hak wajibnya. Sedangkan dalam arti yang lebih khusus, sebagaimana ditulis Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari (j. 10, h. 418) adalah “menambah rezeki yang diberikan kepada anggota keluarga dan menjaga silaturahmi serta kemaslahatan mereka dan memaafkan kesalahan mereka.” Bukankah hal-hal ini identik dengan tradisi mudik masyarakat Muslim Tanah Air?

Baca Juga  Hijaukan Hati, Hijaukan Bumi

Mudik, tidak diragukan lagi, sarat dengan nilai keagamaan dan spiritualitas. Sebab, mudik merupakan salah satu bentuk praktik kemanusiaan yang dianjurkan di dalam al-Quran. Allah SWT berfirman,  dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS. An-Nisa: 1). Dalam ayat lain,  Allah SWT juga berfirman, Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS. al-Ra’d: 21)

Syeikh al-Maraghi di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksud  ‘menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan’ ialah orang-orang yang terhubung dalam silaturahmi, bersosialisasi, dan merawat anggota keluarganya dengan cinta, kasih sayang dan kebaikan. (Tafsir al-Maraghi)

Pada dasarnya, silaturahmi dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan keadaan masing-masing. Kadang bisa melalui bantuan uang, bantuan fisik, kunjungan, salam dan lain-lain. Kekeluargaan, baik yang mempersatukan dan memelihara, akan memperkaya kehidupan kita. Itulah inti dari Silaturahmi.

Intinya, mudik merupakan khazanah silaturahmi yang kaya makna dan mesti terus dilestarikan. Mudik lebaran adalah fenomena tahunan yang sarat dengan nilai-nilai agama, karena dilakukan dengan ikhlas dan rasa syukur kepada Allah SWT, dalam menjalin dan memelihara silaturahmi. Tradisi mudik memadukan nilai-nilai budaya masyarakat, seperti saling berbagi dan memberikan motivasi keberhasilan kerja keras. 

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.