Mengencangkan Doa di Akhir Ramadhan

KhazanahDoaMengencangkan Doa di Akhir Ramadhan

Ramadhan sudah mulai berkemas untuk pamit. Nuansa spiritual dan beragam keutamaan khas puasa juga akan lekas berakhir. Tanpa perhitungan Allah menggelontorkan rahmat dan ampunannya untuk para hamba-Nya di bulan ini. Doa-doa yang dikirim ke haribaan Allah juga tak akan ditolak-Nya. Perpisahan yang manis dengan Ramadhan bisa kita upayakan dengan mengoptimalkan perbuatan baik serta mengencangkan doa-doa kepada Allah. Mengharap Dia menerima dan berkenan atas amal perbuatan kita.

Segala perilaku ibadah amat ditekankan di bulan Ramadhan. Dan doa bagian dari ibadah yang agung. Rasulullah tak membatasi bacaan doa yang bisa dibaca selama maupun di akhir bulan Ramadhan. Artinya, kita bebas merangkai permohonan kepada Tuhan. Namun memang, ada riwayat yang populer dan kerap dibaca usai shalat tarawih, yakni doa memohon ampunan yang diceritakan oleh Sayyidah Aisyah.

Dari Aisyah RA, ia berkata, Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, yakni jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan? Nabi menjawab, berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun karim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Arti doa tersebut ialah, Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku. Riwayat ini mengisyaratkan agar doa meminta ampunan dipertegas di akhir Ramadhan. Merujuk pada latar kisah Sayyidah Aisyah yang bertanya mengenai doa utama saat lailatul qadar, di mana malam lailatul qadar diprediksi ada di sepuluh hari penghujung puasa. Kendati doa tersebut seolah spesifik bagi lailatul qadar, tak menutup anjuran untuk terus memohon ampunan di sepanjang Ramadhan.

Doa itu amat variatif. Doa-doa lain yang bisa dibaca untuk mematangkan Ramadhan kita antara lain:

Baca Juga  Kebebasan Beragama dalam Gagasan Spinoza

اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَلْنِيْ مَرْحُوْمًا وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمً

Ya Allah, janganlah Kau jadikan bulan Ramadhan ini sebagai Ramadhan terakhir dalam hidupku. Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadhan terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang Engkau sayangi.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَمَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُل

Wahai Tuhan kami, terimalah puasa kami, shalat kami, ruku’ kami, sujud kami, dan tilawah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar laagi Maha Mengetahui.

Doa adalah persediaan senjata seorang mukmin. Doa juga disebut sebagai senjatanya para Nabi. Para utusan Allah dengan kesadaran ilahiah yang tinggi, memasrahkan akhir segala urusan kepada Allah, memohon kepada-Nya setelah upaya maksimal. Kepasrahan menjadi penjelasan mengapa doa dikatakan juga sebagai intisari ibadah. Sebab dalam doa kita berserah, pasrah, dan percaya akan kuasa Tuhan. Pada akhirnya, doa merupakan pernyataan kelemahan seorang hamba. Rasa congkak dan sombong lumpuh oleh doa karena kuasa manusia sejatinya adalah pemberian dari-Nya. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.