Dubes RI untuk Tunisia: Nuzulul Quran Momentum Menjadi Manusia Berperadaban Qurani

BeritaDubes RI untuk Tunisia: Nuzulul Quran Momentum Menjadi Manusia Berperadaban Qurani

Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi hadir sebagai narasumber dalam momentum peringatan hari besar Islam yang bertema, Nuzulul Quran Kelahiran Peradaban Islam. “Pada bulan Ramadhan umat Islam mengalami momen-momen terbaik, yaitu dengan adanya nuzulul quran. Ini hal yang tidak diketahui banyak orang, al-Quran datang bukan tanpa tujuan, melainkan al-Quran datang dengan tujuan untuk membangun peradaban,” ungkapnya dalam peringatan Nuzulul Quran yang disampaikan pada tausiahnya melalui kanal Islam Ramah TV pada Minggu (17/04/2022).

Pada kesempatannya Gus Mis sapaan akrab Zuhairi Misrawi mengatatakan, peringatan Nuzulul Quran di Tunisia memiliki ciri khas yang unik dan sangat romantis. Pada tanggal 27 Ramadhan terdapat momentum di mana presiden Tunisia mengundang seluruh duta besar di negaranya untuk memeriahkan acara kebudayaan dengan tarian sufi, gema shalawat nabi, dan lainnya yang dikenal dengan sebutan Layalil Qamar, malam-malam purnama. Konon, acara ini akan diselenggarakan di Masjid Agung Kairouan atau populer juga dengan panggilan Masjid Uqba, sebuah bangunan bersejarah warisan abad ke-7 yang didirikan Sahabat Uqbah bin Nafi.

Menukil Ibnu Khaldun, bapak peradaban intelektual Muslim kelahiran Tunisia, bahwa peradaban itu madaniyah. “Dalam kitab al-Muqaddimah dikatakan, al-insan madaniy, insan itu pada hakikatnya berperadaban.” ungkap analis pemikiran dan politik Timur-Tengah.

Bagi Gus Mis, dalam diri manusia itu ada peradaban karena terdapat hati nurani atau akal budi. Dan akal budi yang dimiliki, maka itu sebenarnya peradaban. “Demikian al-Quran hadir dalam konteks memperkuat peradaban,” ujarnya.

Maka dari itu, suatu peradaban sudah seharusunya mampu menciptakan kebudayaan. Ibnu Khaldun mengistilahkannya dengan al-‘umrun, yakni kebudayaan-kebudayaan membangun peradaban. Sederhana untuk memaknai, peradaban itu dapat menyatukan, hingga bisa duduk bersama, berdiskusi, berbagi pengetahuan dan terhindar dari konflik. Apapun pandangannya, hati nurani mampu menyatukan kita.

Baca Juga  Cegah Konflik Bernuansa Sektarianisme

Lebih lanjut, Duta Besar Indonesia untuk Tunisia menjelaskan, suatu ketika Rasulullah SAW pernah ditanya bagaimana caranya berfatwa. Beliau menjawab, berfatwalah dengan hati nuranimu. Ayat al-Quran pun menarasikan, sesungguhnya manusia yang beriman adalah bersaudara. Sebab itu, jika terjadi sesuatu, maka sudah seharusnya saling mengingatkan, bukan justru menyudutkan, menyalahkan, dan mengafirkan.

Mufassir Tahir bin ‘Asyur, menulis tafsir monumental yang menjadi rujukan Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, yakni At-Tahrir wat at-Tanwir. Pada maknanya, ada kandungan luar bisa terkait peradaban. Ia membaca dalam sudut pandang, al-Quran membangun peradaban dalam konteks fanatisme dan ektremisme.

Disamping itu, Gus Mis menguraikan, ada tiga hal untuk membangun peradaban mengutip Tahir bin ‘Asyur. Pertama, seorang Muslim harus bisa berbahasa Arab karena itu bahasa yang digunakan al-Quran sehingga kita harus bisa menguasainya. Kedua, sastra. Ini yang hilang dari umat Islam, bahasa al-Quran itu nuansa sastranya sangat tinggi, maka saat mengkritik pun dengan gaya bahasa yang elegan. Hal ini agar tidak terjebak dalam cara-cara Khawarij yang menggunakan al-Quran untuk menjustifikasi orang, memecah belah, membunuh yang bahkan sesama saudara Muslim dan seorang yang besar seperti Imam Ali bin Abi Thalib. Ketiga dengan ilmu pengetahuan.

Sebisa mungkin bagaimana al-Quran itu agar menjadi at-Tahrir yang memerdekakan dari paham fanatis dan ekstrem, kemudian at-Tanwir, yakni mencerahkan sebagai kehadiran al-Quran pada asal muasalnya.

“Mari kita menjadi umat yang Qurani. ilmu, amalan, dan pemikiran kita harus benar-benar mencerminkan nilai-nilai al-Quran itu sendiri. Kembali pada al-Quran adalah kembali pada membangun peradaban untuk menciptakan persaudaraan dan membangun harapan-harapan,” pungkasnya. 

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.