Lawan Kebrutalan Berbasis Kebencian

KolomLawan Kebrutalan Berbasis Kebencian

Publik Tanah Air kembali tercengang oleh aksi kekerasan berbasis kebencian di ruang publik. Kemarin (11/4), seorang dosen sekaligus pegiat media sosial yang beberapa kali menuai kontroversi, Ade Armando, mendapat serangan brutal dari sekelompok orang di sekitar lokasi demonstrasi Mahasiswa SI. Lebih parahnya lagi, aksi kekerasan ini dibenarkan oleh sebagian orang di media sosial yang menganggap bahwa korban pantas mendapatkan kekerasan tersebut! Pembenaran terhadap tindak kejahatan tidak dapat dibiarkan, siapapun korbannya. 

Emosi kebencian telah membentuk karakter kekerasan kolektif yang membuat orang menoleransi kejahatan. Padahal, tidak ada kejahatan kekerasan yang boleh ditoleransi. Memang amat disayangkan, sebagian orang terlalu sering terjerumus dalam siklus balas dendam. Apa yang dianggap sebagai pembelaan terhadap aspek agama, berulang kali berjalan sebagai ajang pamer krisis spiritualitas. 

Menghina, mencaci, dan bertindak anarkis hanya membuat citra Muslim terlihat lebih buruk. Sebelumnya, sekelompok muslim ibu-ibu dan bapak-bapak juga mempertontonkan aksi ekstrem dalam merespon isu toa masjid. Kali ini, Sekelompok Muslim dengan raut wajah penuh kebencian yang sama juga memprovokasi aksi pengeroyokan brutal. Sampai kapan kejadian memalukan ini akan terus berulang?

Kebencian merupakan akar dari kekerasan, keduanya bertentangan dengan ajaran Islam. Sudah sepatutnya masyarakat Muslim menjauhi aksi kekerasan dan melawan segala narasi kebencian. Kita selalu diajarkan agar tidak membalas kebencian dengan lebih banyak kebencian. Di dalam al-Quran, jelas sekali dikatakan, tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu, akan seperti teman yang setia (QS. Fussilat: 34). Setiap perlawanan atau pembelaan kita sama sekali bukan untuk balas dendam, melainkan merubah permusuhan menjadi persahabatan, kebencian menjadi kecintaan. 

Inilah yang dicontohkan Rasulullah SAW, tidak ada yang dapat membantah fakta bahwa kecerdasan dan sikap baik Nabi SAW banyak melunakkan hati musuh-musuhnya. Abu Sufyan, salah seorang musuh besar dakwah Rasulullah SAW yang insyaf dan menjadi sahabat Nabi. Tidak lain karena kejahatannya tidak pernah dibalas kecuali dengan kebaikan dan rasa belas kasih oleh Nabi SAW.

Baca Juga  Kekuatan Feminin Fatimah Az-Zahra

Sebagian Muslim sering menghayal membela Islam, padahal menjatuhkan Islam. Membela Islam atau hal-hal yang berkaitan dengan Islam, dilakukan dengan niat membimbing dan memberi manfaat. Membela Islam dari berbagai kesalahpahaman maupun serangan, memerlukan pengetahuan, kelembutan, dan kesabaran. Kita membutuhkan lebih banyak perilaku Muslim sejati yang tulus dan sabar. Perilaku kita sering kali berbicara lebih keras daripada kata-kata kita, inilah pentingnya membela Islam dengan pengetahuan, kelembutan, dan kesabaran, bukan dengan kebencian dan kekerasan.

Kita patut meneladani kiai kita yang penuh ketenangan berdakwah menyampaikan ajaran Islam, mendidik dan meluruskan pandangan masyarakat Muslim dengan sabar, serta terus berupaya menghidupkan spiritualitas umat. Mereka selalu menjaga nama baik Islam sebagai agama rahmat, tidak pernah berkata kasar, apalagi sampai terlibat kasus hukum. Merekalah para ulama yang sebenarnya tengah membela ajaran Islam ditengah berbagai macam tuduhan, pencemaran, dan intrik politik. 

Kesimpulannya, kita harus mengecam dan melawan narasi kebencian dan kekerasan apapun yang terjadi di tengah masyarakat. Peristiwa kekerasan yang menimpa seseorang yang ‘vokal’ semacam ini telah berulang kali ini menjadi ironi bagi demokrasi di negeri kita. Tindakan brutal tidak dapat dibenarkan dengan cara apapun. Kita harus mengambil bagian untuk bertindak dalam mencerahkan berbagai kesalahpahaman, mendukung proses hukum, dan bersama-sama membangun logika publik yang memerangi kekerasan. Mengintervensi kekerasan yang memiliki basis kelompok sangat penting untuk mengurangi pengulangan kekerasan dan viktimisasi di masa mendatang.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.