Potret Inspiratif Keturunan Nabi di China

Dunia IslamPotret Inspiratif Keturunan Nabi di China

Sejak sekitar abad ke-13, anak cucu Rasulullah telah mewarnai dinamika negeri Tirai Bambu. Invasi Gengish Khan ke Kekaisaran Khwarezmia pada 1218 menjadi cikal bakal berkembangnya keturunan Nabi di sana. Sayyid yang menjadi pionir komunitas keturunan Nabi di China bernama Zhansiding Wumaer. Sampai akhir hayatnya, Zhansiding mencacat sejarah inspiratif yang patut dikabarkan.

Zhansiding merupakan keturunan Rasulullah dengan karir politik yang moncer di tanah China. Di tengah perbedaan etnis dan keyakinan, ia bisa hidup berdampingan secara damai, bahkan mengabdi pada kaisar China yang notabene tak seiman dengannya. Demikian halnya dengan anak cucunya, para sayyid/habib itu berbaur hingga saat ini dengan penduduk setempat yang mayoritas non-Muslim.

Realitas di negeri kita dengan sentimen anti-China sedemikian tinggi merupakan catatan kritis jika dibandingkan dengan potret kehidupan damai Muslim keturunan Nabi tadi dengan etnis China. Oknum-oknum tertentu d Tanah Air  tak hentinya membenturkan Islam dengan segala hal yang berbau China untuk kepentingan politik partisan. China sebagai rezim komunis anti-agama selalu dinaikkan sebagai wacana untuk membakar emosi umat Muslim negeri ini. Padahal, di bawah pemerintahan komunis China yang disebut anti-agama itu, sebagian anak turun habib Zhansiding tinggal dengan aman di sebuah kampung yang telah resmi dijadikan destinasi wisata religi bernama kampung Najiahu, terletak di selatan Yinchuan, ibu kota Ningxia.

Identitas Zhansiding sebagai keturunan Nabi diungkap dalam kitab tarikh resmi Dinasti Yuan Sejarah Yuan (Yuan Shi), sebagaimana dikutip oleh Novi Basuki bukunya dalam Islam di China Dulu dan Kini. Kitab tarikh tersebut mencatat, bahwa Zhansiding merupakan keturunan Bieanboer yang berarti nabi, persisnya Rasulullah Muhammad. Nasab istimewa itu membuatnya mendapat gelar saidianchi. Saidianchi merupakan sapaan hormat sebagaimana yang dipakai kalangan bangsawan China.

Saidianchi Zhansiding Wumaer adalah pelafalan bahasa Mandarin untuk Sayid Syamsudin Umar alias Sayid Ajal Syamsuddin Umar al-Bukhari. Ia merupakan keturunan ke-30 dari garis Housaini (Husain) cucu kedua Nabi dari pernikahan putrinya, Sayyidah Fathimah dengan Sayyidina Ali ibn Abi Thalib. Masih dalam Islam di China Dulu dan Kini, keterangan silsilah tersebut dikutip oleh Novi Basuki dari buku Silsilah Keluarga Saidianchi (Saidianchi Jiapu).

Seperti yang telah disinggung di atas, kehidupan Zhansiding di China tak lepas dari andil Gengish Khan. Alkisah, ketika pasukan Gengish Khan menggempur kota Bukhara, Zhansiding Wumaer menyerahkan diri dengan membawa serta ribuan kavaleri, elang putih, serta macan tutul. Zhansiding dan pasukannya pun oleh Gengish Khan dilebur ke dalam prajuritnya. Karirnya terus menanjak sejak bergabung dengan Gengish Khan. Yang semula hanya seorang pejabat biasa, ia sampai menjadi gubernur pertama Provinsi Yunnan pada tahu 1274, ditunjuk langsung oleh Kubilai Khan, cucu Gengish Khan.

Baca Juga  Istri Solehah Harus Menutupi KDRT? Mitos!

Sebelum memberikan mandat pada Zhansiding, Kubilai Khan memberikan kesaksian, bahwa keturunan Nabi asal Bukhara tersebut merupakan sosok yang tulus dan cakap untuk menjadi pemimpin. Sebelumnya, masyarakat Yunnan tidak makmur karena dipimpin oleh orang yang tidak tepat.

Di bawah kepemimpinan Zhansiding, pendidikan dan perekonomian berkembang cepat. Ia seorang sayid yang berpikiran terbuka. Selain mengurus masjid, Zhansiding pun juga fokus membangun kelenteng Konghucu lengkap dengan lembaga pendidikan untuk mengajarkan Konfusianisme. Predikat sayid tak membuatnya menonjolkan superioritas agamanya hingga menyalah-nyalahkan tradisi setempat.

Sayid Syamsuddin (Zhansiding) amat dicintai rakyatnya, begitu juga oleh sang kaisar. Masa pemerintahannya yang teruji dan terbukti baik menjadi legasi bagi generasi kemudian. Buktinya, setelah ia wafat, segala aturan yang menjadi kebijakannya selama enam tahun berkuasa tak boleh diubah atas dasar titah Kaisar Dinasti Yuan. Di usia 69 tahun ia wafat. Kepergiannya diratapi oleh segenap masyarakat. Sampai sekarang, makamnya di Yunnan masih terpelihara.

Nasulading (Nashruddin) adalah putra Zhansiding yang diperintah untuk melanjutkan estafet pemerintahan sang ayah di Yunnan. Pemerintahan Nashruddin tak kalah berhasil dari era ayahnya. Pada 1292 ia wafat di Provinsi Shaanxi dengan meninggalkan 12 orang anak. Seiring perkembangan masa, keturunan Nashruddin ini yang kemudian membentuk komunitas Muslim dengan marga ‘Na’. Di antara mereka ada yang berpindah dari Shaanxi ke Ningxia. Di Ningxia itulah letak desa Najiahu yang dikenal sebagai kampung wisata religi, dihuni oleh anak cucu Nabi.

Perjalanan hidup Sayid Zhansiding mengajarkan kita kemampuan bertahan dan menyesuaikan diri dengan segala realitas di tempat asing. Bukan hanya Muslim yang baik, tapi ia juga membuktikan tanggung jawabnya sebagai keturunan Nabi untuk menjaga tradisi profetik dengan menjadi pemimpin yang amanah dan berkualitas, serta pribadi yang berakhlak. Seorang dengan pemikiran inklusif, tidak pernah menonjolkan sentimen pada perbedaan etnis dan keyakinan.

Potret tersebut semestinya menunjukkan bahwa perbedaan bukan penghalang harmoni. Muslim di China di bawah kepemimpinan rezim yang disebut anti-agama ternyata tetap hidup selayaknya dan terlindungi. Semoga di Tanah Air tak ada lagi habib yang galak dan gemar menggoreng isu seputar Islam, China, komunisme, serta anti-agama. Sebaliknya, besar harapan para keturunan Nabi dapat menyatukan suara mengampanyekan harmonisasi di tengah rimba kemajemukan kita. Wallahu a’lam. []

Sumber: Buku Islam di China Dulu dan Kini (2020), Novi Basuki.

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.