Lebih dari Sekadar Bergembira Menyambut Ramadhan

KhazanahHadisLebih dari Sekadar Bergembira Menyambut Ramadhan

Sudah sepantasnya tamu agung disambut dengan suka cita. Gempita kegembiraan karena kedatangan Ramadhan mengisi hampir seluruh hal di sekeliling kita. Spanduk dan baliho bertuliskan “Marhaban yaa Ramadhan” mulai terpasang di mana-mana, ada banyak iklan bernuansakan sahur dan buka puasa, hingga bertebaran beragam diskon belanja spesial Ramadhan. Beragam tradisi juga berkembang di masyarakat menjelang Ramadhan. Bagi umat Muslim, Ramadhan menempati ruang khusus dalam bilik hati yang kedatangannya senantiasa dinanti. Namun, kita mesti bergerak maju lebih dari sekadar merasa gembira menyambut bulan puasa.

Ada hadis populer yang berbicara tentang ganjaran berupa diharamkannya neraka bagi yang bergembira menyambut Ramadhan, yang ternyata hadis itu bermasalah. Redaksinya berbunyi, Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.

Dalam buku Hadis-Hadis Bermasalah, KH. Ali Mustafa Ya’qub menyebutkan bahwa riwayat tersebut dapat ditemukan dalam kitab Dhurrah al-Nashihin yang ditulis oleh Utsman al-Khubbani. Setelah melacak riwayat tersebut, Ali Mustafa Ya’qub tidak menemukan siapa perawinya dan bagaimana kualitasnya dalam kitab-kitab hadis rujukan. Sebab itu, itu ia tak berani menyatakan bahwa ungkapan di atas diucapkan oleh Nabi.

Ungkapan di atas dengan demikian tak ubahnya hoaks karena sanadnya tak bisa dipertanggungjawabkan.  Al-Khubbani sendiri dalam kitab tersebut menghimpun beragam kisah perilaku luhur serta nasihat-nasihat, tapi masih perlu dilakukan verifikasi akan kebenarannya. Ayat-ayat juga hadis termuat di dalamnya, tapi tak dipilah antara hadis yang shahih, dhaif, bahkan palsu.

Di samping sanad yang bermasalah, ada kejanggalan pula dari segi isinya. Mudah sekali untuk membebaskan diri dari neraka, hanya dengan bergembira akan kedatangan Ramadhan. Bila dilihat, betapa banyak orang yang bergembira menjelang Ramadhan, seperti halnya para pedagang busana muslim, sarung, juga kurma, sebab dagangan mereka akan laris. Menurut Kiai Ali Musthafa Ya’qub, betapa tidak masuk akal jika para pedagang itu akan terbebas dari siksa neraka hanya karena mereka bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan. Selain itu, di antara indikasi hadis palsu, manakala ada amalan yang terhitung kecil tapi dibalas dengan ganjaran yang terlalu besar.

Lantas, apakah bergembira atas kedatangan Ramadhan kemudian dilarang? Tentu sama sekali tidak. Uraian ini tak ada intensi untuk melarang umat Muslim berbahagia karena bulan mulia tiba. Gembira atas perjumpaan menunjukkan rasa cinta dan kerinduan. Siapa pula tak senang dipertemukan lagi dengan bulan yang sarat berkah. Hanya saja, tidak diperkenankan menempatkan riwayat palsu tadi sebagai alasan dari munculnya rasa gembira. Tidak boleh pula menyebutnya sebagai perkataan Nabi SAW.

Baca Juga  Pentingnya Menghargai Kearifan Lokal

Suka cita itu juga tentu wajar. Tapi, jangan sampai kita terhenti pada kebahagiaan perayaan fisik semata dalam menyambut Ramadhan. Larut dalam euforia tapi lupa memperhatikan misi utama dari kehadiran bulan tersebut. Esensi utama bulan suci ini adalah giat melatih diri kita dalam menjalankan ketaatan, menghayatinya, untuk kemudian mempertahankan laku taat itu usai Ramadhan berlalu.

Melakukan persiapan-persiapan diri menjelang Ramdhan adalah langkah maju dari dari titik kebahagiaan menyambut Ramadhan. Persiapan merupakan upaya untuk mengoptimalkan diri menjalani momentum mulia tersebut. Alangkah baiknya jika kita melatih diri secara spiritual, keilmuan, juga fisik.

Rasulullah SAW selalu antusias menyongsong kehadiran bulan suci. Jauh-jauh hari sebelum Ramadhan tiba, beliau telah bersiap mengkondisikan dirinya dengan gemar berpuasa di bulan Sya’ban. Sayyidah ‘Aisyah pun menceritakan, bahwa Belum pernah Rasulullah SAW berpuasa (sunnah) di bulan-bulan lain sebanyak beliau lakukan di bulan Sya’ban (HR. Muslim). Karena itu, Sya’ban pun disebut sebagai bulan latihan. Waktu kita menempa diri sebaik mungkin untuk menghormati kehadiran Ramadhan.

Puasa melatih fisik sekaligus spiritual kita. Kebiasaan Nabi tersebut adalah agar ditiru umatnya sehingga kita tidak akan kaget ketika memasuki rutinitas baru di bulan puasa. Anjuran memperbanyak istighfar, zikir, serta menyambung tali silaturahmi di bulan Sya’ban adalah cara-cara untuk membersihkan hati dari noda yang menjadi penyakit spiritual. Tak lain tujuannya supaya jasad dan jiwa kita bersih dan siap melangkah memasuki bulan suci.

Selain itu, treatment yang tak kalah penting adalah membiasakan diri qiyam al-lail. Saat Ramadhan nanti, umat Muslim sangat ditekankan untuk bangun sahur sebelum subuh. Jika sudah terbiasa menjalankan tahajud, tak akan terlalu sulit rasanya untuk beranjak sahur dan beribadah di penghujung malam. Sunnah sahur itu akan memberikan kita bekal energi agar tetap prima dalam beraktivitas selama puasa.

Literasi seputar hal-hal yang terkait dengan Ramadhan juga sangat penting sebagai bekal untuk bertindak. Di antara yang paling prinsip adalah mengetahui fikih puasa dan makna di balik ibadah selama Ramadhan. Dengan demikian, seorang Muslim akan memiliki acuan pertimbangan dalam memahami mana perbuatan yang dapat merusak nilai puasanya dan mana hal-hal yang dapat menaikkan kualitas serta nilai dari puasanya.

Kehadiran Ramadhan selalu istimewa. Lebih dari sekadar berbahagia berarti sebaik mungkin mempersiapkan diri sebelum ia tiba, berarti pula menekuni ketaatan dengan menghidupkan perasaan yang utuh dalam prosesnya. Yang dengan itu semoga Allah merestui ibadah Ramadhan kita, dan dapat berpisah dengan membawa buah tangan keberkahan Ramadhan. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.