Terampil Mengelolah Sampah Refleksi Mencintai Alam

KhazanahHikmahTerampil Mengelolah Sampah Refleksi Mencintai Alam

Bupati Banyumas, Achmad Husein melakukan terobosan baru dalam pengelolaan sampah. Limbah plastik tersebut, telah diubah menjadi genteng dan paving blok dengan biaya produksi lebih murah dan kuat.  Keterampilan mengelolah sampah ini sangat ramah bagi lingkungan dan pastinya membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar.

Akhir-akhir ini, limbah rumah tangga menjadi persoalan kian pelik bagi lingkungan. Seiring waktu limbah  rumah tangga semakin meningkat, menyebabkan alam tercemar karena tumpukan sampah dan masih banyak masyarakat yang kurang disiplin dalam membuangnya.  Itu sebabnya, memiliki kepedulian terhadap keramahan lingkungan itu penting agar alam terawat keasriannya.

Meski sampah telah dibuang pada tempatnya atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebenarnya tidak juga menyelesaikan masalah. Ia justru menimbulkan masalah baru yang lebih besar dan kompleks. Alih-alih sampah yang seharusnya terkurangi dengan memanfaatkannya untuk hal lain, tak sedikit mereka lebih memilih lahan baru untuk dijadikan lahan TPA. Sulit dibayangkan, bila masyarakat memilih membuang sampah di TPA mungkin beberapa tahun ke depan tempat tinggal manusia sudah menjadi pulau sampah.

Oleh karena itu, keterampilan mengelola sampah untuk setiap pelosok kota, kecamatan, desa, dan RT/RW harus masif digerakkan sebagai refleksi mencintai alam. Tentu kita mengetahui ada banyak keterampilan bersumber dari barang bekas, seperti botol atau plastik yang dijadikan sebagai pot, mainan edukasi, dan sebagainya. Ini suatu langkah kemajuan yang harus diapresiasi. Kemudian meninjau perkembangan lainnya, pengelolaan sampah yang mampu diubah menjadi bahan material ternyata memiliki daya jual yang lebih tinggi, seperti yang sudah diupayakan oleh Bupati Banyumas.

Dari sini para pemerhati alam, kiranya dapat terinspirasi dengan mencoba membuat bahan material lainnya yang terbuat dari sampah organik yang bisa didaur ulang, seperti  sampah plastik, kaleng, beling dan sampah organik yang tidak bisa didaur ulang, misal sisa-sisa makanan kemudian memaksimalkannya diubah menjadi pupuk kompos berkualitas, juga sampah lainnya. salah satunya yang sudah berjalan yaitu, pada bidang Kebersihan dan Kemitraan Dinas Lingkungan Hidup kota Depok yang mempelopori penukaran sampah organik sisa makanan ditukar dengan pupuk organik kompos. Kegiatan seperti ini harus diawasi dan melibatkan tenaga profesional agar mendapat binaan yang baik sebagai bahan penelitian.

Baca Juga  Kunci Keshalehan Sosial

Beberapa wilayah yang konsen memerhatikan sampah, contoh di Jawa Tengah cukup berhasil mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Mereka memotivasi warga yang mau mengumpulkan sampah sesuai ketentuan dapat ditukar dengan bahan pokok, uang, emas, bahkan haji berdasarkan poin yang terkumpul atas kesepakatan. Dari sampah yang terkumpul, pihak desa bekerja sama dengan wilayah setempat agar barang bekas tersebut dikelola dan berlanjut seterusnya.

Keterampilan mengelola sampah ini akan lebih memotivasi jika warga setempat terlibat, yang kemudian dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah atau nilai berharga lainnya. Maka dari itu, dorongan kecintaan terhadap alam membutuhkan solidaritas dari hulu ke hilir agar lingkungan terjaga dan kesejahteraan masyarakat terbantu. Dibuktikan dengan aksi nyata, tidak sekadar sosialisasi tanpa adanya keberlanjutan program pembinaan. Cintai alam dengan merawat bumi dari hal yang sederhana dan termudah, karena demikian adalah tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.