Penjelasan Buya Arrazy Hasyim agar Kita Tak Bosan Menjalankan Ketaatan

BeritaPenjelasan Buya Arrazy Hasyim agar Kita Tak Bosan Menjalankan Ketaatan

Menjalankan perintah serta menjauhi larangan Allah adalah norma dasar dalam Islam. Menaati Tuhan artinya mendedikasikan kesetiaan untuk beribadah kepada-Nya, konsisten menjalankan kesalehan, serta menghindari jurang maksiat. Tuntutan untuk taat tersebut mengikat kita seumur hidup. Untuk itu, Allah dengan segala kebijaksanaan-Nya telah mengatur sedemikian rupa agar hamba-Nya tidak bosan dalam jalan kepatuhan.

Mengenai hal tersebut, Buya Arrazy Hasyim memberikan penjelasan dengan menggandeng mutiara hikmah dari kitab al-Hikam karya Ibnu ‘Atha’illah al-Sakandari. “Taat itu dikaitkan dengan waktu. Diberi waktu-waktu agar tidak bosan”, terang Buya. Tidak di semua waktu kita dibebani untuk melakukan kewajiban ibadah. Ada jeda. Dengan kata lain, Allah telah mengatur waktu ibadah hamba-Nya secara proporsional.

Buya mengajukan ilustrasi fenomena One Day One Juz (ODOJ), yakni program untuk mengkhatamkan satu juz al-Quran tiap hari. Dulu di awal gerakan tersebut, animo masyarakat sangat tinggi, tapi kini sudah mulai kendor. Suatu kampanye yang baik untuk menghidupkan al-Quran, tapi tabiat manusia yang gampang merasa bosan tidak bisa dinafikan adanya. Jelas disebutkan dalam hadis, bahwa Allah tidak akan bosan sampai kalian sendiri yang merasa bosan. Karena itu, Buya menganjurkan untuk melakukan langkah berkelanjutan, dari membaca yang tertulis dalam al-Quran dilanjutkan untuk mencoba memahaminya.

Supaya hamba-Nya tidak jenuh hingga merasa terpaksa dalam beribadah, Allah memanjangkan opsi waktu ikhtiar. Dalam ibadah, kita mengenal waktu afdhal (utama) dan waktu ikhtiar. Bukan menjadi masalah, bukan berarti pula otomatis tidak saleh, misalnya kita melewatkan awal waktu shalat yang utama karena sedang dalam situasi rapat penting. Menjadi tidak bijak jika malah memaksakan diri shalat di tengah berlangsungnya rapat dengan alasan mengejar waktu utama.

Baca Juga  Khaled Abou El-Fadl: Jangan Hanya Menilai secara Dogmatis

Rentang waktu atau opsi utama dan ikhtiar yang Allah sediakan untuk ibadah, berarti kebolehan adanya variasi dalam rutinitas ibadah, bukan pada ritualnya. Kita diperkenankan memanfaatkan kelonggaran yang Allah berikan agar ibadah yang kita kerjakan tidak hampa, luwes, dan penuh ketulusan. Keleluasaan tersebut pun ditujukan untuk mengimbangi karakter manusia yang cepat jenuh.

Satu ketaatan sebenarnya adalah satu langkah mendekati surga. Tapi orang-orang malas masuk surga sehingga terbitlah skema kewajiban-kewajiban dari Allah yang dibebankan untuk hamba-Nya. Dengan demikian, segala bentuk ibadah yang diatur untuk kita sejatinya adalah bahasa ajakan Tuhan untuk kita memasuki surga-Nya. Allah tersenyum melihat hamba yang keras mengusahakan dirinya untuk taat. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.