Kiat Menjadi Mukmin yang Tangguh

KhazanahKiat Menjadi Mukmin yang Tangguh

Dunia ini dipenuhi dengan banyak cobaan. Jika tidak tangguh menghadapinya, maka seseorang akan karam dan terus-menerus meratapi nasib yang menurutnya tidak adil. Terkadang prasangka seperti ini tak dapat dihindari, meski sekuat mungkin menepis semuanya akan berlalu. Pada titik terendahnya, orang yang tangguh akan menyadari dan menerima, kendati apa yang diupayakannya belum memanen hasil yang diharapkan dan tak mampu melawan takdir. Namun, langkahnya terus berlanjut dan tak mudah putus asa.

Rasulullah SAW bersabda, Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah SWT daripada Mukmin yang lemah, walaupun ada kebaikan pada keduanya (HR. Muslim dan Ibnu Majah).

Oleh karena itu, tangguh meliputi pada ruh, akal, dan fisik. Ketika tiga komponen itu kuat, syahdan terbentuklah Mukmin yang lebih disukai Allah SWT. Pada tiap-tiap komponen, cara penempaannya berbeda-beda. Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana pribadi tangguh tersebut dapat diperoleh seorang Mukmin dengan melakukan beberapa hal yang diterapkan dalam pola kehidupannya.

Pertama, cara mendidik ruh agar sehat dan kuat yaitu berpedoman pada akidah keimanan yang benar dan kokoh. Sebagaimana al-Quran diturunkan kepada bangsa Arab mensinyalir bagaimana ruh itu kali pertama harus ditanamkan kepada manusia. Ali Abd al-Halim Mahmud mengatakan tarbiyah ruhiyah diperlukan sebagai upaya internalisasi rasa cinta kepada Allah SWT yang menjadikan keridhaannya dalam setiap ucapan, aktivitas, kepribadian, dan menjauhi segala yang dibencinya.

Mukmin yang tangguh tidak akan takut menghadapi siapapun, selain kepada Tuhannya. Ia yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya melalui memperbanyak zikir dan amal saleh. Ini alasan mengapa Rasulullah SAW tak gentar dengan ancaman orang-orang kafir. Tatkala Perang Badar tentara Muslim berjumlah sedikit, tetapi berani melawan bahkan berhasil membuat kafir Quraisy terkocar-kacir. Ruh yang terdidik dengan kekuatan iman akan menumbuhkan semangat yang tinggi dan kestabilan emosi. Rasa optimis lebih dominan, ketimbang rasa pesimisnya. Bukan tangguh namanya, bila hanya bisa merendahkan orang yang lemah dan tidak mampu menolong yang papa, justru sikap tersebut menunjukkan ketidakberdayaannya menghadapi kondisi yang harus diperbaiki. Demikian ketangguhan seorang Mukmin terletak dalam keimanannya.

Kedua, akal. Manusia yang mampu mengoptimalkan akalnya dengan baik mengantarkannya pada kemuliaan oleh al-Quran disebut sebagai ulul albab. Allah SWT banyak memotivasi manusia agar akal fikirannya digunakan untuk merenungi apa yang ada dalam alam semsesta ini. Tidak bertaklid buta tanpa membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani semua itu akan dimintai pertanggung jawaban (QS. Al-Isra’: 36).

Baca Juga  Mari Kelola Keberagaman Muslim

Nutrisi bagi akal adalah ilmu pengetahuan. Ilmu itu sangat luas dan adakalanya pengetahuannya tersebut menyesatkan, tetapi akan ada di mana masanya ia ditunjukkan pada jalan kebenaran karena ilmunya pula. Orang yang berilmu itu memiliki rasa percaya diri yang tinggi, karena bekal pengetahuannya. Kendati telah diasingkan di suatu tempat, ia tidak khawatir kehilangan arah menentukan hidupnya. Memilki daya saing yang berkualitas seiring cepatnya perubahan zaman. Aura kebijaksanaan terpancar dalam dirinya, tenang, tidak gegabah, dan tidak mudah tertipu dengan permainan orang-orang picik. Faktanya seorang Mukmin yang berilmu itu lebih kharismatik, karena ia memahami bagaimana cara menempatkan dirinya dalam sebuah situasi.

Ketiga, tangguh secara fisik artinya aktivitas hidup yang diisi dengan menjaga kebersihan, pola makan, dan olahraga. Rasulullah SAW sangat memerhatikan kebersihan agar terhindar dari penyakit, memerhatikan asupan tubuh selain makanan pokok, gemar beliau mengkonsumsi buah, madu, dan susu. Asupan tersebut sangat baik dan menguatkan tubuh supaya tidak mudah lemas. Ditunjang dengan olahraga agar otot-otot terlatih kekuatannya.

Konon, olahraga yang dilakukan Rasulullah SAW kala itu yakni berkuda dan memanah sebagai persiapan saat terjadinya peperangan. Saat ini olahraga memiliki banyak varian, untuk itu dapat melakukan olahraga apapun dengan tujuan menjaga kesehatan fisik dan memperkuat otot tubuh, seperti pepatah dalam bahasa Latin, mens sana in corpore sano dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Walhasil, memiliki kepribadian tangguh bagi seorang Mukmin itu keniscayaan. Kepribadian ini tentu bisa diupayakan bagi yang siapapun yang menginginkannya. Selain bermanfaat bagi diri sendiri agar tidak mudah diremehkan dan terkena pengaruh negatif, hal tersebut lebih disukai oleh Allah SWT.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.