Semangat Bekerja untuk Ibadah

KhazanahHikmahSemangat Bekerja untuk Ibadah

Islam sangat menghargai umatnya yang memiliki dedikasi dan loyalitas dalam bekerja. Itu artinya, kesungguhan dalam menggapai sesuatu yang diinginkan benar adanya. Tidak menangguhkan beban hidup kepada orang lain dengan bermalas-malasan dan mengharap belas kasihan dari orang lain agar diberi. 

Untuk meraih sesuatu seseorang tidak bisa berharap mendapatkannya hanya dengan diam. Meski Allah SWT sudah mengatur rezeki setiap manusia, tetapi bekerja itu keharusan untuk memperoleh yang dikehendaki. Terlebih, misalnya ada tanggung jawab keluarga yang harus dipikul, maka semangat bekerja mesti diupayakan, karena ada orang lain yang harus dibahagiakan melalui usaha keras kita. 

Rasulullah SAW saking apresiatifnya dengan orang yang bekerja keras, beliau pernah mencium tangan salah seorang sahabat Sa’ad bin Mu’adz yang kasar dan kering saat bersalaman. Beliau bertanya apa sebabnya, “Saya membajak tanah untuk keluarga, ya Rasulullah.” Mendengar jawaban itu, beliau mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz lantas berkata, “Inilah tangan yang tak akan disentuh api neraka.”

Sebagaimana hadis di atas, semangat bekerja keras tidak melulu disamaratakan dengan pekerjaan kasar. Di masa kini, ada macam varian pekerjaan yang membutuhkan potensi lainnya, selain kerja fisik tetapi cukup menghabiskan banyak waktu dan melelahkan pikiran. Namun, yang dimaksud semangat bekerja di sini yaitu memaksimalkan waktu yang ada dan mengupayakan yang terbaik apapun pekerjaannya maka itu bagian dari ibadah.

Jika kita bekerja tidak diniatkan untuk Allah SWT, maka boleh jadi seseorang akan cenderung tidak merasa puas dengan hasil dari yang diusahakan. Mensyukuri dari hasil yang didapat dan masih diberi kesempatan untuk bekerja itu bagian dari nikmat. Sebab masih banyak orang di luar sana yang sulit mencari pekerjaan, sehingga kita yang memiliki pekerjaan terhindar dari perbuatan meminta-minta. Rasulullah SAW bersabda, Orang yang senantiasa di dunia ini meminta-minta kepada sesama manusia, maka di hari kiamat ia datang tanpa memiliki daging sama sekali di wajahnya.

Baca Juga  Anjuran Ulama Salaf Agar 'Melokal'

Hal ini dikarenakan, meminta-minta itu sifat orang yang lemah. Islam mengajarkan umatnya untuk semangat bekerja agar bisa bersedekah membantu kepada yang membutuhkan tanpa harus diminta. Akan tetapi, sebab kesadaran untuk berbagi saling memberi maslahat kepada satu sama lain. Sesungguhnya, sebaik-baik makanan adalah hasil dari tangannya sendiri dan hasil usahanya itu untuk anak-anaknya (HR. Abu Daud).

Semangat bekerja itu harus. Bekerja bagian dari ibadah itu memang benar. Kendati demikian kita tidak boleh lengah terhadap ibadah-ibadah wajib yang sesungguhnya. Orang yang profesional sejatinya mampu membagi waktunya dengan baik. Yakni, membagi waktu untuk Tuhannya dengan tidak meninggalkan shalat, meluangkan waktu untuk keluarga agar tetap harmonis, dan merehatkan diri sejenak dari kesibukan pekerjaan. Kehidupan dunia dan akhirat harus seimbang, karena sesuatu yang berlebihan pasti hasilnya akan tidak baik atau timpang sebelah.  

Rasulullah SAW sebagai teladan, beliau sibuk mengurus banyak umat tetapi tetap bekerja dan memerhatikan keluarganya. Sejak kecil, beliau sudah disibukkan dengan menggembala kambing lalu berdagang. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (QS. An-Naba: 11). Semangat ini yang harus ditanamkan umat Nabi Muhammad SAW agar terhindar dari kemalasan untuk bekerja.

Pada akhirnya, jangan terlalu pusing ketika yang kita kerjakan belum kunjung membuahkan materi yang melimpah. Rezeki sudah ada yang mengatur dan tidak mungkin tertukar. Tetap berikhtiar dan berdoa, semoga Allah SWT senantiasa menunjukkan jalan rezeki yang halal dan memberkahi setiap usaha hamba-hambanya. Salam semangat bekerja

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.