Tembang Lir-Ilir Sunan Kalijaga: Bangkit dari Keterpurukan

KhazanahTembang Lir-Ilir Sunan Kalijaga: Bangkit dari Keterpurukan

Berbagai upaya dikerahkan Wali Songo agar Islam dapat diterima masyarakat Nusantara. Sunan Kalijaga dalam hal ini menggubah tembang lagu lir-ilir sebagai media syiar yang memiliki sarat makna. Sampai kini lagu tersebut masih bisa kita nikmati dengan beragam genre musik, yang jika kita mengetahui maknanya akan lebih khidmat lagi mendengarkannya. Yakni, tetap semangat untuk bangkit meski banyak rintangan yang mesti dihadapi.

Sunan Kalijaga sebagai sosok mencintai dan dicintai banyak masyarakat paham betul seni budaya adalah cara yang bersahabat untuk mendekati masyarakat, seperti prinsip Wali Songo pada umumnya. Yakni, lebih mengedepankan perdamaian ketimbang pemaksaan atau kekerasan untuk menyampaikan syiar agama Islam.

Mengutip Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo (2019), selain menggunakan media wayang, menjadi guru rohani, dalang, penari topeng, desainer pakaian, perancang alat-alat pertanian, pendongeng, Sunan Kalijaga juga menciptakan beberapa tembang untuk kalangan anak-anak dan dewasa.

Salah satunya, melalui tembang Lir-ilir Sunan Kalijaga ingin menyampaikan tentang nasihat kehidupan untuk bangkit. Di antara lirik tembang tersebut, yaitu:

Lir ilir, lir ilir

Tandure wis sumilir

Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar

Cang angoh cah angon penekno blimbing kuwi

Lunyu-lunyu yo penekno ngangge mbasuh dodotiro

Dodotiro-dodotiro kumitir bedah ing pinggir

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore

Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane

Yo surako surak iyo

Tembang Lir-ilir memiliki makna untuk terus bangkit meski ada banyak rintangan menghadang yang membuat kita merasa terpuruk, seseorang tetap tak boleh lengah. Kemudian lirik “tandure wis sumilir” artinya benih yang ditanam sudah mulai tumbuh. Benih yang dimaksud yaitu keimanan yang menuju kehadirat Allah SWT. Barangsiapa yang ada keimanan dalam dirinya, niscaya menemukan kesejukan dalam hatinya bagaikan sepasang pengantin baru yang diliputi perasaan bahagia.

Baca Juga  Muhammad Kace Merusak Keindonesiaan

Yudi Hadinata dalam Sunan Kalijaga: Biografi, Sejarah, Kearifan, Peninggalan, dan Pengaruh-pengaruhnya (2015), memaknai “cah angon” sebagai khalifah fi al-ard selayaknya bisa menemukan sesuatu apapun dengan nilai-nilai ke-Tuhanannya. Terlebih dalam mengontrol setiap tingkah laku, ucapan, berlaku adil, dan bijaksana terhadap sesamanya.

Adapun buah belimbing yang memiliki lima sudut diilustrasikan dengan rukun Islam, yakni syahadat, zakat, shalat, puasa, dan berhaji bagi yang mampu. Walaupun pada dasarnya kehidupan dipenuhi banyak ujian, termasuk agar konsisten dalam mengamalkan rukun Islam,“lunyu-lunyu penekno” (meski licin-licin tetap dipanjat) tetaplah untuk mematuhi perintah Allah SWT. “Ngangge mbasuh dodotiro” mengamalkan perintah Allah itu membasuh atau menyucikan pakaian kita dari dosa-dosa.

Doditiro-dodotiro bedah ing pinggir, pakaian-pakaianmu yang robek di tepi itu. Dondomono jlumatono, cepat-cepatlah untuk dijahit, diperbaiki sebelum robekan atau kerusakannya mengenai sampai di tengah-tengah atau jantung hati. Memperbaiki pakaian tersebut tentu dengan hiasan akhlak dan melaksanakan perintah Allah SWT. Kanggo sebo mengko sore, untuk menghadap nanti sore, persiapan sebelum ajal kematian menjemput manusia.

Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane, selagi masih banyak peluang waktu, tempat, jalan, adanya kesadaran, hendaknya seorang Muslim membangun kehidupannya lebih baik. Manfaatkan situasi tersebut, untuk menuju kehadirat Allah SWT. Yo surako surak iyo, berserahlah dengan bersyukur. Menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur karena rahmat Tuhan itu sangat luas merupakan upaya mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dengan ini, tembang Lir-ilir yang diciptakan Sunan Kalijaga mengingatkan banyak pesan, terutama bangkit dari keterpurukan. Sekiranya ada hal yang membuat keadaan menjadi keruh, seseorang diminta untuk segera membenahinya. Batas usia manusia tidak ada yang tahu, untuk itu selagi ada kesempatan untuk memperbaiki maka lakukan dengan perasaan pasrah dan bersyukur kepada sang Pencipta.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.