Buang Keburukan, Bangun Kebaikan

KhazanahHikmahBuang Keburukan, Bangun Kebaikan

Kita semua memiliki kebiasaan, baik ataupun buruk. Kebiasaan baik perlu dibangun, sedangkan kebiasaan baik harus dibuang. Pikiran biasanya sudah tahu apa yang baik, tetapi kebiasaan membuat kita berbuat tanpa berpikir lagi. Kebiasaan adalah tindakan yang, secara sederhana dikatakan, autopilot. Penting untuk menyadari bahwa kebiasaan buruk datang dari nafsu, di mana kita mendambakan kepuasan instan. 

Sebagai Muslim, penting bagi kita untuk membangun kebiasaan baik dan menghentikan kebiasaan buruk. Mengatur diri adalah jalan jihad setiap orang. Dalam sebuah hadits, Nabi kita Muhammad SAW bersabda,

وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ

 “…Mujahid adalah orang yang berjuang untuk dirinya sendiri dalam ketaatan kepada Allah…” (HR. At-Tirmidzi )

Salah satu bentuk ketaatan adalah dengan senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik dan meraih ridho Allah SWT. Dalam surah Al-Baqarah ayat 195, Allah swt menyebutkan, janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.(QS. Al-Baqarah: 195)

Untuk berhenti dari kebiasaan buruk, dan  membangun kebiasaan baik, kita bisa memulainya dengan muhasabah atau introspeksi diri. Mari lihat diri sendiri secara lebih jujur dan apa adanya. Fokus pada dosa dan kebiasaan yang membuat diri tidak taat kepada Allah SWT. Kemudian pikirkan bagaimana kita ingin menghentikan dan merubahnya. 

Daripada berambisi menghapus kebiasaan buruk dengan segera dan drastis, lebih baik membuat perubahan kecil secara praktis dan realistis. Tidak ada salahnya menetapkan tujuan besar, tetapi mulailah dengan mengambil langkah-langkah praktis dan seimbang. Ingat bahwa Allah SWT sangat menyukai amal-amal kecil yang berkelanjutan dan konsisten. Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang dikerjakan terus-menerus walaupun itu sedikit (HR. Muslim)

Jadi, saat ingin berubah menjadi lebih baik, tidak perlu langsung drastis secara ekstrim sehingga kita kewalahan, sebaiknya lakukan perubahan secara perlahan. Misalnya, ingin berhenti dari kebiasaan menonton film secara berlebihan hingga menghabiskan banyak waktu. Daripada langsung berhenti dan membuat diri tersiksa, lebih baik mulai dengan membatasinya secara bertahap. Jika biasanya menghabiskan waktu 4 jam dalam sehari, potonglah menjadi 3 jam. Manfaatkan waktu satu jam itu untuk kegiatan yang lebih baik, misalnya membaca buku. Ketika tindakan itu telah menjadi kebiasaan dalam rutinitas, kita dapat menambahkan lebih banyak perubahan. Ini akan membuat segalanya lebih mudah!

Baca Juga  Abuya mengetahui Isi Hati Santrinya

Perubahan membutuhkan banyak motivasi dan kemauan keras. Dengan kata lain, perubahan harus dilakukan dengan sengaja dan kesadaran penuh. Saat berniat mengubah sifat buruk, itu harus menjadi motivasi kita. Nabi saw bersabda “Setiap tindakan tergantung pada niat di baliknya.” (HR. Bukhari). Niat yang kuat akan menumbuhkan tekat yang kuat dan dapat membantu kita menjalani perubahan yang kita inginkan. Penting juga untuk bergabung dengan orang-orang yang berpikiran sama, meminta nasihat mereka, berbagi perjuangan, dan memotivasi satu sama lain.

Saat kita perlahan-lahan menghilangkan kebiasaan buruk, maka kebiasaan itu akan meninggalkan ruang kosong. Oleh karena itu, kita perlu mengisi kekosongan itu dengan perbuatan baru yang lebih baik agar tidak mudah jatuh kembali ke kebiasaan buruk yang lama. 

Seperti yang disebutkan bahwa kebiasaan buruk tumbuh dari waktu ke waktu, begitu pula kebiasaan baik. Apapun yang telah kita terapkan untuk dilakukan, akan membutuhkan waktu untuk tertanam dalam kehidupan sehari-hari Anda sebagai rutinitas. Kuncinya adalah istiqomah untuk terus melakukannya hari demi hari. Tidak apa-apa jika terpeleset sesekali, yang penting adalah tetap kembali melakukan usaha kita untuk berubah. Perubahan membutuhkan banyak kesabaran, dan pasti melibatkan perjuangan dan tantangan. 

Singkatnya, segerakan diri untuk membuang keburukan dan membangun kebaikan. Ini adalah proses perjalanan yang semestinya. Dengan niat yang benar, upaya terus-menerus dan Doa terus-menerus kepada Allah swt, perubahan akan benar-benar terjadi di dalam hidup kita. Kita harus memiliki kesadaran tentang tujuan dan makna suatu tindakan, serta mengingat Allah SWT yang Maha Melihat. Berhasil membuat perubahan kecil dalam diri, akan menjadi satu hal yang sangat kita syukuri di masa depan.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.