Pesan Isra’ Mi’raj Bung Karno

KolomPesan Isra' Mi'raj Bung Karno

Isra’ Mi’raj adalah sebuah pengalaman luar biasa Nabi Muhammad SAW. Meskipun terkesan mustahil, Umat Islam memiliki keyakinan mendalam tentang kebenaran perjalanan kilat Nabi SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian naik menembus tujuh lapis langit, dan kembali lagi dalam waktu kurang dali semalam. Terlepas dari berbagai pendapat tentang bagaimana Nabi SAW melakukan perjalanan suci itu, Isra’ Mi’raj selalu relevan sebagai sebuah spirit. Sebagaimana Bung Karno merefleksikan Isra’ Mi’raj sebagai penguat batin dan semangat untuk naik tingkat. Ia pernah mengatakan, “Jikalau kita, bangsa Indonesia, ingin kekal, kuat, nomor satu, jiwa kita harus selalu jiwa yang ingin mi’raj, ingin mi’raj, ingin mi’raj.”

Bung Karno sering sekali diundang untuk memberikan pidato dalam peringatan Isra’ Mi’raj. Setiap tahun, tidak hanya satu dua tempat dalam setiap kali tanggal 27 Rajab tiba. Namun, dalam naskah pidatonya tentang Isra’ Mi’raj yang terkumpul, pesan yang dibawakannya selalu konsisten, yaitu memaknai Isra’ Mi’raj Nabi SAW sebagai inspirasi kekuatan batin dalam berjuang untuk bangkit, naik, dan meraih cita-cita yang lebih tinggi. Itulah mengapa kisah Isra’ Mi’raj amat penting untuk disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.

Memang dipahami, Isra’ Mi’raj adalah sebuah perjalanan yang sangat kompleks, selain karena kedahsyatan dan kehebatannya, peristiwa ini berisi pengajaran, hikmah-hikmah, penguatan batin, hiburan, peneguhan keyakinan, terutama kepada Nabi SAW. Bagi Bung Karno, Isra’ Mi’raj jelas memperbaharui semangat Nabi SAW untuk meneruskan perjuangan dan kewajiban beliau yang amat berat itu. Isra’ Mi’raj terjadi di pertengahan masa kenabian beliau, setelah 11 tahun bekerja mati-matian, membanting tulang, memeras keringat, mengulur tenaga, tetapi hasilnya tidak banyak. Di titik terlelah, menyedihkan, dan penuh luka itulah, beliau Mi’raj.

“Kita bisa melihat Isra’ Mi’raj ini sebagai penguatan batin kepada orang yang merasa dirinya kurang cukup untuk menjalankan suatu darma dan tugas” ucap Bung Karno. Baginya, pembaharuan semangat Nabi SAW dalam peristiwa Mi’raj itu patut dipetik hikmahnya, harus diresapi maknanya agar kita dapat meniru spirit itu. Sebagaimana Nabi SAW, setiap orang pasti berjuang, mengalami masa sulit, setiap generasi menghadapi tantangannya yang masing-masing yang tidak kalah berat, umat Islam benar-benar diuji keislamannya, keimanannya, keberaniannya, keteguhan batinnya, dengan ujian yang selalu bervariasi. Untuk masa yang seperti itu diperlukan umat yang kuat batinnya.

Oleh karena itulah, bagi Bung Karno, kisah peristiwa Isra’ Mi’raj ini penting sekali untuk di sampaikan, terutama karena mengandung semangat dan penguat batin yang sangat dahsyat. Ia berkata, “Isra’ Mi’raj itu mempunyai suatu arti yang sedalam-dalamnya, suatu pengisian optimisme ke dalam dadanya Nabi SAW. Pedek kata, jangan engkau putus asa, jangan engkau berkecil hati, optimislah. optimislah, optimislah, kerjakan terus engkau punya tugas!”

Nabi SAW diperjalankan dalam peristiwa Isra’ Mi’raj di saat beliau sedang jatuh-jatuhnya, sedang mengalami kesedihan yang luar biasa, lelah dan menderita karena perjuangan dakwahnya amat berat. Saat menyadari kelemahan itulah, beliau kemudian melesat secepat kilat, meraih keyakinan kembali yang lebih besar untuk melanjutkan misi.  Itulah suatu titik saat Nabi SAW benar-benar yakin 100% untuk melanjutkan misinya, perjuangannya, dan tugas-tugasnya dengan sehebat-hebatnya. Keyakinan itu tidak lagi berdasarkan penglihatan atau pengetahuan saja, tetapi benar-benar keyakinan sempurna, Haqqul Yaqin pada Allah SWT. Jadi, Meningkatkan keteguhan hati dan kekuatan batin untuk naik level melanjutkan perjuangan, inilah spirit Isra’ Mi’raj yang harus digali oleh setiap umatnya yang mengingat keagungan peristiwa ini. Seperti yang dikatakan Bung Karno,”Berjiwalah Mi’raj”!

Baca Juga  Raih Berkah di Hari Arafah

Spirit Mi’raj mendorong kita untuk selalu naik tangga, naik kelas, naik level yang lebih tinggi dari yang sebelumnya kita lalui. Setiap satu perjuangan telah selesai, harus terus dilanjutkan dengan perjuangan lain yang lebih tinggi. Sebagaimana pula, meraih kemerdekaan bangsa dari penjajahan bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan sebuah awal perjuangan yang baru. Bung Karno mengatakan, “Naik-naik tingkat, naik-naik Mi’raj saudara-saudara, dari revolusi bersejata menjadi revolusi pembangunan, revolusi untuk mencapai segenap cita-cita bangsa kita. Bagi bangsa yang menjalankan revolusi yang demikian saudara-saudara, maka kekuatan batin merupakan syarat yang mutlak”

Para nabi adalah teladan setiap umat, terutama karena kebesaran jiwanya dalam menjalankan perintah Tuhan dan menghadapi tantangan hidup. Spirit dalam jiwa seseorang tentu lebih besar, lebih berpengaruh, dan lebih abadi dari wujud fisiknya. Sebagai mana spirit Nabi Muhammad SAW yang sangat berpengaruh hingga hari ini. Bung Karno sangat mengagumi spirit itu, “Jiwa Muhammad SAW demikian hebatnya sehingga cetusan api yang keluar dari jiwa itu membuat padang pasir meledak laksana mesiu. dan ledakannya itu di dengarkan oleh seluruh umat manusia di duni ini. saking hebatnya gearan jiwa Muhammad SAW itu” ucapnya.

Bung Karno selalu berharap agar bangsa Indonesia mampu membesarkan jiwanya, meneladani dan mencontoh kehebatan jiwa dan spirit Nabi Muhammad SAW dalam membawa ‘Api Islam’ yang menyala-nyala dan menerangi dunia. Janganlah kita, bangsa yang lahir dari perjuangan hebat ini, turun dan merosot karena kekurangan semangat jiwa yang tinggi dan besar sebagaimana yang dibutuhkan. “Engkau mempunyai jiwa, engkau mempunyai jiwa, bahkan kita mempunyai jiwa sebagai bangsa. dan jiwa sebagai yang ini pun, saudara-saudara, ada yang besar, meledak. Ada yang kecil, terhimpit, tidak tumbuh. Maka kita sebagai manusia mempunyai kewjiban untuk membesarkan kita punya jiwa sendiri dan membesarkan jiwa bangsa yang kita menjadi anggota dari padanya”.

Dengan mengingat dan merenungkan kedahsyatan Isra’ Mi’raj Nabi SAW, kita dapat menjadikan momen peringatan ini untuk memperbaharui semnagat dan spirit jiwa, terutama dalam melanjutkan segala usaha dan perjuangan yang sedang kita jalankan, dan meraih cita-cita yang lebih tinggi. “Ambilah, ambilah pengertian dan Mi’raj itu, kenaikan ke atas, naik ke atas, supaya kebudayaan kita naik ke aras, supaya negara kita naik ke atas. pendek kata, supaya mutu kita sebagai bangsa, sebagai manusia naik ke atas” pesan Bung Karno.

Sumber: Pidato-pidato Ir. Soekarno berjudul Berjiwalah Mi’raj, Isra’ Mi’raj Mukjizzat Allah Kepada Nabi Besar Muhammad SAW, dan  Isra’ Mi’raj Penguat Batin Nabi.  Dalam Buku Bung Karno, Islam, Pancasila & NKRI (Jakarta: 2006)

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.