Nasihat Syekh Sa’id Ramadhan al-Buthi bagi Para Pelajar

BeritaNasihat Syekh Sa'id Ramadhan al-Buthi bagi Para Pelajar

Semua ilmu bersumber dari Allah. Lalu tampil menjadi sekian banyak disiplin keilmuan dan wawasan yang amat luas. Dalam perkembangan sejarah, terjadi dikotomi ilmu atau pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum (sekuler). Imbasnya, seolah ada persaingan serta nuansa rivalitas antara keilmuan agama dan umum. Ketika meyakini bahwa segala ilmu berasal dari Allah, maka dengan sendirinya pemahaman dikotomis itu sejatinya tumbang. Pandangan dikotomis tersebut pun justru berseberangan dengan konsep ajaran Islam yang integralistik.

Nasihat Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi saya pikir sangat tepat untuk memecah nuansa persaingan dan mampu mengantarkan pada pakem kesadaran, bahwa semua ilmu bersumber dari Dzat Yang Esa. Pemahaman lebih lanjutnya, baik pengetahuan agama maupun umum adalah saling terkait dan sama-sama penting.

Dalam salah satu ceramahnya, ulama Suriah ini menuturkan, “Yang terpenting jika ingin fokus mempelajari suatu bidang ilmu apapun itu, adalah niatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, secara otomatis apapun ilmu yang kalian pelajari adalah syar’i”. Artinya, apa yang kita pelajari bernilai syar’i, yaitu menjadi bagian dari jalan yang bisa menuntun kita menuju Allah.

Syekh al-Buthi, demikian sapaan akrabnya, mengisahkan nasihat sang ayah yang selalu ia pegang. “Andai kata aku tahu bahwa satu-satunya jalan untuk sampai kepada Allah hanya dengan menjadi pemungut sampah di bumi, niscaya kau akan kujadikan pembersih sampah. Namun aku tahu, bahwa satu-satunya jalan menuju Allah ialah dengan ilmu, maka dari itu aku arahkan engkau pada jalan ini”, tutur Syekh al-Buthi menirukan nasihat sang ayah kepada dirinya. Petuah ini menjaganya untuk selalu belajar dengan menyertakan Allah sebagai titik awal dan tujuan.

Ketika berniat mencari kedekatan dan perkenan Allah dalam belajar, maka lepaskan tendensi-tendensi di luar itu. Jangan belajar karena untuk mendapat pekerjaan, jangan mempelajari ilmu karena mengharapkan ijazah atau pengakuan, jangan pula karena ingin bersaing dengan rekan-rekan atau karena berkeinginan menjadi pemimpin. Melainkan, jadikan niatmu mempelajari ilmu untuk mencari ridha Allah.

Baca Juga  Meneladani Nabi Muhammad dalam Cinta Tanah Air

Saat seseorang memegangi prinsip tersebut dalam belajar, orang yang mempelajari kimia, fisika, kedokteran, filsafat, atau ilmu-ilmu apapun itu, tak ubahnya ia sedang mendekatkan diri kepada Allah. Kenapa demikian? Karena fungsi segala ilmu adalah untuk membuka hakikat pengetahuan. Dan hakikatnya yang sesungguhnya adalah Allah ta’ala. Singkatnya, belajar karena mencari ridha Allah adalah peta jalan menuju Sang Maha Hakiki.

Nasihat di atas barangkali terdengar klise atau kurang realistis. Tapi, ketika selalu menempatkan Yang Maha Kuasa sebagai yang utama dan pertama, kuasa-Nya sangat mampu bekerja melampaui harapan kita. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.