Mariam Al-Ijliya Pionir Astrolab

KhazanahMariam Al-Ijliya Pionir Astrolab

Meski memiliki kontribusi besar dalam dunia astronomi, nama Mariam Al-Ijliya tampaknya asing didengar. Mungkin karena tak banyak sejarah yang mencatat prihal detail kehidupannya, tetapi yang pasti ia merupakan ilmuwan perempuan hebat yang membuat karya penting bagi manusia modern sekarang. Yakni media Global Positioning System (GPS) yang dikenal sekarang, tak luput dari hasil pemikirannya sebagai pionir yang merancang astrolab, alat penentu arah yang pada gilirannya menjadi komponen basik untuk melahirkan GPS.

Mariam Al-Ijliya hidup di masa kekhalifahan Dinasti Abbasiyah abad ke 10 (944-967). Pada masa tersebut umat Muslim mengenangnya sebagai kebangkitan pengetahuan Islam, baik laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang cukup besar dalam mengembangkan potensinya.

Tak ada catatan terang mengenai ketepatan kelahiran dan kewafatannya. Mariam Al-Ijliya adalah pembuat astrolab terkenal dari Baghdad, Irak. Ia mewarisi keilmuan dari ayahnya, yang kerap mengajak putrinya ke tempat kerjanya. Ayah Mariam adalah murid Bilotus yang bekerja di istana Sayf al-Dawla di Aleppo, Mariam merasa tertarik dengan yang diajarkan ayahnya. Alhasil ia juga mengikuti kiprahnya dan berupaya mengetahui segala seluk-beluk terkait astrolab serta mencoba merancang dengan versinya sendiri dengan rumus matematika yang lebih rumit. Dari sinilah karya besar itu lahir dan Mariam dilirik oleh sang raja untuk dipekerjakan bersama ayahnya di istana.

Sulit menemukan ketokohan perempuan dalam sejarah secara rinci. Meski sudah ada banyak perempuan yang memiliki kontribusi besar, penjelasan eksplisit mengenai teori yang dibuat dan pola kehidupan nampaknya kurang dilirik sejarawan, mungkin karena masih masifnya dominasi laki-laki terhadap perempuan. Ini salah satu fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri. Mariam Al-Ijliya menjadi satu-satunya ilmuwan perempuan hebat yang terkenal pada masanya di abad ke 10 dalam bidang astronomi.

Dilansir dari Tirto.id, menurut Prof. Haleem Al-Husaini, Mariam adalah Muslimah pertama pembuat cikal alat transportasi dan komunikasi untuk dunia modern. Pekerjaan yang dilakukannya rumit dan berkaitan dengan persamaan matematis tap ia mampu membuktikan kemampuannya dalam bidang ini. Sayangnya, nama Mariam terlupakan sejarah. Saking sedikitnya tentang Mariam, seorang penulis bernama Raya Wolfson meragukan keberadaan Mariam sebagai penemu astrolab. Pasalnya, telah ada penemu astrolab jauh sebelum ia lahir, seperti tiga risalah oleh Theon dari Alexandria, John Philoponus, Severus Sebokht, dan alat ini sudah digunakan di India dan Persia.

Baca Juga  Gus Mis: Afghanistan Baru Harus Mengedepankan Kepentingan Bersama

Andai ada rekaman sejarah bagaimana Mariam menceritakan yang dibuatnya dan urgensi atas apa yang diciptakannya mungkin akan lain cerita. Oleh karena itu, ketokohan nama Mariam sering terlewat di beberapa deretan jurnal tentang astrolab dan ketika penyebutan ilmuwan muslim Arab dibahas, namanya tak pun tak ditemukan. Meski begitu, paling tidak saat ini sudah banyak orang yang mulai mengenalnya berkat adanya internet. Di Eropa nama Mariam cukup popular dengan julukan “Mariam Al-Astrolob” dan menjadikannya kiblat sebagai Wanita pemberani dan canggih dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga ilmu astronomi di sana dapat pesat seperti saat ini.

Nama boleh terlupakan, tetapi kemanfaatan bagi manusia akan mengekalkannya sebagai amal kebaikan abadi. Jika kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah mata angin, maka astrolabe digunakan untuk menentukan lokasi. Dua alat ini berperan signifikan di zaman dahulu bagi para nelayan atau mereka yang tengah melakukan bepergian ke suatu tempat yang belum pernah diketahui.

Beruntungnya manusia yang hidup pada masa sekarang. Saat tak mengetahui arah lokasi dengan mudah kita tidak mengkhawatirkan, karena melalui bantuan aplikasi google map, tujuan lokasi dapat tinjauan dengan cuku tepat. Bahkan, dapat mengestimasikan berapa jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi tersebut dan rute serta kendaraan yang dipilih akan menunjukan segalanya apa yang diperlukan.

Jadi motivasi kita saat ini mengenal Mariam Al-Ajili, yakni teruslah untuk menjadi orang yang memberi maslahat bagi banyak umat. Ini kebahagiaan hakiki bagi mereka yang menempuh jalan keabadian melalui memberikan kemanfaat. Semuanya tidak akan sia-sia dan tentu akan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. 

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.