Rasyidah Zebiri: Kisah Heroik Nusaibah binti Ka’ab Melindungi Nabi SAW di Perang Uhud

KhazanahRasyidah Zebiri: Kisah Heroik Nusaibah binti Ka’ab Melindungi Nabi SAW di Perang...

Kehadiran Islam memberi keleluasaan ruang gerak bagi para perempuan. Tak ayal, jika dalam sejarah Islam sederet tokoh-tokoh perempuan tampil berperang fisabilillah atau menjadi perawat bagi para korban. Semangat juang mereka dalam membela agama Allah yang tak terbendung mengantarkannya menjadi sosok besar yang dikenang dalam sejarah. Salah satunya adalah Nusaibah binti Ka’b perempuan asal anshar yang ikut serta dalam baiat aqabah kedua.

Rasyidah Zebiri seorang cendekiawan Muslimah dari Al-Jazair mengisahkan perjuangan perempuan di masa awal-awal keislaman. Perempuan yang konon jarang terdengar kiprahnya dalam sejarah, faktanya ketika diulik peran-peran mereka tak kalah memukau. Mulanya, sejumlah kaum beriman mendatangi Nabi SAW untuk berbaiat. Di antaranya terdapat Nusaibah binti Ka’b Al-Maziniah Al-Khazrajiah. Usai membaiat, Nabi SAW tidak menyarankan mereka untuk menyusul beliau ke Mekkah karena khawatir orang-orang Quraisy akan mencelakai pengikutnya.

Pada saat perang Uhud, Nusaibah dan beberapa perempuan ikut pergi ke medan perang guna memberi minum dan merawat pasukan. Namun kekalahan telah menimpa umat Muslim. Ketika ramai diisukannya Nabi SAW terbunuh, Nusaibah mencari beliau. Ia mendapati Nabi sedikit bersama kaum beriman, Nusaibah bertahan dan mengambil peran melindungi Rasul dari anak panah. Kemudian muncul Ibn Qamiah datang hendak menyerang Nabi, tetapi langsung dihadang oleh Nusaibah, hingga pundaknya terkena peang dan mengeluarkan darah.

Rasyidah mengatakan, perjuangan Nusaibah di sini sangat luar biasa sebagai seorang perempuan yang begitu pemberani dan tangguh. Lantaran sikap heroiknya, Nabi SAW berujar, “Aku tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, melainkan Nusaibah membelaku.”

Di samping itu, ketegaran Nusaibah sebagai seorang ibu sungguh teruji. Habib ibn Zaid putra Nusaibah yang diutus Nabi SAW untuk menemui Musailamah al-Kazab, karena Musailamah telah mengklaim dirinya adalah utusan Tuhan bersama Rasulullah SAW.

Baca Juga  Ramadhan Bulan Kasih Sayang

Saat perjumpaan tiba, Musailamah bertanya pada Habib, apakah engkau bersaksi Muhammad utusan Allah? Habib menjawab ya seraya melafalkan syahadat. Ia melanjutkan pertanyaannya, “Apakah engkau bersaksi aku utusan Allah?” Habib menjawab, “Aku tidak mendengar”, Musailamah mengulangi pertanyaannya dan Habib menjawab hal yang sama. Musailamah dibuat murka, lantas tak segan-segan ia memotong satu-persatu anggota tubuh Habib hidup-hidup agar menunjukkan pengakuan kerasulan Musailamah. Habib tidak melakukannya hingga ia syahid.

Demikian Nusaibah adalah seorang wanita yang berperan besar dalam berbagai bidang, baik di masyarakat, agama, dan keluarganya. “Keberaniannya membela umat Islam dan berperang memerjuangkan agama Allah, juga pelajaran lainnya adalah teladan darinya, yakni bersabar atas hal-hal yang tak disukai”, pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.