Spirit Komite Hijaz dalam Harlah Nahdlatul Ulama ke-96

BeritaSpirit Komite Hijaz dalam Harlah Nahdlatul Ulama ke-96

Penghujung Januari diperingati sebagai hari lahir Nahdlatul Ulama. Tanggal 31 Januari 2022, organisasi massa Islam ini memasuki usianya yang ke-96 menurut perhitungan Masehi. Pada Harlah kali ini NU mengangkat tema “Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban”. Tema yang melukiskan kepedulian menyeluruh, tak terbatas pada level lokal, tapi telah menyentuh atap global. Perhatian pada isu dunia dan kemauan merawat peradaban adalah spirit yang ditampilkan oleh Komite Hijaz. Sebuah kepanitiaan kecil yang menjadi embrio kelahiran NU pada 1926. Spirit Komite Hijaz itu pun terus menjadi napas yang hidup dalam perjalanan NU.

Terbentuknya Komite tersebut merupakan respons atas persoalan yang terjadi di Hijaz (Saudi Arabia). Pergolakan politik yang berujung pada keberhasilan Ibnu Saud menjadi raja, melahirkan kebijakan keras yang menggelisahkan umat Islam. Ibnu Saud adalah raja yang berpandangan monolitik. Tidak hanya menggulirkan aturan anti-pluralitas mazhab, situs-situs bersejarah serta peninggalan peradaban Islam juga hendak disapu bersih.

Makam keluarga Nabi, sahabat beliau, tokoh-tokoh Islam, dan tempat-tempat bersejarah menjadi sasaran proyek penghancuran. Bahkan makam Rasulullah SAW sendiri masuk dalam rencana pembongkaran. Di antara warisan sejarah yang telah menjadi korban adalah rumah Sayyidah Khadijah yang kini menjadi toilet umum. Makam Imam Uradhi ibn Ja’far al-Shiddiq diledakkan dengan dinamit.

Umat Muslim tentu dibuat resah oleh kebijakan tersebut. KH. Abdul Wahab pun Hasbullah berinisiatif menghimpun para kiai dan ulama untuk membahas dinamika yang terjadi di Mekkah-Madinah kala itu. Terbentuklah Komite Hijaz yang menjadi cikal bakal kelahiran NU pada 31 Januari 1926.

Komite ini ditugaskan untuk melakukan diplomasi kepada Raja Saud agar menyudahi kebijakannya. Salah satunya adalah permohonan agar tetap melestarikan dan meramaikan tempat-tempat bersejarah bagi umat Islam di wilayah kekuasaannya. Konon, tidak ada yang berani menyatakan keberatannya kepada Raja Ibnu Saud. Hanya Muslim Indonesia—melalui Komite Hijaz—yang berani mengajukan permohonan, menentang aturan terkait.

Baca Juga  Kegigihan Bung Karno Mendukung Kemerdekaan Palestina

Karena surat yang dikirim ke kerajaan tak kunjung berbalas, akhirnya Kiai Wahab Hasbullah dan Ustadz Ahmad Ghanaim langsung menghadap ke kerajaan Saudi Arabia dan berhasil menyampaikan surat Komite Hijaz kepada Raja Ibnu Saud. Aspirasi mereka mendapat perhatian dan surat itu kemudian dibalas selang beberapa bulan. Setidaknya tindakan perusakan situs bersejarah itu kemudian dihentikan pada masa Raja Saud bertahta hingga wafatnya.

“Merawat Jagat, Membangun Peradaban” merupakan tema yang sangat representatif menggambarkan jati diri NU semenjak kelahirannya. Komite Hijaz dengan prestasi diplomasi internasionalnya adalah bukti, bahwa NU memiliki spirit kepedulian orisinal pada penjagaan peradaban, budaya, serta urusan umat Islam secara umum. Bola dunia dalam lambang NU paling tidak memiliki dua arti. Pertama, ada isu-isu global yang memengaruhi berdirinya NU. Kedua, secara simultan NU memilih untuk berkomitmen mewarnai dinamika serta wacana dunia hingga hari ini.

Para kiai dan ulama NU menyadari betul bahaya dari sentimen anti-mazhab dalam kebijakan Ibnu Saud. Upaya memberangus warisan budaya dan tradisi yang berkembang di dunia Islam adalah ancaman bagi stabilitas umat Muslim serta kemajuan peradaban Islam itu sendiri. Sebab itu, Kiai Wahab secara cepat melakukan inisiatif dengan membentuk kepanitiaan mandiri.

Spirit Komite Hijaz kian menemukan relevansinya dalam momentum berlapis, yakni Harlah NU, pengukuhan pengurus baru jam’iyyah ini, serta fase menuju abad baru NU. Komitmen untuk memajukan peradaban dan merawat jagat diharapkan dapat segera ditransformasikan menjadi langkah-langkah konkret yang konstruktif dan kontributif. Selamat memasuki atmosfer dan era baru bagi Nahdlatul Ulama. Langkah taktis NU terhadap berbagai persoalan, dinantikan masyarakat lokal dan dunia. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.