Ibnu Khaldun: Tulis-Menulis adalah Keahlian Mulia

KhazanahHikmahIbnu Khaldun: Tulis-Menulis adalah Keahlian Mulia

Di dalam magnum opusnya, Muqaddimah, Ibnu Khaldun (w. 1406) menerangkan bahwa tulis-menulis merupakan bagian dari keahlian utama yang dibutuhkan suatu peradaban. Menulis berarti memelihara hal-hal yang menjadi perhatian manusia dan menjaganya agar tidak dilupakan. Bagi Ibnu Khaldun, menulis berarti melestarikan pemikiran dan keilmuan. “Menulis itu mengangkat tatanan eksistensi bagi gagasan” Tulisnya (h.728). 

Ibnu Khaldun, tokoh besar kelahiran Tunisia ini, begitu mementingkan keahlian menulis. Baginya, menulis merupakan kunci untuk melestarikan pengetahuan. “Menulis merupakan keahlian mulia, sebab ia salah satu sifat khas manusia yang membedakannya dari binatang. Menulis juga menampakkan apa yang ada di dalam pikiran, serta memungkinkan maksud seseorang, dibawa sampai ketempat yang jauh” Tulisanya lagi pada halaman lain.

Tokoh filsuf yang sangat berpengaruh di bidang sejarah, sosiologi, dan ekonomi ini, sangat produktif dalam menulis, karya ilmiahnya tersebut dapat bermanfaat hingga hari ini. Melalui kitab Muqaddimah, misalnya, pemikiran Ibnu Khaldun yang luar biasa dapat berkontribusi pada ilmu pengetahuan selama 7 abad lamanya, diterbitkan dan diterjemahkan ke berbagai belahan dunia, karena terdokumentasi dengan baik dalam betuk tulisan. Bahkan manuskrip teks Muqaddimah ditemukan dalam kualitas tulisan yang sangat baik beserta beberapa salinannya yang membuat keotentikan kitab ini tidak terbantahkan.

Kita, yang saat ini dapat membaca karya fenomenal Ibnu khaldun, tentu tengah menikmati manfaat dari dedikasi Ibnu Khaldun dalam menuangkan pikirannya ke dalam tulisan. Pada salah satu halaman kitabnya, beliau berkata, “Menulis memungkinkan seseorang dapat mengetahui ilmu pengetahuan, belajar dengan buku-buku orang lampau, serta dengan ilmu pengetahuan dan informasi yang mereka tulis. Karena berbagai aspek bermanfaat inilah, tulis menulis menjadi keahlian yang mulia.” 

Dalam teori Ibnu Khaldun, jiwa rasional ada pada manusia hanya secara potensial. Kecerdasan manusia hanya berupa potensi, maka dari itu, mengaktifkannya membutuhkan proses yang melibatkan upaya manusia sendiri. Transformasi dari potensi ke aktualitas pertama-tama dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan baru dan persepsi yang berasal dari sensibilia. Ia menerangkan,Setiap pengalaman bermanfaat bagi kecerdasan. Dan kebiasaan dalam keahlian memberikan kecerdasan. Dalam hal ini, tulis menulis merupakan keahlian yang bermanfaat” tulisnya.

Baca Juga  Terorisme Bukan Jalan al-Ghuroba’

Tidak dipungkiri lagi, tulis-menulis sangat terkait dengan dengan kepentingan teoritis dan ilmiah yang akan bermanfaat bagi penemuan pengetahuan. Ibnu Khaldun menulis bahwa, “Penulis akan selalu beralih dari satu petunjuk ke yang lain, selama ia bertekun dalam penulisan dan jiwa menjadi terbiasa. Dengan demikian, penulis memperoleh kebiasaan untuk beralih dari indikasi ke hal-hal yang ditunjukkan olehnya. Inilah yang dimaksud dengan pemikiran intelektual, yang dengannya ilmu pengetahuan yang tidak diketahui menjadi diketahui.”

Pada intinya, sebagai hasil dari terbiasa dengan proses beralih dari satu petunjuk ke petunjuk lain, orang akan memperoleh kebiasaan berpikir, yang merupakan peningkatan kecerdasan dan memberikan wawasan tambahan tentang permasalahan, serta pemahaman yang cerdik. Jadi, menulis merupakan keahlian utama dan mulia dengan manfaat yang luar biasa.

Referensi: MUQADDIMAH IBNU KHALDUN, edisi terjemahan Ahmadi Thaha, (2019: Wali Pustaka), h.745-767

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.