Keteladanan Rasulullah SAW dalam Berumah Tangga

KhazanahHikmahKeteladanan Rasulullah SAW dalam Berumah Tangga

Dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW berperan sebagai suami yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. Beliau menyayangi para istri, anak, dan cucunya dengan sepenuh hati. Memberikan pendidikan yang layak dan nafkah sebagaimana mestinya. Keteladanan ini tentu menjadi contoh bagi laki-laki yang tengah menjalani perannya sebagai suami dan pemimpin bagi keluarga agar rumah tangganya menjadi sakinah, mawaddah, dan warrahmah.

Di antara keteladanan Rasulullah SAW adalah kepribadiannya yang mandiri. Kendati beliau seorang utusan dan kepala keluarga, tidak semerta-merta membuatnya terbebas dari pekerjaan rumah. Aisyah ra. meriwayatkan, bahwa ia ditanya apa yang dilakukan Rasulullah SAW di rumahnya. Aisyah menjawab, “Beliau menjahit pakaian dan memperbaiki sandalnya sendiri.” Aisyah juga menambahkan, “Beliau juga senantiasa mengerjakan apa yang dikerjakan para lelaki di rumah mereka,” (HR. Ahmad).

Rasulullah SAW merupakan teladan umat yang juga menjalani peran sebagai suami. Beliau memiliki istri-istri yang didiknya dan berbagi nafas kehidupan. Kendati keharmonisan kerap menghiasi rumah tangga Rasulullah SAW, goncangan itu tetap ada. Sebagaimana fitnah yang pernah menimpa Sayyidah Aisyah ra atas isu perselingkuhan dengan seorang sahabat. Selama satu bulan lamanya, isu panas ini beredar kencang di masyarakat muslimin, hingga membuat beliau tampak murung dan Aisyah jatuh sakit. Namun, fitnah ini akhirnya terpatahkan dengan turunnya ayat al-Quran surat An-Nur ayat 11-26 sebagai asbabun nuzul tentang terbebasnya Sayyidah Aisyah dari fitnah perselingkuhan.

Kemudian salah satu sikap Rasulullah SAW yaitu memerjuangkan pemberdayaan perempuan tidak hanya dalam ranah domestik. Memberi peluang kepada istrinya yang berpotensi baik dalam berdakwah melakukan syiar Islam, seperti Khadijah al-Kubro yang membantu dakwah beliau pada masa awal keislaman dengan mengisi di majelis ilmu dan segenap materi yang dipunyainya. Aisyah dengan banyaknya hadis yang diriwayatkannya, Hafshah binti Umar bin Khattab yang terlibat dalam dokumentasi al-Quran karena kepandaiannya dalam membaca, menulis, dan menghafal kalam suci. Ummu Salamah sosok istri yang kritis dan memerjuangkan kesetaraan gender, ia kerap kali bertanya pada Nabi SAW dan tercatat ada banyak hadis tentang keperempuanan yang dikeluarkannya.

Baca Juga  Hikmah Positif Covid-19

Nabi SAW senantiasa menunjukkan kelemah-lembutan kepada para istrinya. Tidak pernah membentak, apalagi memukul. Menyayangi anak-cucunya, melempar candaan dan perhatian. Semua itu beliau tujukkan untuk memberi keteladanan kepada umatnya bahwa keluarga harus dijaga dengan sebaik-baiknya dan bertanggung jawab untuk membahagiakannya.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah SAW pernah mencium Hasan bin Ali sedangkan di sisi beliau ada Aqra bin Haabis at-Tamimi sedang duduk, maka Aqra berkata, “Saya mempunyai sepuluh orang anak tidak pernah saya mencium seorangpun di antara mereka.” Maka Rasulullah SAW melihat kepada Aqra dan bersabda, Barangsiapa yang tidak penyayang maka tidak akan disayangi (HR. At-Tirmizi).

Demikian kasih sayang, perhatian, dan canda tawa menjadi strategi Rasulullah SAW dalam membangun rumah tangga harmonis. Tidak kaku dan membelenggu perempuan dan anak-anak dengan tradisi yang mengunci kreatifitasnya, sehingga semakin aktif dalam berkomunikasi, niscaya semua anggota keluarga itu menjadi lebih solid, hangat, dan diridhai oleh Allah SWT.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.