Khittah.id, Upaya Konkret Mengglobalkan NU

BeritaKhittah.id, Upaya Konkret Mengglobalkan NU

Di sela hiruk pikuk Muktamar NU ke-34 lalu, saya mendengar perbincangan tentang khittah.id. Itu adalah nama situs yang diinisiasi oleh salah seorang cendekiawan Nahdlatul Ulama, Zuhairi Misrawi, yang kini mengemban jabatan sebagai Duta Besar RI untuk Tunisia. Dengan baik Zuhairi memanfaatkan posisi tawarnya untuk membawa nama NU lebih jauh mengudara. Keberadaan website ini bisa dimaknai sebagai upaya konkret seorang kader NU untuk mengglobalkan jam’iyyah NU khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Khittah.id adalah website berbahasa Arab yang dikelola oleh PCINU Tunisia. Kader-kader NU sejatinya memiliki potensi yang luar biasa besar. Mereka hanya perlu diakomodir, diberi kesempatan, dan dididik. Sebagaimana penggalan pidato presiden Joko Widodo dalam pembukaan Muktamar pada Rabu (22/12/2021) kemarin, bahwa NU adalah suatu potensi besar yang mesti disadari dan difasilitasi. Pemberdayaan mahasiswa untuk menulis dan mengelola website itu pun adalah langkah mewadahi kader NU khususnya yang berada di luar negeri.

Website ini adalah wasilah untuk mengenalkan NU, gagasan, beserta perannya. Dari situs ini kita juga dikenalkan khazanah keislaman di Indonesia. Menurut Zuhairi, mengenalkan NU sama artinya dengan mengenalkan Indonesia. Karena NU merupakan kristalisasi gagasan keislaman yang berbasis tradisi Nusantara. Dengan kata lain, Indonesia dan NU adalah dua hal yang integral.

Ketika mengetikkan kata kunci khittah.id, kita akan dibawa memasuki portal yang unik. Pasalnya, website dengan huruf-huruf Arab biasanya adalah produk negara-negara Timur Tengah dengan pembahasan isu-isu kawasan. Namun, kali ini kita akan menyaksikan suasana keislaman yang bercorak Nusantara saat tiba di beranda portal khittah.id.

Wawasan keislaman-keindonesiaan yang dimiliki NU merupakan modal yang layak menjadi role model bagi dunia Islam di Timur Tengah khususnya. Kita tahu, negara-negara kawasan yang dihuni mayoritas Muslim tersebut saat ini diliputi banyak kekacauan dan krisis perdamaian. Suatu paradoks yang memrihatinkan, karena Muslim yang mestinya membawa kedamaian malah menampilkan yang sebaliknya.

Baca Juga  Guru Non-Muslim Ngajar Di Madrasah, Why Not?

Adapun Indonesia, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, memiliki keragaman keyakinan, didiami ribuan suku bangsa, dan perbedaan-perbedaan sektor lain yang tak kalah banyak, tapi bisa hidup berdampingan dengan damai. Khazanah ke-NU-an dan keindonesiaan yang dibingkai dengan bahasa Arab melalui khittah.id ini adalah ikhtiar tepat yang diharapkan dapat menjembatani negara-negara kawasan khususnya dan Muslim dunia pada umumnya dalam menimba wawasan keislaman yang teduh dan moderat.

Ruh yang menjiwai khittah.id adalah gagasan persaudaraan keislaman, persaudaraan kebangsaan, serta persaudaraan kemanusiaan. Sebagaimana garis-garis kepribadian, pendirian, dan perjuangan NU dalam segala urusan adalah tiga tarikan nafas persaudaraan tersebut. Dapat dikatakan, bahwa situs ini adalah semacam diplomasi intelektual untuk mengglobalkan NU dan Indonesia dalam rangka berkontribusi bagi perdamaian dunia. Ke depan, jam’iyyah Nahdlatul Ulama semoga benar-benar dapat memberi pengaruh positif, maslahat, dan pendar kedamaian untuk umat manusia. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.