Membaca shalawat pada Nabi adalah hal yang sangat dianjurkan. Untaian doa dan pujian pada manusia terpilih ini memiliki banyak keutamaan. Kedudukan Rasulullah yang amat mulia meniscayakan begitu banyak keberkahan, sehingga menyebut namanya saja dapat menghasilkan kebaikan. Jika Allah SWT dan penduduk langit seperti malaikat saja senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, maka alangkah memalukannya jika kita—warga bumi—tidak melanggengkan shalawat untuk Nabi.
Perintah bershalawat diterangkan dalam Al-Quran surat al-Ahzab [33]: 56, Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.
Terdapat tiga makna shalawat dari ayat tersebut menurut jumhur ulama. Pertama, shalawat dari Allah artinya adalah rahmat bagi Rasulullah. Kedua, makna shalawat dari malaikat adalah istighfar (permohonan ampun) untuk Nabi. Dan ketiga, shalawat dari manusia bermakna doa.
Tidak sedikit keistimewaan dari membaca shalawat. Satu bacaan shalawat kebaikannnya akan dilipatgandakan, dosa akan dilebur, dan derajat akan dinaikkan. Seperti diterangkan dalam sabda Nabi, Barang siapa bershalawat padaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali, dan dihapus darinya sepuluh kesalahan, serta diangkat baginya sepuluh derajat (HR. Bukhari, Ahmad, Nasa’i, dan Hakim).
Selanjutnya, bershalawat atas Nabi dapat menghilangkan rasa cemas dan kesusahan. Suatu ketika Ubai bin Ka’b pernah bertanya kepada Nabi mengenai jumlah shalawat yang sebaiknya ia baca. Lalu Nabi pun membebaskan bilangannya. Akan tetapi beliau mengatakan jika diperbanyak itu lebih baik. Di akhir obrolan, Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Demikian, shalawat itu bisa menghilangkan kecemasanmu serta melebur dosamu” (HR. At-Tirmidzi).
Melanggengkan shalawat adalah tanda cinta pada Nabi, suatu upaya untuk mendekatkan diri kita dengan beliau. Nabi sendiri bersabda, bahwa Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku (HR. At-Tirmidzi).
Dalam riwayat Imam Thabrani, bershalawat bisa menjadi sebab seseorang memperoleh syafaat Nabi kelak di hari kiamat, terlebih jika diiringi dengan doa tawasul. Doa yang diawali dan diakhiri dengan shalawat dapat mempermudah dikabulkannya doa tersebut. Bukankah kita kerap mendengar ungkapan “shalawatin aja”, ketika kita menginginkan sesuatu. Ternyata ungkapan tersebut bukan isapan jempol belaka, Menunjukkan betapa luar biasa kekuatan shalawat.
Shalawat bisa dilantunkan kapanpun. Akan tetapi di antara waktu yang utama untuk membacanya adalah pada hari Jumat serta malam Jumat. Mengacu pada hadis yang menyatakan untuk memperbanyak shalawat pada Jumat (sayyidul ayyam) tersebut, karena pada hari itu shalawat tersebut dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Lebih dari itu, memperbanyak bacaan shalawat kian menemukan momentumnya di bulan kelahiran Rasulullah ini. Banyak sekali keistimewaan dan keutamaan shalawat kepada Nabi. Shalawat ibarat doa sapu jagad yang multi fungsi, dan merupakan sumber keberkahan. Mari dekatkan diri pada Nabi dengan giat bershalawat. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in. Wallahu a’lam. []