Membangun Visi Masa Depan Seperti Asiyah

KolomMembangun Visi Masa Depan Seperti Asiyah

Setiap orang pasti menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan dalam hidupnya untuk menuju sesuatu. Visi masa depan sangat penting untuk masa kini. Visi atau pandangan kedepan, adalah satu hal yang akan menguatkan kita di saat-saat tersulit dalam hidup. Saya pernah merasa tersiksa karena kesulitan dalam menyelesaikan tugas di kantor. Selama  bulan-bulan awal saya bekerja, saya adalah orang yang sangat tertinggal. Saya harus lembur setiap malam untuk berusaha menyelesaikan tugas saya. Tapi saya benar-benar down dan tidak sanggup dengan tekanan dari pekerjaan, kekacauan itu bahkan menjalar ke bagian hidup saya yang lain. 

Saat itu, saya menerima begitu banyak motivasi. Namun ada satu yang benar-benar menyentuh saya. Itu hanya pesan sederhana dari teman les bahasa Arab, ketika saya curhat mengenai sulitnya langkah karir saya. Ia menuliskan, “Semoga hatimu ditunjukkan tempat yang indah di akhirat. Bayangkan bahwa kamu punya rumah di surga, kesulitan apapun pasti langsung terasa mudah”. Tiba-tiba perasaan saya menjadi sejuk, dan masalah yang sedang saya hadapi terasa lebih ringan. 

Selama ini saya lupa, bahwa ukuran kemudahan atau kesulitan juga berada pada skala yang yang tidak terlihat. Sebagai seorang Muslim, saya seharusnya menyadari bahwa kemudahan dan kesulitan apapun yang saya hadapi, bergantung pada tingkat bantuan Ilahi. Tidak ada yang tidak mudah, jika Tuhan memudahkan saya. tidak ada yang sulit jika Allah memudahkan saya. Bahkan penyakit, kekurangan materi, kehilangan keluarga, atau disiksa oleh seorang tiran sekalipun, akan terasa mudah dilalui apabila memiliki visi di depan, yaitu balasan dari Allah SWT atas kesabaran dan ketekunan kita dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Saya jadi teringat pada Asiyah isteri Fir’aun, yang disiksa sangat keras, tetapi ia dapat tersenyum karena memiliki visi yang kuat di depannya, yaitu sebuah rumah di surga. Dia adalah wanita yang disebut sebagai contoh bagi orang beriman. Di dalam al-Quran Allah SWT berfirman, Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir‘aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim” (QS. At-Tahrim: 11)

Baca Juga  Tips Menghindari Overthinking Sebelum Tidur ala Imam al-Ghazali

Wanita yang disebut Nabi SAW sebagai salah satu dari wanita terbaik itu, mengalami siksaan brutal di saat-saat terakhir hidupnya. Tapi sesuatu yang aneh terjadi, Asiyah tersenyum. Dia sedang mengalami salah satu kesulitan paling parah yang bisa dialami manusia manapun, namun dia tersenyum. Bagaimana Asiyah bisa tersiksa namun tersenyum? Tentu saja itu karena ia melihat rumahnya yang indah di surga. Bagi Asiyah, ‘Rumah di surga’ bukan sekadar kiasan hati, tetapi sesutu yang benar-benar dilihatnya melalui visi hatinya. 

Dari ayat itu saya mengambil pelajaran bahwa kita, sebagai mana Asiyah, tidak boleh membiarkan diri didefinisikan atau dibatasi oleh keadaannya yang menyakitkan. Asiyah ada seorang wanita yang mencintai sesuatu yang jauh lebih berharga dari kehidupan dunia ini, bahkan yang mewah dan gemerlap sekalipun. Dia adalah seorang ratu, namun dia tidak melihat istana dan tahtanya dalam kehidupan ini. Sebaliknya, Asiyah melihat ke istananya di kehidupan berikutnya. Itulah kualitas luar biasa yang membuat dia pantas menjadi wanita terbaik dan contoh bagi orang-orang beriman.

Jadi, sejak saat itu, saya menjadi lebih semangat dan optimis dalam menaklukkan tantangan. Masa-masa tekanan pekerjaan yang berat kini telah berlalu, dan saya tidak pernah mengeluh lagi. Siapapun yang sedang dalam situasi sulit, kondisi yang buruk, atau tantangan yang terasa sangat berat, harus memiliki keyakinan yang kuat pada bantuan Allah SWT dan balasan indah di akhirat kelak. Kita harus memandang rumah kita di surga dan berbagai kenikmatan lainnya yang Allah janjikan. Visi seperti itu menguatkan kita yang menghadapi kesulitan, penindasan, bahkan siksaan apapun di dunia ini.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.