Hati-Hati Ketergantungan Anak Pada Digital

KolomHati-Hati Ketergantungan Anak Pada Digital

Kebutuhan teknologi informasi tidak lepas dari penggunaan gadget. Saat ini, Sebagian besar pelajar menjalankan kegiatan belajar daring lewat gadget. Namun, maraknya penggunaan gadget kerap diiringi dengan minimnya pembatasan waktu dari orang tua, sehingga kebebasan berselancar di dunia maya mampu memicu ketergantungan.

Jika dimanfaatkan dengan sesuai dan terukur, gadget dapat berpengaruh baik bagi perkembangan anak, salah satunya adalah menstimulasi imajinasi. Di samping itu, penggunaan gadget usia dini juga menjadi ajang pengenalan teknologi. Dengan demikian, anak tidak gagap teknologi (gaptek), yakni dapat mengetahui fasilitas dan kemewahan dari kemajuan teknologi yang terus-menerus diperbarui.

Sejumlah aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi anak mudah kita temui di dalam perangkat, seperti aplikasi tebak gambar, tebak suara, tebak warna dan lain sebagainya. Keberagaman aplikasi tersebut sejalan dengan hasil penelitian Sari & Mitsalia (2016) bahwa pengaruh penggunaan gadget terhadap anak pra sekolah cenderung ke arah positif yaitu sebanyak 71%.

Hootsuite melansir data pengguna internet sedunia di website resminya pada Januari 2020, termasuk Indonesia. Menurut survey, sebanyak 64% dari 272,1 juta penduduk Tanah Air merupakan pengguna internet, tepatnya 175,4 juta orang mengakses internet setiap harinya. 59% dari angka tersebut, aktif menggunakan media sosial, yakni 160 juta orang.

Data di atas menunjukkan, lebih dari separuh masyarakat Tanah Air menggunakan gadget untuk mengakses internet, khususnya di daerah perkotaan. Hampir tiap individu di dalam satu keluarga memiliki gadget untuk mengakses internet. Tidak hanya sebagai kebutuhan belajar mengajar, gadget juga kerap dimanfaatkan sebagai alat hiburan. Menyaksikan video, mendengarkan musik, serta bermain video game.

Faktanya, gadget tidak hanya beredar di kalangan remaja, dewasa atau lanjut usia, tetapi juga beredar di kalangan anak-anak. Ironisnya, gadget kini bukan lagi barang asing bagi anak-anak usia dini, yang seharusnya belum cukup umur atau layak untuk menggunakan gadget. Akibatnya, banyak permainan tradisional memudar dan perannya tergantikan oleh gadget.

Baca Juga  Meneladani Ajaran Kasih Gus Dur

 Perlu diketahui, penggunaan gadget di luar batas kewajaran dapat menyebabkan radiasi dalam jumlah besar. Radiasi yang ditimbulkan dari gadget dapat memengaruhi pertumbuhan anak-anak. Dampak lain dari aksi berlebih-lebihan dalam mengakses internet adalah tumbuhnya rasa malas.

Dari Ibnu Mas’ud, Nabi Muhammad SAW bersabda, “binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan”, tiga kali Rasulullah SAW menyebutkan hadis ini. (HR Muslim). Dari Amr Ibn Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah SAW berpesan, “makan, minum, dan bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong.” (HR Nasai)

Dari kedua hadis di atas Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya, agar berkehidupan secukupnya di dunia, tidak berlebih-lebihan dalam hal apa pun. Bukan hanya perkara makan, minum, bersedekah, dan berpakaian, dalam memanfaatkan gadget untuk memudahkan aktivitas keseharian juga tidak diperkenankan berlebihan.

Selain edukasi kepada anak-anak untuk tidak berlebihan dalam menggunakan gadget, orang tua juga dapat mempraktikkan di hadapan anak-anak, bahwa berselancar di dunia maya, ada batasnya. Orang tua dapat berperan sebagai panutan (role model) bagi anak-anak, dengan tidak selalu menggenggam atau menatap gadget dalam waktu lama di hadapan mereka.

Maka dari itu, penggunaan gadget memang diperlukan bagi anak-anak, tetapi harus sangat diperhatikan kuantitas dan kualitasnya. Ketergantungan digital yang sebagian besar merupakan hasil dari ketidakpedulian orang tua terhadap anak adalah kerugian bagi masa depan anak dan generasi bangsa negara.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.