Optimis Sembuh dari Covid-19

KhazanahHikmahOptimis Sembuh dari Covid-19

Hingga hari ini, kurva kasus Covid-19 di negeri kita belum juga melandai dan terus menunjukkan angka korban jiwa. Meskipun kasus terus bertambah, namun angka kesembuhan dari infeksi covid ini juga terus meningkat. Berdasarkan data terbaru tanggal 29 Juli 2021 kemarin, tercatat 43.479 kasus baru, dan 45.494 kasus sembuh. Banyak informasi ilmiah menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Covid-19 akan sembuh dalam waktu 14 hari.

Penyebaran Covid-19 semakin masif dengan unculnya varian baru dari virus ini. Banyak orang yang akhirnya terinfeksi dengan cara yang tidak terduga. Meskipun demikian, harapan sembuh dan sehat tidak boleh surut.  Optimisme untuk sembuh dari penyakit merupakan sikap mental yang sangat penting bagi siapapun yang menderita sakit. Seperti ucapan penuh optimisme dari Nabi Ibrahim di dalam al-Quran, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku (QS. Asy-Syu’ara: 80 ). 

Allah berkuasa menyembuhkan penyakit apa saja yang diderita oleh seseorang. Meskipun begitu, manusia juga harus mencari tahu cara untuk memperoleh kesembuhan itu. Sebab, penyembuhan pada dasarnya adalah sebuah proses yang melibatkan waktu, kesabaran, komitmen dan konsistensi. 

Langkah utama untuk menumbuhkan optimisme yang kuat bagi kesembuhan ialah dengan berobat. Islam memerintahkan agar berobat pada saat ditimpa penyakit. Berobatlah, karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan (HR. Abu Daud). Dalam kedaan terinfeksi Covid-19, kita dianjurkan untuk mengkonsumsi obat yang sesuai dengan gejala yang ada, dan mengikuti pedoman Isolasi mandiri di rumah jika gejalanya tidak cukup parah. Jadi, seseorang yang terinfeksi Covid-19 harus berusaha untuk berobat, menaati semua arahan dokter, dan terus optimis.

Baca Juga  Ironi Tren 'Ngustadz'

Selain itu, kita juga harus tetap tenang dan berpikir positif, serta mengarahkan pandangan pada sisi hikmah dan rahmat Allah di balik situasi ini. Bagaimanapun, 14 hari terisolasi, kehilangan indra penciuman, dan beberapa nikmat lainnya yang selama ini kita miliki, akan melatih kita untuk menjadi seseorang yang lebih sabar dan lebih bersyukur lagi setelah sembuh nanti. Keinginan untuk berbuat dan berubah menjadi lebih baik setelah sembuh akan memperkuat optimisme kita di kala sakit.

Banyak orang menyebut nama Allah selama masa-masa sulit, dan berjanji untuk mengubah diri mereka menjadi lebih baik lagi. Dalam al-Quran tertulis bahwa Allah menyelamatkan orang-orang yang berdoa kepada-Nya, “Sekiranya Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al-An’am: 63).

Intinya, apapun perubahan positif yang terjadi dalam diri kita selama pandemi ini, seperti berdoa secara teratur, membantu orang lain, dan berdonasi, mari sebisa mungkin kita lanjutkan ketika situasi berubah menjadi lebih baik. Demikian pula, kebiasaan buruk apa pun yang dapat kita tinggalkan selama ini, mari kita terus menahannya ketika kehidupan kembali normal nanti. 

Dengan tekad untuk berubah dan meningkatkan diri itulah, seseorang yang sakit akan semangat untuk sembuh. Itulah cara agar tetap optimis dalam meraih kesembuhan dari Covid-19. Ujian berupa sakit, dapat menjadi sarana pengampunan, peningkatan derajat, dan pahala kesyahidan bagi orang yang beriman.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait