Pentingnya Ridha Orang Tua bagi Anak

KolomPentingnya Ridha Orang Tua bagi Anak

Sebuah keniscayaan bagi anak berbakti pada orang tuanya. Sampai-sampai perbedaan pilihan kadang kala ditengarai menjadi jalan kedurhakaan bila anak tak mengikuti keinginan orang tuanya. Dilema dengan label anak durhaka, pada akhirnya tak sedikit anak yang terhambat potensi dan kebahagiaannya, karena ia harus melalui jalan yang bukan pilihannya.

Rasulullah SAW bersabda, Ridha Allah ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orang tua (HR. Tirmidzi). Hadis ini, selain untuk memberi peringatan untuk berbakti pada orang tua, acap kali dititikberatkan sebagai senjata mapan untuk menakut-nakuti anak agar mematuhi perintah orang tuanya dalam segala aspek, hingga bisa berdampak pada psikologis anak. Anak-anak menjadi tidak mandiri, peragu, dan kaku, karena apa yang menjadi pilihannya adalah dikte dari orang tuanya.

Memang benar, pola asuh otoriter seperti di atas tidak selalu buruk. Buktinya masih banyak anak yang terjebak dalam pola asuh ini, tetapi bisa dikatakan pilihan tepat dan berakhir bahagia. Namun, alangkah baiknya sebagai orang tua yang pengertian setiap keputusan didiskusikan. Anak yang terdidik dengan berdiskusi, tentu akan membiasakan dirinya kelak turut berbagi atau meminta pendapat dari orang tuanya maupun orang lain.

Dalam hadis ditemukan penjelasan di antara ‘uququl walidain (durhaka pada orang tua), yakni membuat tangisnya kedua orang tua adalah termasuk durhaka padanya (HR. Bukhari). Komitmennya, prinsip berbakti pada orang tua kita pegang teguh, karena nurani anak sejatinya selalu ingin membahagiakan orang tuanya. Namun, level respons perasaan itu berbeda-beda. Ada pilihan hidup yang tidak selalu berkenan dipilih. Bagaimana jika pilihan itu membuat orang tua sampai menangis. Padahal, sekalipun tidak pernah terbesit dalam dirinya berniat untuk menyakiti, justru kesungguhan atas pilihannya berharap bisa membahagiakan orang tua dan dirinya pula.

Oleh karena itu, jika ada anak yang bersiteguh pada pilihannya sendiri kemauan orang tuanya, misal memilih program kuliah, pasangan, profesi, cita-cita dan sebagainya. Namun, anak tersebut masih tetap menyayangi, melayani, berkata sopan, dan memberi kebaikan lain pada orang tuanya, maka label anak durhaka tidak semerta-merta tersematkan begitu saja terhadap sang anak. Beda halnya, ketika ia memperlakukan orang tuanya dengan tidak terhormat, kasar, mencela, dan tidak mengakui orang tuanya, tentu sikap ini jelas jauh dari nilai-nilai kebaktian.

Baca Juga  Lawan Takfir dengan Taaruf

Kartu merah orang tua dijadikan benteng pertahanan. Padahal, ridha orang tua sangat penting bagi anak. Oleh karena itu, sudah semestinya orang tua juga mau belajar memahami keinginan anak tanpa harus melabelkan durhaka pada anak ketika ada perbedaan sudut pandang. Ini sangat berbahaya, mengingat pentingnya ridha dan sikap suportif orang tua sangat dibutuhkan anak untuk mengembangkan kepercayaan diri, kemandirian, dan kecerdasan emosinya.

Perlu bagi para orang tua untuk melapangkan keridhaan bagi anaknya. Tentu dengan tidak membebaskan segala pilihannya, karena pola asuh yang permisif ini sama halnya dengan sikap tidak peduli. Menjadi orang tua yang baik itu tidak bisa diukur dengan seberapa banyak ia memberi banyak materi dan waktu.

Ada banyak orang tua yang rela menghabiskan uangnya demi anaknya, tetapi tidak menjamin kebahagiaan. Ada banyak orang tua atau ibu rumah tangga yang banyak menghabiskan waktu bersama anak, tetapi pertikaian kerap terjadi. Ada banyak anak yang merantau untuk belajar, jauh dari orang tua dan sokongan materi pas-pasan tetapi justru kehangatan relasi orang tua dan anak ditemukan di sini, karena di dalamnya penuh nasihat yang bermakna.

Maka dari itu, tak ada alasan yang lebih baik memberi kehangatan dalam keluarga untuk belajar saling memahami, yang kecil menghormati yang lebih tua dan yang tua mengasihi yang lebih kecil. Jika ridha orang tua adalah segala bagi anaknya, maka sikap suportif orang tua merupakan keniscayaan untuk mengantarkan anak pada kesuksesan dan kebahagiannya.

Artikel Populer
Artikel Terkait