Ramadhan Bulan Al-Quran

KolomRamadhan Bulan Al-Quran

Umat Islam sudah mulai menjalankan Ibadah di bulan suci Ramadhan 1442 H. Ramadhan identik dengan ibadah puasa dan peristiwa besar turunnya wahyu pertama al-Quran. Dalam rangkaian ayat-ayat yang berbicara tentang puasa Ramadhan, kita juga diingatkan tentang turunnya al-Quran di bulan yang sama. Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia… (QS. Al-Baqarah: 185).  Itulah momen paling dahsyat, ketika Allah SWT mulai membuka komunikasi secara langsung dengan hambanya.

Umat Islam menjalankan puasa Ramadhan sebagai salah satu bentuk ketaatannya pada perintah Allah SWT. Menurut Ibnu Asyur dalam Tafsirnya, At-Tahrir wa at-Tanwir, bulan Ramadhan dipilih di antara bulan-bulan lainnya karena dimuliakan oleh wahyu al-Quran di dalamnya. Pada dasarnya, puasa Ramadhan mulai disyariatkan pada tahun kedua hijrah, sedangkan wahyu pertama al-Quran telah turun sekitar 13 tahun sebelumnya, yakni pada 610 M. 

Oleh karena itu, penyebutan Ramadhan sebagai bulan turunnya al-Quran ketika mensyariatkan puasa, tidak lain sebagai pengingat tentang peristiwa besar tersebut. Dengan begitu, umat Islam yang menjalankan ibadah puasa akan merasakan keistimewaan lebih besar. Allah berfirman, ingatkan lah mereka kepada hari-hari Allah (QS. Ibrahim: 5), Mengingat hari-hari besar yang agung semacam itu memang mengundang ketakjuban dan rasa syukur yang luar biasa, sehingga umat Islam senantiasa menjalankan puasanya dengan penuh hikmat. 

Ramadhan adalah bulan untuk berinteraksi dengan al-Quran secara lebih intens. Setiap malam di bulan Ramadhan pula, Rasulullah SAW membaca himpunan ayat-ayat al-Quran yang telah diterimanya bersama malaikat Jibril. Untuk itulah, secara filosofis, Ramadhan adalah momentum untuk semakin memperluas wawasan umat Islam tentang al-Quran. Salah satunya, dengan meningkatkan literasi tafsir al-Quran. 

Rendahnya kesadaran tentang misinterpretasi atau salah tafsir, merupakan masalah serius sebagian besar masyarakat Muslim kita saat ini. Al-Quran sering dikutip tapi jangan dikontekstualisasikan. Hal ini cukup berbahaya, karena segala penyimpangan agama selalu bermula dari salah tafsir, seperti masalah jihad yang berakhir dengan terorisme. Jadi, selain memperbanyak membaca al-Quran sebagai ibadah harian kita, peningkatan literasi tafsir al-Quran juga perlu menjadi perhatian penuh kita selama bulan Ramadhan ini.

Baca Juga  Kebebasan Beragama dalam Gagasan Spinoza

Tafsir al-Quran di sini ialah penjelasan tentang makna-makna ayat al-Quran agar menjadi petunjuk bagi kita, yang kita peroleh dari mufassir atau ulama ahli dalam bidang penafsiran al-Quran. Pada dasarnya, al-Quran adalah kalam (firman) Allah yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW, telah disimpan dalam mushaf atau salinan fisik tertulis.Al-Quran sampai kepada kita melalui transmisi otentik selama lebih dari 14 abad. Al-Quran memperkenalkan dirinya sebagai kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya dan petunjuk bagi siapa saja yang bertakwa (QS. al-Baqarah: 2).  Mengikuti petunjuk ilahi melalui al-Quran adalah ‘tuntunan paling komprehensif bagi manusia’, yang mesti diusahakan umatnya sepanjang zaman.

Setiap perkembangan dalam masyarakat Muslim mesti diringi dengan pembacaan makna-makna al-Quran secara ‘segar’. Sebab, al-qur’an itu tetap sedangkan masyarakat Muslim terus berkembang, jadi penafsirannya juga harus berkembang. Umat Islam harus sadar bahwa kita memerlukan refleksi terus-menerus dengan al-Quran atas kondisi sosial saat ini. Dengan kata lain, kita perlu senantiasa memperbaharui tafsiran kita tentang ayat-ayat al-Quran agar al-Quran tetap berfungsi sebagai pedoman yang abadi.

Tafsir al-Quran terus berkembang sepanjang zaman mengawal dinamika masyarakat. Penting bagi kita mengikuti perkembangan tafsir sesuai zamannya, mencari tahu bagaimana ayat-ayat tentang gender, politik, jihad, dan lainnya, didiskusikan kembali di oleh ulama era modern. Tentu saja tanpa mengurangi rasa hormat kita pada penafsiran terdahulu, karena ulama modern juga mengandalkan kekayaan intelektual Islam dari era terdahulu, tidak saling terputus.

Dengan demikian, di bulan al-Quran inilah waktu yang tepat untuk menyegarkan kembali pengetahuan kita tentang makna-makna al-Qur’an. Ramadhan sebagai bulan istimewa yang menandai turunnya wahyu ke bumi, merupakan semangat untuk mendialogkan idealita al-Quran dengan realitas kita. Al-Quran adalah perantara petunjuk Tuhan bagi umat manusia. Mukjizat Islam yang abadi, panduan lengkap dan terbaik untuk menjalani hidup seseorang dan mencari keridhaan Allah SWT. 

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.