Istiqlal dan Katedral, Simbol Kerukunan Umat Beragama

KolomIstiqlal dan Katedral, Simbol Kerukunan Umat Beragama

Dua tempat ibadah umat beragama yang berbeda keyakinan, antara Islam dan Kristen telah menjadi simbol kerukunan di negeri ini. Pasalnya, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral tersebut letaknya sangat berdekatan, bahkan berhadap-hadapan, jaraknya pun tak lebih dari 100 meteran. Apalagi tempat ibadah tersebut telah dibangun terowongan bawah tanah yang menghubungkan keduanya. Inilah sebuah contoh kehidupan yang mengedepankan kebinekaan. Tak ayal, jika Istiqlal dan Katedral disebut sebagai simbol kerukunan umat beragama.

Keduanya berada Provinsi DKI Jakarta, posisinya pun dekat dengan Monumen Nasional (Monas), sehingga tak sulit untuk menemukannya. Bangunan tersebut juga terbuka untuk umum. Para pengunjung dipersilahkan masuk, dengan mengikuti aturan yang ada, salah satunya harus mengenakan pakaian sopan dan menghormati jamaah yang sedang beribadah, hingga masing-masing pihak pun dapat melaksanakan kewajibannya dengan tenang dan nyaman. Sebagai Ibu Kota negara, Bhinneka Tunggal Ika diharapkan hidup dan terlihat di Jakarta.

Kerukunan antara umat Islam dan Kristen salah satunya terlihat tatkala ada perayaan hari-hari besar keagamaan. Saat Hari Raya umat Islam, halaman Gereja digunakan untuk memarkirkan kendaraan jamaah yang akan melaksanakan shalat Idul Fitri atau Idul Adha. Begitupun sebaliknya,  ketika perayaan Natal pun, halaman Masjid Istiqlal digunakan untuk memarkirkan kendaraan jemaat Kristen. Walaupun peristiwa itu terlihat biasa saja, tetapi hal tersebutlah yang menghidupkan toleransi di negara ini. Kegiatan gotong royong dan saling membantu di kalangan umat beragama, sejak dulu sudah tertanam dengan baik.

Perlu kita ketahui, pembangunan Masjid Istiqlal dirancang oleh seorang Nasrani. Dia adalah Friedrich Silaban yang rela belajar Islam untuk berkarya merancang bangunan megah yang gagah berdiri hingga saat ini. Dilansir dari Kompas.com (25/02/21), Friedrich Silaban memenangi sayembara arsitektur Masjid Istiqlal pada Juli 1955. Ketua juri sayembaranya saat itu adalah Presiden Soekarno. Ketika proses perancangan Masjid, dia sangat bersungguh-sungguh belajar Islam. Keterlibatan sentral seorang umat Kristen dalam pembangunan dan perencanaan masjid berskala nasional, menjadi momen yang mendamaikan zaman itu.

Baca Juga  Rasyidah Zebiri: Kisah Heroik Nusaibah binti Ka’ab Melindungi Nabi SAW di Perang Uhud

Di samping itu, untuk melahirkan persaudaraan umat yang erat, pemerintahan Presiden Jokowi mulai membangun Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Dilansir dari Kompas.com (18/01/21), Wakil Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan Masjid Istiqlal, Abu Hurairah mengatakan, Terowongan Silaturahmi itu tak hanya berfungsi sebagai simbol kerukunan antar umat Islam dan Kristiani, tetapi juga sebagai fasilitas untuk memudahkan jemaah. Dia pula menyebutkan, akan membuat tampilan terowongan itu secantik dan semenarik mungkin, sehingga orang akan tertarik melewati terowongan.

Melalui pembangunan Terowongan Silaturahmi, maka toleransi kedepannya akan meningkat. Kemudian, hal itu dapat mencerminkan perdamaian dan keserasian antar umat beragama. Negeri ini tak hanya dihuni oleh satu keyakinan saja, tetapi memiliki kepercayaan keagamaan yang berbeda-beda.  Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral adalah sebuah refleksi kehidupan ber-Bhinneka Tunggal Ika di negara ini. Simbol kerukunan akan lebih terlihat, apabila tempat ibadah semua agama memiliki bangunan penghubung antara satu dengan yang lain.

Maka dari itu, kedepannya harus ada pembangunan berkelanjutan penghubung antara rumah ibadah agama lainnya, demi mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika yang lebih sempurna. Hal tersebut adalah kekuatan agar meningkatkan persatuan dan kesatuan. Dengan demikian, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral adalah salah satu contoh simbol kerukunan antar umat beragama yang ada di Tanah Air. Semua rakyat Indonesia pasti bangga telah memiliki bangunan bersejarah yang menjadi ikon nusantara. Dengan adanya kedua bangunan tersebut Bhinneka Tunggal Ika akan tumbuh subur. 

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.