Salah Kaprah Memahami Jundullah

KolomSalah Kaprah Memahami Jundullah

Menaikkan jumlah penonton dan pengikut adalah prioritas, sedangkan meningkatkan kualitas konten dakwah daring itu sampingan. Jundullah yang berarti tentara Allah, kian lama kian disalahartikan dan dimanfaatkan habis-habisan. Dari pernyataan ustadz dan aktivis media sosial yang berbondong-bondong menyebut Covid-19 sebagai tentara Allah, sampai video viral deklarasi jundullah pada awal tahun 2021. Lantas, siapa sebenarnya jundullah yang dimaksud dalam al-Quran? Benarkah Covid-19 atau mereka yang melakukan deklarasi? Atau bahkan, bukan keduanya?

Lafadz junud (jama’ dari jund yang berarti tentara) secara eksplisit tertuang dalam al-Quran surah al-Taubah (9): 26, kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman. Dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihanya. Dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang kafir. Demikianlah pembalasan kepada orang-orang kafir.

Tentara Allah yang dimaksud pada ayat ini adalah para Malaikat yang membantu Rasulullah SAW dan umatnya dalam perang Hunain. Peristiwa di lembah Hunain yang terjadi pada tahun  630 M atau 8 H itu merupakan pertempuran antara Nabi SAW dan para pengikutnya dengan kaum Badui dari kabilah Hawazin dan Tsaqif. Begitu pula kabilah Nashr dan Jusyam.

Para malaikat yang membantu perjuangan Nabi SAW melawan kebatilan orang-orang Badui tersebut adalah tentara Allah sesungguhnya. Lantas, bagaimana dengan Covid-19? Nyatanya, virus tersebut tidak sejalan dengannya. Meskipun virus ini menyerang orang-orang yang mendzalimi dan menyiksa umat Islam, seperti Muslim Uighur, tetapi ia juga menghantam siapa saja tanpa pandang bulu, termasuk orang-orang baik dan tak berdosa. Bagaimana bisa tentara Allah menyerang orang-orang tak bersalah?

Maka dari itu, Covid-19 tidak tepat jika disebut sebagai tentara Allah. Namun, ia lebih pantas disebut sebagai ujian. Sebagaimana yang disampaikan Quraish Shihab, Covid-19 adalah bencana berupa ujian dan peringatan untuk umat manusia. Sebab mereka sering kali angkuh dan merasa diri mereka mampu melakukan segala sesuatu.

Di sisi lain, kata junud dapat kita temukan pula dalam surah al-Muddatsir ayat ke-31 yang berbunyi, dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Imam Ibn Katsir menafsirkan, tiada seorang pun yang mengetahui jumlah mereka dan berapa banyaknya mereka kecuali hanya Allah, agar tak ada yang memiliki dugaan, bahwa mereka berjumlah sembilan belas malaikat saja.

Baca Juga  Meneladani Dakwah Syekh Ali Jaber

Ulama sepakat, bahwa tentara Allah adalah semua makhluk-Nya yang senantiasa bertasbih dan menjadi penolong-penolong Allah atas izin-Nya. Jika pada masa Nabi Muhammad, tentara Allah adalah para malaikat yang menolong kaum Muslim dalam peperangan, maka salah satu tentara Allah pada masa sekarang adalah manusia yang membantu saudaranya yang lemah dan kesusahan, menjalin persaudaraan, serta selalu menebar kebaikan baik dalam ruang publik, maupun domestik.

Sejumlah berita simpang siur yang menyatakan segala hal terkait tentara Tuhan, harus benar-benar dipastikan sebelum ditelan. Deklarasi jundullah oleh Erwan Sa’ad dan jemaahnya di Kabupaten Bandung Barat adalah bentuk semangat beragama tanpa dibarengi dengan pengetahuan yang mumpuni. Tentara Allah tak butuh deklarasi. Ia adalah apresiasi dari Tuhan, karena berjasa memberikan pertolongan, melawan kedzaliman dan kebatilan. Video yang merupakan salah satu dari 50 video hijrah dan jihad dalam akun Youtube Erwan Bapak tersebut barangkali diunggah, hanya untuk mendapatkan jumlah penonton yang melimpah, tanpa mengetahui Jundullah yang sebenarnya.

Tak terelakkan, pesatnya laju digital acap kali membuat segelintir penggunanya tak waras. Menyatakan dan menggaungkan sesuatu yang seharusnya  tidak butuh dinyatakan atau sedikit membelokkan interpretasi ajaran barangkali dapat menghilangkan sedikit dahaga popularitas. Namun, akibat yang mau tidak mau diterima oleh kalangan Muslim awam adalah pemahaman yang tercemar.

Dengan demikian, demi menjernihkan kembali pemahaman dasar ajaran Islam, kita perlu mengetahui makna jundullah yang sejati dan menyebarkannya. Meningkatkan kualitas konten keislaman di posisi pertama dan menambah jumlah subscriber dan viewer di posisi kedua, sejalan dengan misi Jundullah sesungguhnya, menolong orang lain agar tidak tenggelam dalam kekeliruan.[]

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.