Gus Dur, Guru Hak Asasi Manusia

KolomGus Dur, Guru Hak Asasi Manusia

Jasanya yang selalu diingat seluruh kalangan masyarakat, KH. Abdurrahman Wahid ternyata meninggalkan jejak warisan yang tak dapat dilupakan. Ulama kharismatik yang akrab dipanggil Gus Dur ini adalah seorang tokoh panutan semua manusia. Peninggalan karakter terpujinya yang membela hak warga, patut diacungi jempol dan beri penghargaan pahlawan bangsa. Selain dijuluki sebagai bapak toleransi, dia pula layak mendapat panggilan pahlawan pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) untuk rakyat yang tertindas dan termarjinalkan. Dari sini, dia pantas memikul gelar, guru HAM Indonesia.

Masyarakat yang mengingat kebaikan Gus Dur, menganggap jiwa Gus Dur masih bersamanya. Saat ini, bapak toleransi itu seakan-akan masih hidup menemani perjuangan HAM di negeri ini. Salah satu kebaikan Gus Dur, yakni menghilangkan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa. Melalui Inpres No 6 Tahun 2000 dan mencabut Inpres No 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China. Pada masa Orde Baru, orang takut beribadah di klenteng dan melakukan acara budaya Tionghoa lain. Namun, sejak pemerintahan Gus Dur, tahun baru Imlek diperingati disertai pertunjukan barongsai setiap tahunnya.

Kebaikan Gus Dur seperti debu yang dihembus angin hingga tersebar ke penjuru negeri, sampai menuju ke bumi cendrawasih. Gus Dur mempunyai cara dalam mewujudkan perdamaian di Papua. Saat itu, Gus Dur bersedia mengakomodasi keinginan masyarakat Papua untuk mengubah nama Provinsi Irian Jaya menjadi Papua. Selain itu, Gus Dur pula pernah mengizinkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengibarkan bendera Bintang Kejora, tetapi dengan syarat tidak boleh lebih tinggi dari bendera Merah Putih.

Sedangkan pemikiran Gus Dur tentang HAM adalah ketika dia membuka paradigma baru. Dia ingin memperlakukan setiap orang sama di muka hukum tanpa membedakan latar belakangnya. Gus Dur adalah manusia yang memanusiakan manusia. Selain itu, ibarat sebuah buku, Gus Dur telah banyak diamati dan ditafsirkan oleh sejumlah orang, bahkan buku-buku tentang Gus Dur banyak dijumpai di beberapa gerai dan perpustakaan.

Kehidupan Gus Dur selalu membawa sisi positif bagi sesamanya. Ketika menjadi Presiden ke 4, hal baik yang muncul adalah naiknya posisi pesantren saat itu. Semua itu tak lepas dari dirinya yang alumnus pesantren. Oleh sebab itu, nilai dan tradisi pesantren masih melekat mewarnai perilakunya. Mulai dari kesederhanaan sampai dengan kebijakannya yang masih berorientasi pada kerakyatan, yang mengandung nilai-nilai kepesantrenan. Pemikiran Gus Dur tak lain adalah pandangan dari dunia pesantren.

Baca Juga  Sejarah Kementerian Agama

Di samping itu, dalam sejarahnya, cikal-bakal konsep HAM telah ada sejak tahun 1215. Ketika kekuasaan Kerajaan Inggris dipimpin oleh Raja John yang berperilaku semena-mena pada rakyatnya. Kemudian, para Baron menentang dan memaksa sang Raja untuk menandatangani sebuah perjanjian yang menjadi awal mula dari perlindungan manusia atas martabatnya, yaitu Magna Charta. Singkat cerita, Sampai pada tahun 1948 muncul Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Universal Tentang Hak Asasi Manusia) yang digagas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melindungi ketertiban dunia berdasarkan atas kemanusiaan.

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia dengan tidak melihat asal usul, mengakar dan tidak dapat diambil dengan cara maupun kondisi apapun. HAM sejatinya sudah tertanam pada manusia sejak mereka masih berada di dalam kandungan. Seiring kemajuan zaman, HAM berkembang secara kultural dengan melihat berbagai aspek nilai-nilai yang tidak terlepas dari garis batas satu agama.

Sementara itu, masih banyak kebaikan Gus Dur yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Mulai dari membela kelompok Islam minoritas dan kelompok agama minoritas tertentu. Gus Dur mempunyai cita-cita ingin membangun Indonesia baru yang damai tanpa prasangka dan bebas dari kebencian. Keberhasilan dan kepedulian Gus Dur dalam membela kelompok minoritas di negeri ini akan selalu dikenang. Sepak terjang Gus Dur tidak dapat diragukan lagi dalam membela sesama manusia.

Dengan demikian, Gus Dur memang patut dijuluki sebagai guru Hak Asasi Manusia. Gus Dur mengajari kita untuk menghargai satu sama lain dan menahan diri dari segala macam emosi diri. Pembelaan Gus Dur terhadap HAM terus ia perjuangkan sampai dia sering dan rela dihujat oleh kelompok-kelompok tertentu yang iri dengan perjuangan Gus Dur. Sebagai manusia, ia tak luput dari kekurangan. Namun, untuk memperjuangkan kedamaian antar bangsa dan warga negara, Gus Dur mempunyai komitmen yang tinggi. Semoga kebaikan Gus Dur mendapatkan ganjaran besar di akhirat kelak. Aamiin. 

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.